Setiap aksi memiliki rencana dan setiap rencana memiliki pelaku_Renda Anggara.
🥀🥀🥀
Suasana di gedung outdoor cukup sepi karena masih jam pelajaran. Renda beberapa kali memantulkan bola berwarna orange itu ke tanah dan sesekali memasukkan bola tersebut ke dalam ring. Renda mengangkat bola tersebut tinggi-tinggi sambil melihat ring di depannya. Setelah menemukan titik nya tepat sasaran Renda meloncat dan memasukkan bola tersebut ke dalam ring.
Cowok itu pun langsung mengambil bola nya kembali lalu mendribble bola tersebut sambil berlari tidak lama Renda kembali memasukkan bola itu lagi masuk ke dalam ring. Setelah di rasa capek Renda pun mulai mendudukkan dirinya dengan kaki yang di luruskan. Ketukan suara langkah kaki terdengar dari pintu masuk gedung ini, Renda tidak menengok membiarkan orang itu mendekatinya.
Brakk
Orang itu melempar sesuatu ke arah Renda lalu benda itu pun di tangkap langsung oleh sang empu. Sebuah kotak. Tanpa membuang waktu lagi Renda pun langsung membuka kotak tersebut untuk melihat benda yang ada di dalamnya.
"Jaga-jaga," ucapnya. Renda pun menengok lalu melihat Gio yang berdiri dengan wajah datarnya. "Dari Rakha," ucap nya lagi setelah itu ia pun pergi dari sana meninggalkan Renda.
Renda tersenyum smirk, ia sangat berharap bahwa akan ada keajaiban untuknya agar bisa menemukan siapa pelaku di balik semua ini. Mulai dari bukti-bukti yang hilang, dan teror yang Renda alami, "siap-siap," kata Renda dengan suara pelan. Renda pun bangkit berdiri untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu untuk kembali ke dalam kelas.
🥀🥀🥀
Sepulang sekolah Renda tidak langsung pulang ke rumah ataupun ke markas. Cowok itu melajukan motor besarnya ke arah TPU dimana tempat peristirahatan terakhirnya Senja. Sebelum kesini Renda menyempatkan terlebih dahulu untuk membeli bunga mawar putih kesukaan Senja dan menjadikan bunga itu sebagai buket, lalu setelahnya baru Renda pergi ke sana.
Sesampainya di depan TPU Renda langsung memarkirkan motor kebesaran nya lalu membuka helm yang ia kenakan. Renda meraih tas hitam nya dan mengambil buket bunga mawar putih yang memang sengaja ia taruh di dalam tasnya. Setelah bunga tersebut di tangannya baru Renda melangkahkan kakinya masuk ke dalam TPU.
"Aku datang.... Senja," ucap Renda.
Cowok itu berjalan mencari tempat di mana makan Senja. Setelah menemukannya Renda langsung berjongkok dan menaruh buket bunga tersebut di atas makan Senja. Tangan Renda bergerak lalu mengusap batu nisan yang bertuliskan nama Senja Vianka Janeswara. Jika kehidupan bisa di ulang kembali Renda berjanji akan menjaga Senja dengan semampunya. Renda berjanji untuk terus membahagiakan Senja tanpa tahu arti dari kata luka. Jika memang benar ada janji-janji itu akan Renda tepati. Namun sayangnya waktu tidak bisa di ulang kembali, hanya penyesalan yang Renda terima.
"Nja, aku kangen kamu, aku hancur tanpa kamu," lirih Renda. Pelupuk mata Renda mulai mengeluarkan air namun sebisa mungkin Renda menahan air mata itu agar tidak keluar kala itu juga. Sebab, Renda mengingat kenangan nya bersama Senja dulu saat dimana mereka berdiri di bawah guyuran hujan. Senja mengatakan bahwa Renda tidak boleh meneteskan air mata meskipun hanya setetes karena Renda adalah pahlawan nya, jika Renda menangis Senja pun juga ikut menangis.
Di bawah guyuran hujan yang cukup deras sepasang kekasih itu duduk di atas motor, bajunya yang basah kuyup tidak membuat mereka menghentikan laju motornya. sepasang kekasih itu membelah jalanan di bawah guyuran hujan yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renda: The Lost Sky [REVISI]
Teen FictionHidup dalam keluarga cemara dan banyak teman tak memastikan jika kebahagiaan datang. Renda Anggara seorang remaja yang memang beruntung dalam dua hal itu namun tidak dengan percintaannya. Renda di tinggal oleh pacarnya karena orang yang dia cintai d...