Akan ada kata selamat tinggal di setiap pertemuan, dan jika masa itu sudah tiba selamat tinggal adalah kata perpisahan yang sering terucapkan_ Renda Anggara.
🥀🥀🥀
Setelah kejadian penembakan itu saat ini Renda dan juga yang lain sedang ada di sebuah rumah sakit yang membawa Varel. Saat ini Renda sedang menunggu di depan ruang UGD sambil memperhatikan ke arah pintu menunggu seseorang keluar dari sana untuk memberi informasi mengenai kondisi pasien di dalam sana. Renda bersedekap, bulir air mata sudah menggenang di matanya. Banyak ketakutan yang saat ini Renda takutkan, Renda takut jika Varel akan pergi meninggalkan nya.
Sinta yang melihat anaknya hanyadiam itu pun langsung menghampiri Renda, membawa Renda dalam dekapannya. Saat Sinta memeluk tubuh anak sulungnya ini Sinta bisa merasakan bahwa Renda sedang menangis terlihat dari pundaknya yang bergetar.
Tangan Sinta tergerak mengelus punggung anak sulungnya, buliran air mata mulai muncul begitu saja tanpa permisi. Hati Sinta sangat sakit melihat anaknya seperti ini, "Varel pasti enggak apa-apa, Bang," ucap Sinta berusaha menenangkan Renda bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Bukannya menghentikan tangisannya Renda mengeratkan pelukan itu dan Sinta bisa merasakan bahwa Renda semakin menangis. Setelah itu Sinta pun melepaskannya dan mengusap surai Renda, meski air matanya terus-menerus mengalir tapi sebisa mungkin Sinta paksakan untuk tersenyum.
"Enggak apa-apa. Semuanya akan baik-baik aja, Varel pasti akan sembuh," ucapnya lagi masih menenangkan Renda.
"Semoga aja kata bunda bener bahwa lo nggak akan kenapa-napa," batin Renda.
🥀🥀🥀
Dari balik dinding Naisa sedari tadi memperhatikan Renda. Bohong jika Naisa tidak merasa kasihan kepada Renda, Naisa tahu bahwa saat ini Renda sedang hancur, Naisa tahu bahwa salah satu yang membuat cowok itu hancur adakah dirinya. Merasa bersalah? Ya, Naisa merasa bersalah karena telah meninggalkan Renda di saat cowok itu sedang terpuruk. Tapi Naisa tidak mempunyai pilihan lain lagi selain ini untuk menjaga mereka semua agar tidak terluka satu pun, terutama Renda.
"Maaf Ren, maaf karena aku telah mengingkari janji itu. Aku melakukan ini untuk kebaikan kamu juga," monolog Naisa. Bendungan air dari mata Naisa sudah tak bisa gadis itu tahan lagi. Akhirnya air mata itu pun meluncur tanpa permisi membasahi pipi Naisa.
"Aku takut jika kamu masih bersama aku akan banyak korban yang akan berjatuhan, dan aku nggak mau mereka jadi korban atas keegoisan aku," lanjutnya. Tangan Naisa mulai merogoh saku Hoodie, ia menggenggam sebuah flashdisk salinan sebelum memberikan flashdisk lain pada Raga kala itu.
"Semoga dengan ini bisa membantu pencarian kamu menemukan siapa pelaku yang sudah membunuh Senja," Naisa mengalihkan arah pandang menuju Sinta yang memeluk tubuh rengkuh Renda.
"Semoga kamu bisa menemukan keadilan untuk Senja, Ren," setelah mengatakan itu Naisa langsung pergi dari sana agar Renda dan yang lain tidak mengetahui keberadaan nya bahwa ia juga di tempat yang sama.
🥀🥀🥀
Di kantor polisi. Pria berbaju serba hitam kini tengah duduk di depan Diana pelaku yang sudah menembak Varel tadi. Pria itu menatap tajam Diana membuat perempuan yang ada di depannya merasakan ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renda: The Lost Sky [REVISI]
Teen FictionHidup dalam keluarga cemara dan banyak teman tak memastikan jika kebahagiaan datang. Renda Anggara seorang remaja yang memang beruntung dalam dua hal itu namun tidak dengan percintaannya. Renda di tinggal oleh pacarnya karena orang yang dia cintai d...