Tugas seorang ayah adalah memastikan anak-anaknya aman terlebih anak perempuannya. Seorang ayah akan mempertahankan apapun demi kebahagiaan anak perempuannya_Rama Anggara.
🥀🥀🥀
Tiga Minggu berlalu dan saatnya Renda berangkat untuk mengikuti olimpiade sains Nasional kali ini. Saat ini Renda sedang berada di depan ayah dan bundanya untuk berpamitan terlebih dahulu sekaligus untuk mendoakan anak sulungnya ini agar bisa memenangkan olimpiade kali ini.
"Bunda doain olimpiade nya lancar," kata Bunda Sinta.
"Amin Bunda, makasih doa nya," jawab Renda.
"Ayah juga doain kamu bisa menjawab semua soalnya," sahut ayah Rama.
"Iya ayah. Yaudah Renda pergi dulu ya? Bu Ratna pasti udah nungguin."
"Iya hati-hati," Renda melambaikan tangannya kepada orangtuanya. Cowok itu langsung berlari ke arah tempat Varel, Veronica, dan juga Bu Ratna. Tak lama mereka pun masuk ke dalam gedung.
Selama dua minggu ini mereka bertiga mendapatkan bimbingan dari Bu Ratna untuk bisa menjawab soal yang di beri juri nanti, Semua pertanyaan mereka jawab sampai pertanyaan sulit mereka jawab. Namun anehnya mereka tetap bisa menjawab pertanyaan sulit itu. Setelah kepergian Renda mereka bertiga pun kembali ke dalam mobil lalu menjalankan mobil itu.
Rama melihat ke arah kaca menatap Reva yang sedari tadi hanya diam melihat ke luar jendela mobil, karena merasa ada yang aneh Rama pun berucap, "kenapa anak gadis ayah? Kok cemberut gitu," tanya Rama pada Reva.
"Iya ih cemberut terus, jadi jelek kan wajah anak Bunda," goda Bunda Sinta.
"Ihh Bunda," rengek Reva. Rama dan Sinta hanya bisa tertawa mendengar rengekan Reva yang telah lama tak mereka dengar itu. Setiap kali Reva merengek pipi nya akan mengembung bak ikan buntal. Lucu.
"Terus kenapa hm? Bilang sama ayah," tanya Rama lagi.
"Enggak mau apa-apa," jawab Reva. Rama mengerutkan keningnya jika Reva seperti ini pasti ada yang tidak beres. Sepanjang perjalanan menuju rumah Rama terus memikirkan itu dan terkadang ia memikirkan apa dia kembali berulah?
Lo macem-macem sama keluarga gue, habis lo di tangan gue batin Rama.
🥀🥀🥀
"Sa, Lo mau main apa lagi? Main itu aja gimana?" tanya Sasya pada Naisa tapi gadis itu hanya diam. Merasa tak mendapatkan jawaban dari Naisa, Sasya pun langsung menoleh lalu menggoyang-goyangkan tubuh Naisa agar tersadar dari lamunannya.
"H-hah? Apa lo bilang tadi?" tanya Naisa linglung.
Sasya menggerutu dan tangannya dia lipat di depan dada, jadi selama dia berbicara Naisa sama sekali tak mendengarkan nya, "lo mikirin apa sih, Sa? Gue nyeloteh dari tadi sampai berbusa tapi lo nggak dengerin anjir!" Gerutu Sasya.
"Gue nggak mikirin apa-apa," elak Naisa. Sebetulnya Naisa memang sedang ada yang di pikiran, gadis itu sedang memikirkan cowok yang selama ini berbicara panjang dengannya. Entah kenapa ada gejolak rindu di dalam diri Naisa kepada cowok itu.
"SA! anjirlah kagak di dengerin lagu," gerutu Sasya lagi kali ini sedikit kesal.
"Ngambekan," celocos Naisa. Sasya yang mendengar itu pun katanya langsung membelalak ke arah Naisa dan itu membuat Naisa menyengir lalu menarik tangan Sasya untuk segera main lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renda: The Lost Sky [REVISI]
Teen FictionHidup dalam keluarga cemara dan banyak teman tak memastikan jika kebahagiaan datang. Renda Anggara seorang remaja yang memang beruntung dalam dua hal itu namun tidak dengan percintaannya. Renda di tinggal oleh pacarnya karena orang yang dia cintai d...