BAB 29: Sebenarnya Siapa?

26 10 21
                                    

Cinta mungkin bisa di cari tetapi kesetiaan pada lelaki tak bisa di cari_Renda Anggara.

🥀🥀🥀

Semburat cahaya masuk ke celah-celah jendela kamar membuat sinar matahari masuk kedalam kamar. Seseorang masih tidur di atas ranjangnya, silaunya matahari tak membuat nya terbangun dari tidurnya. Sampa ada seseorang yang menggedor pintu itu dengan kuat.

"BANG, BANGUN! ADA BANG VAREL SAMA TEMAN-TEMAN LO DI LUAR!" teriak Reva yang masih menggedor pintu yang terbuat dari kayu jati itu.

Sedangkan Renda yang masih memejamkan mata itupun langsung terbangun dari tidurnya karena mendengar suara teriakan adik laknatnya itu. Renda menggeliat di atas kasur lalu tangannya tergerak mengambil jam weker di atas laci. Cowok itu membuka kedua matanya lalu dia membelalak saat melihat waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Sontak Renda pun terbangun lalu melompat untuk pergi ke kamar mandi.

Selang beberapa menit Renda sudah siap dengan celana jeans berwarna hitam, kaos hitam, serta di baluti jaket kebanggaan Cariozz yang juga berwarna hitam. Cowok itu membuka pintu kamar nya, pandangan pertama saat pintu itu terbuka adalah Reva yang bersedekap di depan dada dengan kaki yang menyentak ke lantai.

"Apa?" tanya Renda lempeng pada Reva padahal gadis itu sedari tadi menggedor pintu kamar nya.

Tanpa menghiraukan Reva lagi cowok itu pun langsung melewatinya begitu saja. Saat menuruni anakan tangga Renda sudah melihat teman-teman laknat nya itu yang sedang duduk di kursi meja makan sambil melahap makanan yang di buat Bunda.

"Enak nggak?" Tanya Sinta pada mereka.

"Enak Bun!" Jawab mereka serentak.

"Masakan Bunda Sinta emang the best selalu enak!" Seru Kenzo.

Renda hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan mereka semua yang minim akhlak itu. Lalu cowok itu pun berjalan ke pintu luar untuk pergi ke markas. Gibran yang melihat itu pun langsung berteriak, "REN, MAU KEMANA?!"

"MARKAS!" Mendengar itu Gibran pun langsung menghabiskan makanan nya lalu setelahnya ia pergi ke dapur untuk menaruh piring nya. Gibran langsung mengikuti langkah Renda ke arah pintu keluar. Kenzo, Gilang, Andhika, Rafa pun melakukan hal yang sama.

Gio dan Varel? Ah dua cowok itu saat ini sudah berada di markas, mereka berdua terlalu malas untuk pergi ke rumah Renda meski jarak antara markas dan rumah Renda tidak membutuhkan waktu lama hanya 30 menit saja menggunakan motor.

🥀🥀🥀

Di sebuah ruangan yang sangat minim akan penerangan ada seseorang yang duduk di kursi dengan pandangan tepat ke arah figura sebuah keluarga. Laki-laki itu tersenyum bahagia bersama keluarganya dulu sebelum semua telah hancur.

Ceklek

Pintu pun terbuka namun laki-laki itu memunggunginya, "bagaimana kabar mereka?" Tanya laki-laki itu.

"Mereka baik-baik saja, Bapak tidak perlu khawatir. Kami akan menjaganya dari jauh."

"Jaga mereka, jangan sampai mereka terluka. Saya akan kembali jika ada waktunya."

Dia hanya mengangguk mematuhi perintah bos nya.

"Pak Rifki, jika anda gagal dalam menjalankan tugas, anda harus menanggung konsekuensinya."

Renda: The Lost Sky [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang