BAB 3: Ayo Perbaiki Semuanya

94 29 21
                                    

"Jangan pernah mengucapkan bahwa aku harus bersabar. Anakku hancur dan berantakan saja, aku masih bisa bersabar untuk menguatkannya bahwa dunia tak sekejam itu" _Sinta Nerra Anggara.

🥀🥀🥀

Pagi ini Renda berangkat sekolah tidak bersama inti Cariozz, Karena sebelumnya Renda sudah menghubungi mereka semua untuk tidak datang ke rumahnya terlebih dahulu dan langsung saja ke sekolah, Renda takut merepotkan mereka semua karena harus menjemputnya terlebih dahulu.

Renda menuruni anakan tangga untuk sarapan terlebih dahulu, mengingat Sinta sudah beberapa kali memanggilnya namun Renda belum menyahut sama sekali. Setelah sampai di meja makan, cowok itu langsung mendudukkan dirinya sendiri di samping Reva adik nya.

Reva pun menengok lalu dengan sigap mengambil roti dan di taruh di piring kakaknya, "makan," titah Reva. Ah, adiknya ini sangat perhatian kepadanya. Walaupun Renda sering sekali usil dengan Reva tapi adiknya ini selalu peka.

Tangan Renda terangkat mengusap puncak kepala Reva sayang. Renda sangat menyayangi Reva dan tak akan pernah membiarkan adiknya ini terluka sama sekali. Renda itu sama seperti Varel yang selalu meratukan adiknya. Dari arah yang sedikit jauh Sinta berjalan ke arah kedua anaknya sambil membawa dua susu, Sinta selalu memberikan kedua anaknya gizi yang cukup. Itu karena Sinta tidak mau jika kedua anaknya sakit, Sinta akan selalu menjaga kesehatan mereka termasuk menyuruhnya berolahraga setiap hari libur.

Setelah sampai di meja makan Sinta langsung memberikan segelas susu itu kepada Reva dan juga Renda, "jangan lupa di minum," titah Sinta. Setelah itu ia pun duduk di hadapan Renda. Namun baru saja Sinta duduk anak sulungnya ini langsung meminum susu yang di berikan nya tadi sampai susu itu habis tak tersisa.

"Bunda, Renda pergi dulu," pamit Renda pada Sinta.

"Mau kemana?" Tanya Sinta.

"Senja pasti udah nungguin Renda, Bun. Jadi Renda harus cepet jemput dia," Sinta begitu terkejut saat anak sulungnya ini memanggil nama Senja. Hati Sinta nyeri saat itu juga, ternyata Renda masih belum ikhlas dengan kepergian Senja.

Sinta pun bangkit berdiri dan menghampiri Renda. Lalu menyuruh anak sulungnya ini untuk kembali duduk, tangan Sinta tergerak merapikan rambut Renda yang sedikit berantakan. Setelah itu Sinta memeluk tubuh anaknya, "Renda, Senja kan udah nggak ada. Dia udah pergi ninggalin Renda," ucap Sinta halus tak mau menyakiti hati anaknya. Walaupun kenyataannya memang begitu.

"Nggak Bunda. Senja udah nungguin Renda, kemarin Senja telpon Renda katanya suruh jemput dia," Sinta semakin mengeratkan pelukan itu. Hati Sinta nyeri, Senja bukan hanya meninggalkan anaknya tapi Senja juga sudah membuat mental anak nya rusak.

"Senja udah pergi. Abang ikhlas ya?" Kata Sinta meyakinkan Renda bahwa Senja sudah tidak ada disini lagi.

"Senja masih ada, Bunda. Senja enggak pergi, dia masih ada disini... Bareng Renda," air mata Sinta luruh saat itu juga. Sakit rasanya ketika salah satu anaknya hancur seperti ini. Ibu mana yang tidak sakit jika anaknya seperti ini, pasti semua ibu juga sama seperti Sinta.

Sedangkan Reva hanya diam tidak ikut pembicaraan Abang dan Bundanya itu. Reva juga sama seperti Sinta. Renda hancur, Abang nya hancur. Bukan hanya Senja yang telah meninggalkan nya tetapi juga Abang nya ikut meninggalkan nya. Reva bangkit dari duduknya ikut memeluk mereka berdua. Mereka sama-sama hancur, mereka sama-sama terluka karena di tinggal seseorang yang mereka sayangi.

Renda: The Lost Sky [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang