BAB 9: Cariozz dan Blackcobra

52 18 2
                                    

Sekuat apapun lo tapi membawa senjata itu sama aja dengan pengecut_Varel Dirgantara.

🥀🥀🥀

Tanggal 15 akhirnya tiba juga dimana Cariozz dan Blackcobra akan bertarung karena satu orang. Sedikit cerita tentang rival Varel. Ketua Blackcobra yaitu Reyhan dulu adalah salah satu anggota Cariozz pada masa kelas sepuluh. Namun Reyhan keluar dari Cariozz saat mendengar bahwa adiknya yaitu Fania meninggal dunia. Entah dapat bukti darimana Reyhan tahu jika Varel lah yang membunuh adiknya itu, karena tidak terima Reyhan membuat sekumpulan remaja-remaja yang membenci geng Cariozz.

Reyhan selalu berbuat masalah dengan Varel dan inti Cariozz yang lain, dia selalu mengibarkan bendera peperangan. Sudah beberapa kali Varel mengajak Reyhan agar Cariozz dan Blackcobra berdamai tapi respon Reyhan bertolak belakang. Mau tidak mau dan Varel juga sudah lelah akhirnya perseturuan antara Cariozz dan Blackcobra terus berlanjut sampai sekarang.

Saat ini Renda sedang berada di markas Cariozz, membuat strategi untuk pertarungan nanti malam. Tanggal lima belas adalah tanggal dimana dua geng motor saling beradu jotos satu sama lain dan pada tanggal itu juga adalah tanggal dimana kematian Fania. Maka dari itu pada setiap tanggal lima belas Varel beserta yang lain harus melakukan pertarungan untuk memastikan geng mana yang lebih kuat.

Namun sejauh ini Cariozz lah yang selalu memenangkan pertandingan tersebut. Cariozz yang berjumlah 200 anggota dan Blackcobra yang berjumlah 400 anggota. Anggota Blackcobra memang lebih banyak daripada Cariozz tapi saat beradu jotos geng satu itu selalu saja membawa senjata untuk melumpuhkan lawan mereka. Lemah? Ya mereka memang lemah kalau tanpa membawa senjata untuk di bawa nya. Sedangkan Cariozz hanya membawa tangan kosong saja.

Namun karena ketekunan mereka yang selalu berlatih setiap hari membuat geng tersebut semakin kuat. Di tambah Varel yang selalu menyuruh anggota nya untuk tetap latihan takewondo, hanya untuk berjaga-jaga jika Blackcobra tiba-tiba menyerang.

"Gue mau kita menang," kata Varel dengan suara tegas nya. Rahang cowok itu keras artinya dia sedang marah. Jarang sekali Varel menunjukkannya kecuali memang sedang dalam pertarungan antar geng.

"SIAP BOS!!" jawab mereka semua serentak.

"Lumpuhkan semua lawan sampai nggak ada yang tersisa," kata Varel lagi memerintah mereka semua.

"Kita pasti menang," jawab Renda sambil menepuk pundak sahabat nya.

🥀🥀🥀

Di rumah keluarga besar Anggara Sinta duduk di ruang tamu. Entah kenapa tiba-tiba perasaan nya tidak enak seperti ada sesuatu yang akan terjadi. Naluri seorang ibu memang tidak akan pernah salah, seorang ibu bisa merasakan jika salah satu keluarga terjadi apa-apa.

Dari belakang Reva tiba-tiba datang dan memeluk Bundanya begitu erat, "kenapa bunda?" Tanya Reva. Reva pun duduk di samping Bundanya lalu kepalanya dia senderkan di dada Sinta.

"Enggak, dek. Bunda cuma khawatir aja sama Abang kamu," jawab Sinta.

"Abang enggak apa-apa, Bunda. Dia pasti baik-baik aja, itu mungkin karena Bunda cemas aja bang Renda kenapa-kenapa," jawab Reva menenangkan bundanya yang sedang gelisah.

Sinta mengecup puncak kepala anak bungsunya, mungkin benar ini hanya kecemasannya saja karena khawatir dengan Renda. Tangan Sinta tergerak mengelus rambut Reva sayang, ah anak bungsunya ini selalu saja bisa menenangkan hati Bundanya yang sedang gelisah. Ternyata Sinta berhasil membesarkan Reva dengan sebaik mungkin hingga pada akhirnya Reva selalu peka kondisi di sekitarnya. "Mungkin kali ya."

Renda: The Lost Sky [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang