BAB 26: Latihan Basket

32 9 13
                                    

Tak ada yang salah di antara kita, hanya saja ini adalah takdir yang sudah Tuhan rancang sampai memisahkan kita berdua dengan cara seperti ini_Renda Anggara.

🥀🥀🥀

Beberapa hari telah berlalu dan Varel sudah bisa melanjutkan aktifitas nya seperti biasanya. Saat ini anggota Cariozz sedang berkumpul di tengah lapangan melihat ke empat anggota inti bermain basket. Sekolah akan melaksanakan pertandingan basket, dan Varel selaku kapten basket di sekolah ini harus mempersiapkan semua anggotanya untuk terus berlatih agar skill mereka meningkat.

"Rel, lo yakin? Lo baru sembuh," ucap Renda sedikit khawatir dengan kondisi cowok itu. Sebab, Varel baru saja pulang dari rumah sakit dua hari yang lalu setelah penyerangan Blackcobra malam itu di markas. Selain itu, dia juga mendapatkan kabar dari Veronica bahwa kondisi ginjal Varel semakin tak memburuk, dan Varel tidak di haruskan menjalani aktivitas berat terlebih dahulu.

Varel tidak menyahut seakan pertanyaan itu hanya angin lalu yang tak harus ia jawab. cowok itu terus berlari sambil mendribble bola berwarna oranye. Varel meloncat dan melempar bola tersebut dan...

Brakk

Bola tersebut masuk ke dalam ring. Semua anggota Cariozz yang menonton itupun langsung bersorak heboh karena sang ketua telah memasukkan bola basket ke dalam ring. Sedangkan Renda hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu. Tanpa mau mempersalahkan itu lagi Renda pun ikut bergabung dan merebut bola berwarna orange tersebut dari tangan lawan mereka. Lalu ia berlari kencang ke arah ring lawan. Renda meloncat dan melempar bola tersebut sampai bola basket itu masuk ke dalam ring. Lagi dan lagi anggota Cariozz maupun anak lain bersorak kegirangan karena telah mendapatkan poin yang cukup besar.

Dari arah lantai dua sekolah Naisa berdiri sambil memperhatikan ke arah lapangan yang banyak murid lain menonton. Pandangan mata Naisa tertuju ke arah Renda yang berlari ke arah yang lain sambil menyugar rambutnya kebelakang. Naisa menelan ludahnya susah payah, jantung Naisa langsung berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya saat melihat Renda. Cowok itu terlihat sangat tampan meski di penuhi oleh keringat.

"DOR!" kata Sasya yang datang tiba-tiba dan itu membuat Naisa terperanjat kaget. Naisa mengelus dadanya menetralkan jantung nya yang tiba-tiba mendapatkan serangan mendadak.

"Sialan! Ngapain lo ngagetin gue anjir!" Kata Naisa sedikit meninggikan suaranya. Sedangkan respon Sasya hanya menyengir sambil mengangkat kedua tangan membentuk V.

"Ya abisnya lo terlalu fokus sama Renda, jadi gue kagetin aja, sorry," kata Sasya merasa bersalah. Naisa memutar bola matanya malas lalu pergi meninggalkan Sasya, "lah tuh bocah malah pergi, SA! TUNGGUIN GUE!" teriak Sasya sambil mengejar Naisa yang sudah jalan lebih dulu.

🥀🥀🥀

Di kelas XI IPS 3 Naisa duduk di kursinya memegang buku di tangannya, di sampingnya tak lupa juga ada Sasya yang sedari tadi mengikuti nya.

"Sa, maafin gue lah. Masa lo tega nyuekin sahabat lo yang cantik ini," oceh Sasya membujuk Naisa agar bisa memaafkan nya karena perihal tadi. Naisa tetap diam tidak membalas ucapan Sasya tadi. Sebetulnya Naisa tidak marah hanya saja dia ingin mengusili Sasya. curang memang, namun ini untuk bukti balas karena tindakan tadi.

"Sa, ayolah. Masa gitu doang lo marah sama sahabat lo ini," kata Sasya masih membujuk Naisa agar mau memaafkannya.

"Berisik, Sya," Naisa pun bangkit dari duduknya karena merasa telinga nya sudah panas mendengar ocehan Sasya yang tak ada habisnya. Namun saat baru saja Naisa melangkahkan kakinya keluar tiba-tiba Naisa tidak sengaja menubruk seseorang karena tali sepatunya tidak terikat.

Renda: The Lost Sky [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang