BAB 31: Ada Rasa?

25 10 24
                                    

Perempuan itu harus di jaga sebaik mungkin jangan sampai kehormatannya hancur dan tugas laki-laki yaitu menjaga perempuan_Renda Anggara.

🥀🥀🥀

Suasana kelas cukup ricuh tapi tidak dengan pikiran Renda yang sepi. Gibran yang melihat Renda diam saja langsung menghampiri wakil ketuanya itu. Dia menepuk pundak Renda pelan dan itu membuat lamunan Renda seketika buyar begitu saja.

"Masih mikirin Kiara?" tanyanya karena tahu dengan situasi yang saat ini Renda sedang alami. "Jangan terlalu di pikirin, kita bakal bantu cari Kiara sampai ketemu," lanjutnya.

"Lo tau kalau Kiara kunci dari semuanya kan?" Gibran hanya diam tak menyahut ucapan Renda. Memang benar Kiara adalah kunci yang dari semua masalah yang Renda alami. Kiara juga adalah kunci siapa pelaku yang sudah membunuh kekasihnya. Renda tidak rela kalau Kiara juga akan ikut pergi seperti Senja. Jika kehilangan Kiara itu sama saja kehilangan kuncinya.

"Gue tau. Tapi lo harus nenangin pikiran lo, Varel pasti akan mengerahkan semua anggotanya untuk membantu mencari Kiara begitupun anggotanya Pasya pasti akan ikut mencari jadi lo tenang aja," kata Gibran dengan nada rendah. Pikiran Renda saat ini sedang kalut masalah terus datang ke kehidupan Renda, bahkan peneror yang waktu itu juga kembali meneror keluarganya.

Cowok itu bangkit dari duduknya lalu keluar kelas sedangkan Gibran hanya memperhatikannya saja begitupun dengan Gilang yang sedari tadi mendengar percakapan antara Gibran dan Renda. Gilang melirik Varel yang sibuk dengan benda pipih di tangannya.

"Bos, lanjutkan pencarian?" tanya Gilang pada Varel. Seketika Varel yang sibuk bermain game pun menghentikan aktivitas nya.

"Lanjut," jawab Varel dan langsung di angguki oleh Gilang. Setelah mengatakan itu Varel pun keluar dari dalam kelas untuk ke tempat biasa. Rooftop.

🥀🥀🥀

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu dan saat ini Renda sedang duduk di kursi taman belakang sekolah dengan buku yang berada di tangannya. Sudah menjadi hal biasa bagi Renda untuk menghabiskan waktu lapang sebelum masuk kelas dengan membaca buku, menurut Renda buku adalah dunia nya.

"Sendirian aja?" tanya seseorang. Sontak Renda pun mendongakkan kepalanya menatap orang yang bertanya nya.

"Iya. Duduk Sa," jawab Renda sambil menepuk kursi di sisinya.

"Enggak apa-apa? Nanti para penggemar lo liat gimana?" tanya Naisa. Ya, Renda bukan sembarang disini dia mempunyai banyak penggemar yang menyukainya. Naisa merasa was-was jika ada penggemar Renda yang melihatnya.

"Nggak usah mikirin mereka," jawab Renda lagi. Naisa memberanikan dirinya sendiri untuk duduk di samping Renda, sebelum nya Naisa melihat ke sana-kemari melihat sekeliling aman atau tidak.

Di tengah kegugupan nya tiba-tiba Renda menyodorkan coklat Silverqueen ke hadapan Naisa. Naisa yang mendapatkan itu pun merasa jantungnya sudah tidak aman lagi jika berada di dekat Renda.

"I-ini apa?"

"Coklat."

"B-buat?"

"Buat lo."

Deg

Atmosfer di sekeliling Naisa tiba-tiba hilang begitu saja, Naisa merasa dadanya sesak. Gadis itu meneguk saliva nya susah payah tenggorokan tiba-tiba tersekat. Karena tak kunjung mendapatkan coklat itu akan di ambil atau tidak Renda pun meraih tangan Naisa lalu menaruh coklat itu di tangan Naisa. Jantung Naisa kembali berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya saat Renda menggenggam tangan Naisa.

Renda: The Lost Sky [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang