BAB 21: Mengatur Rencana

26 9 4
                                    

Malam telah tiba. seperti apa yang di katakan Varel tadi siang saat ini seluruh anggota Cariozz sudah berada di depan markas kecuali anggota inti yang belum keluar dari markas. Anggota yang lain berdiri tegak setelah melihat keberadaan ketua mereka dan inti Cariozz dengan Varel yang berjalan di depan mereka bertujuh. Tatapan tajam bak elang itu bisa membuat siapa saja takut jika melihatnya. Renda dan Gibran yang berjalan di samping baris dua kanan dan kiri Varel, Gilang dan Kenzo di belakang Renda dan juga Gibran di baris ketiga, begitupun dengan Gio, Rafa, dan juga Andhika yang berjalan di belakang. Renda dan Varel memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana menatap 200 anggotanya.

"Gue mau markas di jaga ketat, jangan sampai ada penyusup yang masuk lagi, kalau masih ada penyusup yang masuk, siap-siap!" Ucap Varel dengan lantang.

"Siap bos!" Jawab mereka semua serentak. Renda menatap Varel dengan iba sekaligus kagum dengan tindakan Varel yang selalu bertanggung jawab seperti ini. Pantas saja Varel menjadi kapten basket di sekolah mereka.

"Selain itu jaga rumah keluarga Anggara!" Ucap Varel lagi. seluruh anggota pun menjawabnya lagi dengan serentak.

Renda mengerutkan keningnya dengan ucapan Varel tadi, untuk apa Varel menyuruh anggotanya berjaga di rumahnya? Pikir Renda.

"Untuk apa?" Tanya Renda pada Varel. Bukannya menjawab Varel malah tersenyum smirk seolah merencanakan sesuatu. Namun Renda belum tahu apa yang akan di rencanakan sahabat nya itu.

Setelah memberikan perintah pada anggota nya Varel pun melenggang pergi dari sana lalu masuk kembali ke dalam markas tanpa mempedulikan pertanyaan Renda tadi. Lantas Renda pun langsung mengikuti langkah sang ketua begitupun dengan Kenzo, Rafa, Gibran, Gilang, Gio, dan juga Andhika.  Dan untuk seluruh anggotanya kembali pada aktivitas nya masing-masing.

🥀🥀🥀

"Bos, Kenapa lo nyuruh mereka untuk berjaga di rumah Anggara?" Tanya Gibran pada Varel. Lagi Varel hanya diam seolah pertanyaan itu tidak terlalu penting untuknya jawab. Padahal sedari tadi Gibran, Gilang, dan juga Kenzo menanyakan pertanyaan yang sama. Bahkan Renda pun sama.

"Apa rencana lo?" Kini giliran Renda yang bertanya.

"Menjebak," jawab Varel singkat, padat, dan jelas. Seketika Gilang, Gibran, Kenzo, Rafa dan juga Andhika mengerutkan keningnya bingung.

Varel akan menjebak siapa?

Sedangkan Gio dan juga Renda sudah paham dengan rencana yang akan Varel buat namun mereka berdua masih bingung siapa yang akan Varel jebak?

"Siapa?" Gio yang sedari tadi diam pun mengeluarkan suara. Gio melipat kedua tangannya di depan dada menatap ketua nya dengan tatapan tajam. Varel tidak menjawab pertanyaan Gio, dia tersenyum smirk.

"Gue jadi ngeri deh liat si bos kayak gitu," celocos Andhika bergidik ngeri setelah melihat senyuman sang ketua.

"Sama," timpal Kenzo sama hal nya dengan Andhika.

"Nggak boleh gitu," ucap Gibran. Pandangan Gibran beralih melihat ke arah Varel, "apa rencana lo?" Tanyanya.

"HALO ABANG-ABANGKU!!" teriak seseorang dari pintu depan markas. Sontak mereka semua pun langsung menoleh ke arah sumber suara terkecuali Gio dan Varel. Mereka semua mengerutkan keningnya saat melihat Rakha dan teman-temannya datang kesini.

Mau apa mereka?

Renda mendudukkan dirinya di samping Varel lalu berbisik, "suruhan lo?" Tanya Renda pada Varel dan langsung mendapatkan dehaman dari cowok itu. Renda memutar bola matanya malas lalu kembali bangkit dari duduknya.

Renda: The Lost Sky [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang