Setahun kemudian.
Terlihat seorang wanita mengunjungi kuburan Arka. Ia menaruh bunga dan berdoa.
"Arka... kenapa kamu pergi begitu cepat? Aku belum sempat berterima kasih padamu. Terima kasih sudah menjadi penyelamat di hidupku dan maafkan aku yang rapuh ini. Aku janji akan menjaga anak-anakmu mulai sekarang. Beristirahatlah dengan tenang disana."
°°°
Rumah Om Fadly dan tante Silla.
Pada hari minggu ini, semua orang sedang berkumpul. Om Fadly, tante Silla, Devano, Tiffany, Nathan, Natalia dan Carolla.
Setahun sejak saat itu, Natalia dan Carolla mulai bisa beradaptasi dengan keluarga baru. Mereka semua menyayangi kedua gadis itu karena Natalia dan Carolla menjadi cahaya di keluarga om Fadly.
Kehadiran mereka berdua membawa keceriaan pada semua orang. Om Fadly yang menjadi semangat menjalani proses penyembuhan kanker, tante Silla juga bahagia karena rumah menjadi ramai karena Nathan, Natalia dan Carolla memutuskan untuk tinggal bersama mereka. Devano dan Tiffany pun senang seakan-akan Natalia dan Carolla adalah anak mereka sendiri.
"Natalia, Carolla," panggil seorang wanita. Mereka semua menoleh dan terkejut.
"Mamaaaa!!", teriak Natalia dan Carolla girang dan langsung berhamburan ke pelukan Adelia.
"Mama sudah sembuh? I miss you so much!," ucap Natalia dengan mata berbinar dan memerah.
"Me too," ucap Carolla sambil menangis.
"Oh, Carolla, Natalia. Maafkan mama, mama sudah sembuh. I promise we'll be together from now on," ucap Adelia terisak sambil memeluk anak-anaknya.
"It's okay, ma. Kami tahu mama sakit, papa yang bilang," ujar Natalia.
Adelia reflek melihat ke arah Nathan yang memandanginya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. Entah kenapa Adelia jadi gugup.
Kondisi mental Adelia yang memprihatinkan sepeninggal Arka sungguh membuat mereka semua iba. Oleh karena itu om Fadly, tante Silla, Devano dan Tiffany menyambut Adelia dengan gembira.
"Kami senang sekali melihatmu, Adelia!," ucap tante Silla sambil memeluknya.
"Hey, welcome back. We should throw a party!," ucap Devano sambil tersenyum menyalami Adelia.
"Terima kasih semuanya," ucap Adelia merasa terharu. Jujur ia tadinya tidak percaya diri, takut mereka membencinya karena sudah menelantarkan Natalia dan Carolla selama setahun.
Adelia melirik Nathan yang dari tadi tidak bersuara. Nathan masih memandanginya dengan sorot yang tidak bisa ditebak. Ini pertama kali Adelia melihatnya lagi sejak setahun lalu. Di mata Adelia, Nathan terlihat semakin matang dan tampan. Dia bukan anak laki-laki yang dulu lagi.
Orang-orang disana memandangi Nathan dan Adelia bergantian. Devano berinisiatif menyuruh yang lain menyingkir untuk memberi mereka ruang.
Kini Adelia dan Nathan saling berhadap-hadapan. Nathan sekarang sudah jauh lebih tinggi darinya, Adelia baru menyadari itu. Ia harus mendongakkan kepalanya untuk bicara dengan Nathan.
"Hei, apa kabar?," tanya Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia
RomanceAdelia, seorang guru perempuan, berpacaran dengan murid laki-lakinya. Banyak rintangan dan kesulitan yang mereka hadapi. Haruskah kata-kata 'cinta tidak harus memiliki' mengakhiri hubungan mereka? Apakah cinta mereka akan tetap bertahan?