BAB 37: Dalang Dibalik Dalang

27 12 8
                                    

Setiap kejahatan mempunyai pelaku, dan setiap pelaku harus mendapatkan hukuman setimpal dengan apa yang telah di lakukan nya_Rama Anggara.

🥀🥀🥀

Pintu utama rumah ini terbuka dengan begitu lebar menampakkan seorang remaja laki-laki yang berdiri di tengah menatap seluruh ruangan ini. Tak lama laki-laki itu pun mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, tiba-tiba lampu pun menyala dengan sendirinya dan laki-laki itu melihat seorang pria yang menuruni anakan tangga.

David Siagian. Mungkin banyak orang yang mengenal dengan nama ini karena pernah gempar pada masanya saat ia di turunkan jabatan oleh perusahaan keluarganya sendiri hanya untuk satu klien yang membuat saham di perusahaan itu berkembang pesat seiring berjalannya waktu. David di depak dari perusahaan nya sendiri karena ayahnya memilih untuk menyingkirkan nya dari perusahaan agar tetap berjalan dengan lancar. Begitupun dengan keuangan nya yang akan semakin meningkat.

Saat itu David marah dan tidak terima dengan keputusan sang ayah untuk menyingkirkan nya dari perusahaan yang sudah jelas-jelas berkembang pesat sebelum datangnya klien tersebut. David yang membesarkan perusahaan keluarganya dengan sekuat tenaga dan menghabiskan waktu bersama dengan keluarga nya sendiri.

Pria itu menghampiri nya lalu berdiri di hadapannya, "kerja yang bagus Bastian. Papa suka dengan kerja kamu," ucap nya.

"Bastian sudah menuruti perintah papa, jadi stop bertindak kayak gini lagi!" sarkas nya. Pria yang di sebut papa itu hanya bisa tertawa.

"Papa akan menghentikannya, tapi bukan sekarang," jawab nya. "Apa kamu lupa? Apa yang mereka perbuat terhadap kita? Kamu lupa itu?"

"Tapi tindakan papa keterlaluan! Banyak korban yang akan berjatuhan!" sarkas Bastian. David menghampiri anak sulungnya lalu menepuk pundak Bastian dan mencengkram pundak nya dengan keras. Bastian pun meringis kesakitan saat tangan kekar itu semakin kuat.

"Jika kamu tidak mau celaka, maka turuti apa yang di perintah papa agar kamu selamat," bisiknya lalu berlalu pergi dari sana. Bastian hanya diam mencerna kalimat yang terlontarkan oleh papa nya sendiri.

Bastian tidak menyangka bahwa papa nya sendiri sekejam ini kepada orang, dendam atas kejadian itu masih belum bisa di redakan. Dan sekarang papa nya sendiri menyuruh anak kandungnya untuk membalaskan dendamnya. Kejam.

🥀🥀🥀

Di ruang tamu yang cukup besar ini sedang di singgahi oleh dua orang berbeda jenis kelamin yang duduk dengan beberapa buku di hadapan mereka. Sepulang tadi mereka langsung memutuskan untuk pergi ke rumah Anggara, mengerjakan tugas kelompok bersama.

Wajah ceria Reva kini tak sama seperti biasanya, bagaimana tidak? Kelima manusia yang biasa menuturi nya juga satu kelompok dengan nya, dan itu membuat mood Reva seketika hancur saat itu juga. Padahal Reva sudah senang karena bisa satu kelompok dengan cowok yang ia sukai.

"Don't frown like that," ucap Yonji mengeluarkan suara setelah sekilas melihat raut wajah Reva yang cemberut. Meski mengucapkan itu tapi tatapan Yonji tetap mengarah pada buku yang sedang di tulisnya.

"Tau ah, bete!" jawab Reva bersedekap di depan dada. Sedangkan Reygan yang duduk di samping Reva hanya bisa diam, melihat tingkah lucu Reva. Seketika Reygan merasakan ada gejolak-gejolak di dalam dirinya.

Yonji bangkit dari duduknya lalu kembali duduk tepat di samping Reva. Cowok itu merogoh saku jaketnya lalu mengeluarkan coklat Silverqueen dan memberikan coklat tersebut ke hadapan Reva.

Renda: The Lost Sky [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang