Sebaik-baiknya lelaki pasti akan menghancurkan hati perempuan juga_Renda Anggara.
🥀🥀🥀
Suasana gymnasium cukup ramai dengan sorakan warga sekolah yang menyaksikan pertandingan basket antara tim senior dan junior. Banyak sorakan yang mendukung tim Varel maupun tim lawan, selain itu banyak juga sorakan yang memuji ketampanan keempat inti Cariozz yang mengikuti ekskul basket. Di lapangan sana Varel sedang menggiring bola sambil berlari untuk memasukkan bola berwarna orange itu masuk ke dalam ring. Namun di hadapannya tiba-tiba ada anggota lawan yang menghadang.
"REL! LEMPAR SINI!" mendengar teriakan Andhika cowok itu langsung melompat dan melempar bola yang berada di tangannya kepada Andhika. Dengan sigap Andhika pun langsung menangkap bola tersebut lalu lari sekencang mungkin menuju ring.
Brakk
Dengan satu lompatan Andhika berhasil memasukkan bola tersebut ke dalam ring. Andhika pun langsung berlari kencang ke arah teman-temannya bergembira.
"Keren lah!" Seru Rifki salah satu anggota junior di Cariozz.
"Keren bossku!" Timpal Zikra.
"Pertandingan di mulai," kata Gio bersuara. Suara peluit pun berbunyi pertanda pertandingan belum usai. Mereka semua bersiap-siap di tempat nya masing-masing menjaga ring mereka agar tidak ada seseorang pun yang bisa memasukkan bola ke dalam ring.
Renda menghadang tim lawan yang sedang mendibble bola basket dengan gerakan cepat Renda pun mengambil ahli bola tersebut ke tangannya lalu berlari sekencang mungkin menghiraukan tim lawan yang terus menghadangnya. Setelah sampai di depan ring Renda melompat dan melempar bola tersebut ke atas.
Sorakan kembali menggema setelah Renda berhasil memasukkan bola itu lagi. Lagi dan lagi tim Varel mendapatkan poin. Tim lawan berdecak karena mereka telah kalah melawan tim senior mereka. Pertandingan pun selesai, Varel menghampiri junior nya lalu menepuk pundaknya.
"Latihan, gue yakin kalian bisa," kata Varel dengan nada dinginnya.
"Iya Bang," jawab Geri.
Renda melangkahkan kakinya menghampiri Varel dan juga Geri, "kita bakal latih kalian, jadi jangan khawatir," saut Renda. Geri hanya mengangguk lalu pergi dan berjalan ke arah teman-temannya.
"Besok cuci darah lo, gue temenin."
"Hm," jawab Varel dengan dehaman.
🥀🥀🥀
Suasana lorong begitu sepi karena sebagian warga sekolah sedang ada di gymnasium menonton pertandingan basket. Di saat yang lain berbondong-bondong menuju tempat itu tapi tidak dengan Naisa yang masih tenang di dalam kelas seolah tak mau menonton itu. Namun karena merasa bosan di dalam kelas sendirian Naisa pun keluar dari dalam kelas. Sasya? Jangan di tanya keberadaan dia, sudah pasti dia ikut serta menuju gymnasium untuk melihat Gio yang sedang bermain basket.
"Ck!" Naisa berdecak sebal karena sedari tadi gadis itu menghubungi Sasya tapi masih belum ada jawaban apapun dari sang empu. Naisa pun berjalan ke arah gymnasium untuk menarik Sasya keluar dari sana.
Namun belum sampai di gymnasium Naisa bertemu dengan Renda di depan sana. Penampilan Renda cukup membuat hati Naisa berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Baju seragam putih yang di biarkan terbuka memperlihatkan kaos berwarna hitam dan rambutnya yang masih basah karena keringat. Renda mengibaskan rambutnya ke belakang dan itu membuat Naisa sesak napas begitu melihat Renda dengan ketampanannya yang tak main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renda: The Lost Sky [REVISI]
JugendliteraturHidup dalam keluarga cemara dan banyak teman tak memastikan jika kebahagiaan datang. Renda Anggara seorang remaja yang memang beruntung dalam dua hal itu namun tidak dengan percintaannya. Renda di tinggal oleh pacarnya karena orang yang dia cintai d...