"Omg... Miss," ucap Nathan dengan bergetar karena terkesima melihat tubuh Miss Adelia yang putih mulus dan payudaranya yang cukup besar.
Miss Adelia tersenyum, kemudian ia berlutut dan membuka resleting celana Nathan, menurunkannya hingga kaki. Terlihatlah penis Nathan yang sudah tegang dan besar di balik boxernya.
"Hmm...I knew it, Nathan. You have a big dick," ucap Miss Adelia dengan mendesah. Itu ucapan yang memang jujur, Adelia tidak menyangka Nathan punya penis yang besar untuk ukuran anak 17 tahun.
Nathan yang mendengarnya jadi bangga. Ia memang pernah membandingkan miliknya dengan teman-temannya ketika di ruang ganti dan memang ia punya cukup besar.
"Ooh, Miss... omg, oh..ooh..," desah Nathan ketika Miss Adelia tiba-tiba mengoral penisnya. Nathan meremas tangannya di kasur dan matanya merem melek. Demi apapun, ini jauh lebih nikmat daripada masturbasi.
Miss Adelia sudah berpengalaman dan tahu titik rangsang penis laki, ia menjilati dan mengulum penis Nathan layaknya lollipop.
"Ooh... ohh, Mi..ss..," desah Nathan melihat ke arah Miss Adelia dengan sayu. Miss Adelia juga puas memandangi Nathan yang keenakan. Hisapan terakhirnya membuat Nathan tidak tahan, apalagi Nathan melihat Miss Adelia yang memandanginya dengan menggoda.
"Omg, Miss....oooh, oooh!," desah Nathan mencapai klimaks. Miss Adelia menelan semua sperma Nathan yang cukup banyak, hingga ia tersedak dan terpaksa melepasnya.
"Hah...hah...hah," Nathan lelah dan puas. Tapi ia merasa bersalah karena Miss Adelia terlihat batuk-batuk, belum lagi cairan spermanya kemana-mana dan mengotori karpet berbulu Miss Adelia.
"Are... you okay, Miss?"
Miss Adelia tersenyum dan mengatakan, "I'm fine, Nathan."
"But...," ucapan Nathan terpotong Miss Adelia yang ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Nathan jadi salah tingkah, apa yang ia harus lakukan sekarang? Ia akhirnya memakai celananya lagi. Apa ia harus pulang sekarang? Bagaimana dengan Miss Adelia?
"Hei," ucap Miss Adelia yang sudah keluar kamar mandi. Lagi-lagi Nathan dibuat membeku. Miss Adelia tidak memakai apa-apa lagi, tubuhnya polos tanpa kain satupun.
Vagina Miss Adelia terlihat mulus tanpa bulu. Melihat itu, penis Nathan sudah berdiri lagi dan memberontak untuk dikeluarkan.
Miss Adelia yang melihat Nathan tegang jadi tersenyum dan membelai pipi Nathan, "It's okay, Nathan. Leave it to me."
Kali ini Miss Adelia mencium Nathan dengan lembut. Dari bibir hingga lama-lama lidah saling bertaut. Kali ini Miss Adelia yang mendesah, "ng... hmm."
Nathan sudah mulai bisa mengimbangi ciuman Miss Adelia.
Tidak lupa, Miss Adelia menaikkan kaos dan membelai-belai perut sixpack dan dada bidang Nathan dengan jari-jari ramping dan kuku tajamnya. Hal itu sungguh membangkitkan gairah Nathan.
Nathan mulai membuka pakaiannya sendiri. Sekarang ia sudah telanjang bulat sama seperti Miss Adelia.
'Omg, look at his body,' pikir Adelia menggigit bibirnya.
"Tubuhmu indah, Nathan," ucap Miss Adelia terus terang.
"So are you, Miss. Words can't describe how beautiful you are," ucap Nathan sambil mendekati Miss Adelia dan menciumnya.
Kali ini Nathan mendominasi. Ia menahan kepala Miss Adelia dan menciumnya dengan buas. Nathan dan Miss Adelia sama-sama terpejam menikmati ciuman itu, sambil tubuh mereka menempel satu sama lain dan tangan mereka saling menjelajah tubuh lawan jenisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia
Любовные романыAdelia, seorang guru perempuan, berpacaran dengan murid laki-lakinya. Banyak rintangan dan kesulitan yang mereka hadapi. Haruskah kata-kata 'cinta tidak harus memiliki' mengakhiri hubungan mereka? Apakah cinta mereka akan tetap bertahan?