BAB 48: Puncak Dari Semuanya

26 9 5
                                    

Semuanya telah berakhir, yang dikira akan bahagia tapi berujung dengan  luka_ Renda Anggara.

🥀🥀🥀

Satu Minggu setelah kejadian yang sungguh menyayat hati itu Renda masih termenung di dalam kamar menertawai nasibnya yang selalu kehilangan seseorang. Renda sempat bertanya-tanya mengapa takdir nya seperti ini? Mengapa ia harus merasakan kehilangan? Apakah ia memang tidak bisa merasakan kebahagiaan sampai Tuhan mengambil orang-orang yang di sayang nya?

Dari arah luar ada seseorang yang mengetuk pintu, selama satu minggu kepergian Varel dan selama satu minggu itu juga Renda selalu mengunci dirinya sendiri di dalam kamar.

"Sahabat, cinta, semuanya hilang," monolog Renda. Bola mata Renda melihat ke sekeliling kamar lalu atensi berhenti tepat saat melihat foto dirinya dan Varel dulu saat masih duduk di sekolah menengah pertama, selain itu disampingnya ada foto seluruh anggota Cariozz saat pertama kali di buat.

"Kenapa hidup gue semenyedihkan ini?" monolognya lagi.

Dari arah luar sedari tadi Rama terus mendobrak pintu itu, Sinta khawatir jika Renda akan melakukan hal-hal yang nekat. Sinta tidak mau kehilangan anak laki-lakinya, cukup kehilangan jiwa anaknya saja tapi tidak dengan raganya. Setelah beberapa menit pintu itu pun telah di dobrak oleh Rama. Sinta dan Rama melihat Renda yang mengambil pisau buah, lantas Rama pun dengan sigap mengambil pisau itu dan melempar nya.

Rama langsung memeluk tubuh Renda dengan erat, begitupun dengan Sinta. Reva yang baru saja datang langsung terkejut saat melihat pisau itu ada sedikit bercak darah.

"Jangan kayak gini, nak. Bunda nggak mau kehilangan kamu," lirih Sinta menguatkan pelukan nya.

"Semuanya hancur, Bun. Renda kehilangan orang-orang yang Renda sayang."

"Kamu nggak kehilangan semuanya, masih ada Bunda, Ayah, Reva, dan sahabat-sahabat kamu yang lain. Masih ada yang tersisa nak," jawab Sinta. Rama dan Reva hanya bisa diam melihat Renda yang begitu hancur seperti ini. Renda menggeleng dan Sinta semakin menguatkan pelukan itu.

"Ren, Ayah tahu. Anak Ayah disana, ayo pulang nak dekap kedua orang tuamu," Renda yang mendengar itu langsung memeluk kedua orang tuanya.

"Ayah tahu kamu masih ada bersama Ayah dan Bunda," batin Rama.

🥀🥀🥀

"Pah, Papah menyuruh Tante Diana untuk membunuh Varel?" tanya Bastian pada David.

"Kalau iya memang kenapa? Bukan kah ini rencana kita dari awal?" tanya David balik.

"Tapi ini kriminal! Liat apa yang papa lakukan!"

"Jangan terlalu polos, Bastian. Kamu kasihan dengan mereka, mana sifat kamu yang dulu? rencana kita hampir berhasil, dan satu persatu mereka juga mati, jadi untuk apa kasihan pada mereka," Bastian yang mendengar itu langsung mengepalkan kedua tangannya. Memang ini adalah rencana dirinya dan papa nya dari awal. Tapi Bastian tidak berpikir sampai sejauh itu untuk membunuh mereka. Bastian kira, David hanya akan membalasnya dengan hal-hal agar mereka sengsara. Bastian tidak berpikir akan sejauh ini.

Bastian menggeleng tidak habis pikir dengan jalan pikir papa nya ini. Papa nya telah melakukan aksi kriminal, dia menyuruh Diana untuk membunuh anak dari musuhnya.

Renda: The Lost Sky [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang