EXTRA PART 1

71 8 11
                                    

Seorang perempuan tengah menunggu sahabatnya yang kini katanya akan pulang ke negara kelahirannya. Sesekali ia melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya dengan wajah yang murung.

"Kenapa lama banget sih, kapan dia sampai?" gumamnya.

Saat melihat banyak orang yang keluar dari pesawat, sontak senyuman manis terlukis dibibir merahnya. Ia sangat tidak sabar bertemu dengan sosok perempuan yang tidak ia temui selama 2 tahun. Dulu mereka hanya bisa berkomunikasi lewat handphone saja, tapi sekarang mereka akan bertemu lagi setelah sekian lama.

Suara derap langkah kaki serta suara roda koper terdengar mendekati Orline. Sosok itu adalah sosok yang sangat Orline rindukan setiap harinya.

Orline berlari lalu memeluk perempuan yang kini berdiri dihadapannya. Perempuan itu adalah Helcia, sahabat semasa SMA nya hingga saat ini.

"Gua kangen," lirih Orline memeluk kencang tubuh Helcia.

"Lama tidak bertemu, Orline," ucap lembut Helcia membalas pelukan Orline.

Orline merenggangkan pelukannya. Ia menatap Helcia dengan mimik wajah yang berbinar.

"Apa kabar?"

"Baik."

"Gua masih enggak nyangka, akhirnya kita bisa ketemu lagi setelah 2 tahun enggak ketemu, dan lo banyak berubah, Hel," ucap gembira Orline.

Helcia tersenyum. "Benarkah? Apanya yang berubah?"

"Penampilan lo, Hel. Lo kelihatan lebih dewasa, dan aura kecantikan lo tuh bertambah, pantes aja Elfrey mau langsung cepet-cepet nikah sama lo," ucap Orline tertawa kecil.

Sontak pipi Helcia merona mendengar perkataan Orline. Benar yang dikatakan olehnya, Helcia pulang ke Indonesia untuk menikah dengan Elfrey yang dua hari lagi akan dilaksanakan.

"Jangan gitu, Lin. Gua malu," cicit Helcia.

"Lo malu kenapa, Hel? Kan gua bener," ucap Orline tertawa.

"Udah, jangan dibahas. Btw, lo udah ketemu yang lain?"

"Belum, gua sibuk hehe. Lebih tepatnya, sibuk menghindar. G-gua males aja ketemu mereka, canggung," ucap Orline lesu.

"Pasti yang lo maksud itu, Abyankan? Udahlah, bilang aja lo canggung buat ketemu lagi sama Abyan, bukan sama yang lain," ucap Helcia.

"Ish, Hel! Mau gimana lagi, gua masih malu mau ketemu sama dia." Orline menghembuskan nafasnya sembari mengerucutkan bibirnya.

Helcia menangkup kedua pipi perempuan didepan. Ia terkekeh melihat wajah yang sama sekali tidak banyak berubah, hanya saja Orline sudah mulai berdandan sekarang. Namun, poni dirambutnya masih saja ia pertahankan.

"Lo masih ada perasaan sama, Abyan?" tanya Helcia menaikan satu alisnya keatas.

"Begitulah, susah buat melupakan dia. Semakin gua ikhlas, semakin juga hati gua menginginkan dia."

"Sabar aja, semua ada prosesnya."

"Iya, gua tahu itu."

Orline merangkul bahu Helcia dari samping. Ia tersenyum menunjukkan deretan gigi rapihnya.

"Untuk sekarang, fokus aja dengan acara pernikahan lo. Gua ikut bahagia, sahabat gua ini sebentar lagi akan menjadi istri orang, enggak nyangka gua," ucap Orline tertawa.

"Itu pujian atau ejekan?" tanya Helcia cemberut.

Orline semakin dibuat tertawa karena melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Helcia. "Utututu, sahabat aku ngambek."

Radexs Gang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang