BAB 4: Berusaha Sembuh

86 27 12
                                    

"Mengikhlaskan tak semudah menerima. Namun meski begitu kita harus ikhlas untuk menerima semuanya." _Renda Anggara.

🥀🥀🥀

Renda mengendarai dengan kecepatan penuh untuk menuju sekolah. Meski terbilang masih pagi namun Renda giat datang walaupun jam masuk masih lama. Hanya butuh waktu tiga puluh menit Renda habiskan untuk mengendarai motornya. Saat ini Renda sudah sampai di gerbang sekolah bersama inti Cariozz kecuali Varel yang memang belum datang.

"Varel mana?" Tanya Renda pada mereka semua.

"Belum dateng," jawab Gibran. Renda hanya manggut-manggut lalu melihat ke arah gerbang, Varel baru saja sampai. Kedua tangan Renda dia masukkan ke dalam saku celana abu nya, tas nya ia sampirkan di bahu.

"Ngapain lo pada disini?" Cetus Varel setelah memarkirkan motornya di samping motor Renda.

"Nungguin lo lah!" Sarkas Gibran sedikit meninggikan suaranya.

"Kenapa gak masuk aja?" Masih dengan cetus nya.

Kenzo yang sedang berada di samping Gibran pun menepuk pundak cowok itu, "Gib udah. liat tuh mukanya si boss," ucap Kenzo sambil menepuk-nepuk pundak Gibran agar dia tidak terbawa emosi, "Ayok bos masuk." Kenzo merangkul pundak Varel dan mengelus-elus kepala Varel sampai cowok itu merasa jijik dengan perlakuan Kenzo.

Varel langsung melepaskan rangkulan itu dengan kasar, "nggak usah pegang-pegang juga kali!" Sentak Varel lalu setelahnya dia langsung meninggalkan mereka semua dan pergi dari sana untuk ke area kelas karena bel akan sebentar lagi berdering.

"Ih Lo mah marah-marah mulu," Andika pun angkat berbicara karena tidak habis pikir dengan sifat ketua nya.

Renda hanya bisa geleng-geleng kepala, tidak heran jika sikap sahabat nya itu seperti itu. "Ya Udah yok masuk," Ucap Renda menghentikan mereka semua. Cariozz memang membutuhkan Renda untuk menenangkan kondisi untuk sahabat-sahabat nya itu sedang bertengkar. Lalu setelah itu mereka semua pun mengikuti Varel dari belakang untuk pergi ke area kelas.

🥀🥀🥀

Sesampainya di kelas Renda langsung menaruh tasnya di meja nya lalu duduk di kursi dengan anteng. Sebelum masuk banyak sekali kaum hawa yang meneriaki anak inti Cariozz. Mereka sangat terlihat tampan terutama Varel yang selalu berjalan di depan dan tak lupa juga memasukkan kedua tangan pada saku celana abu.

Asal kalian tahu sebelum Cariozz terbentuk anak inti Cariozz memang sudah terkenal di seluruh SMA Bhintara, karena mempunyai visual yang cukup tampan. Dan juga ada empat inti yang mengikuti ekskul basket, sudah banyak kejuaraan yang mereka dapati dari sana. Sebab itu lah seluruh warga SMA Bhintara meminta jika mereka berempat membuat salah satu geng motor dan saat itu juga mereka setuju.

Angin berhembus dengan kencangnya, saat ini Renda sedang ada di rooftop sekolah. Tadi Renda merasa suntuk jika hanya duduk di kelas, karena bel sekolah belum juga berbunyi jadi Renda menyempatkan dirinya untuk duduk di tepi rooftop menikmati semilir angin.

"Ternyata lo disini," ucap seseorang dari belakang Renda. Renda pun menengok ke belakang melihat Varel yang berjalan ke arahnya.

Cowok itu memakai bandana berwarna hitam dengan ukiran lambang Garuda dan ukiran nama Cariozz. Varel mendekati Renda dan duduk di samping cowok itu. Hening. Seperti biasanya tidak ada pembicaraan apapun dari mereka berdua, hanya suara semilir angin saja yang menyelimuti mereka.

Renda: The Lost Sky [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang