Dicampakkan Lagi

452 2 0
                                    

Di rumah baru.

Ketika Nathan, om Edgar dan tante Luna tiba, anak-anak keluar menyambutnya.

"Papa, kakek, nenek!", panggil Natalia girang. Carolla juga ikut memanggil mereka.

Nathan tanpa basa-basi langsung bertanya, "Natalia, Carolla, dimana mama? Kalian berdua melihatnya?!"

"Nak, sabarlah. Jangan menakuti mereka. Jangan sampai mereka berpikir ibunya hilang," bisik tante Luna.

Kata-kata tante Luna menyadarkan Nathan, hampir saja ia kelepasan tadi. Nathan pun paham maksud tante Luna. Ia menarik nafas dan berjongkok di hadapan anak-anak.

"Natalia, Carolla... mama belum pulang?," tanya Nathan dengan lembut. Kedua anak itu saling berpandangan.

"Bukannya mama pergi ke luar negeri selama seminggu?," tanya Natalia.

"It's true, mama said this morning to us," timpal Carolla.

Nathan mengernyit, 'apa? ke luar negeri? Why she said nothing to me?,' tanyanya dalam hati.

"Where she's going?," tanya Nathan lagi. Dalam hati, ia mulai kesal pada Adelia.

Natalia mengangkat bahu, "she just said she wants to travelling to a lot of places. Oh... and she left you a note."

Sebuah amplop bertuliskan nama 'Nathan' diambil Natalia dari kamarnya. Nathan langsung mengambil dan membukanya.

Sementara om Edgar dan tante Luna mengajak anak-anak ke kamar untuk memberi Nathan waktu sendiri.

Dear Nathan,

Aku minta maaf meninggalkanmu seperti ini. Aku tidak tahu bagaimana mengutarakannya karena jujur aku juga tidak mengerti diriku sendiri.

Yang kutahu adalah... aku belum siap untuk menikah. Maaf tidak mengatakannya langsung. Aku melihatmu sangat bahagia dan tidak tega. But in the end, I still finally hurt you.

Mungkin perjalanan ini bisa membuka pikiranku dan ketika aku kembali aku bisa memberimu jawaban.

Sincerely,
Adelia

'Shit, not again! You're leaving me again, Adelia? For the second time! Damn, betapa bodohnya aku di matamu?,' teriak Nathan dalam hati. Ia sudah sangat marah.

Nathan langsung pergi meninggalkan rumah tanpa pamit pada siapapun.

°°°

Di luar negeri.

Sebenarnya Adelia tidak pergi terlalu jauh, ia mengelilingi Asia Tenggara, mengunjungi tempat-tempat yang pernah dilaluinya bersama Arka. Adelia sangat merindukannya.

Adelia sengaja mematikan ponsel agar siapapun tidak bisa menghubunginya. Egois? Iya, Adelia tentu merasa bersalah. Tapi ia membutuhkan ini. Berpikir sendirian.

Sekarang sudah hari ke-3 dan Adelia berada di Phuket, Thailand. Selama sendirian, Adelia mengamati orang-orang yang berpergian. Ada yang berkeluarga, ada pasangan tua, ada pasangan muda. Adelia memandanginya dengan sendu. Membayangkan dirinya dan Arka di masa lalu, dan juga... Nathan.

Kini Adelia memandangi lautan, 'oh, Arka, seandainya saja kamu masih hidup. Kamu selalu punya jawaban. Aku tidak mengerti apa-apa soal perasaan ini.'

'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang