Luka

918 10 0
                                    

Di rumah sakit.

Nathan membuka matanya dan melihat lampu di sebuah ruangan.

"Nathan? Akhirnya kau sadar!," ucap ibunya dan menyuruh Devano memanggil dokter.

"Nathan, kamu bisa dengar mama?"

Nathan mengangguk, walau kepalanya terasa pusing. Ia mulai melihat sekelilingnya, tangannya diinfus, kakinya diperban. Nathan mulai bisa membaca situasi. Ia pun berusaha turun dari kasur.

"Nathan, kamu mau apa? Jangan berdiri dulu!," pinta ibunya. Namun Nathan tetap berusaha berdiri, ia langsung merasa ngilu di kakinya dan terduduk lagi. Pada saat itu, Devano masuk bersama dokter.

Dokter langsung mengecek keadaan Nathan, kemudian berucap, "kondisinya bagus. Benturan di kepalanya tidak terlalu parah dan untungnya tidak mengenai saraf yang penting. Untuk luka retak di kakinya masih harus kita lihat dulu, tapi biasanya sih sembuh seperti sediakala, hanya saja perlu waktu agak lama. Saat ini pasien kekurangan darah yang cukup banyak, hingga mungkin mengalami trauma dan sakit di kepala. Biarkan dia rawat inap selama 3-4 hari disini agar bisa dipantau."

Ibunya dan Devano mengucapkan terima kasih pada dokter.

Setelah dokter pergi, Devano langsung memarahi Nathan, "Nate, are you crazy? Menerobos lampu merah seperti itu. Kau tahu setegang apa aku melihatmu berdarah-darah di aspal? Jantungku serasa mau copot mengira kau akan..."

"Devano, sudah cukup! Biarkan adikmu istirahat dulu," ucap ibunya membantu menyelimuti Nathan di kasur.

"Papa akan datang nanti, karena ada pekerjaan penting, tapi papa minta dikabari terus tentang kondisi Nathan. Nanti malam papa datang kok, sekarang kamu istirahat dulu ya," ucap ibunya lembut.

Melihat Nathan diam saja, ibunya menghela nafas pelan. "Dev, matikan lampunya agar Nathan bisa tidur."

Ibunya menemani Nathan, sedangkan Devano pamit karena dia juga ada urusan pekerjaan.

Namun Nathan tidak bisa tidur. Ia tidur membelakangi ibunya, pandangan matanya hampa dan kosong. Ia memikirkan Adelia dan bertanya-tanya kenapa kekasihnya pergi? Apa salahnya? Kenapa Adelia tega meninggalkannya yang terkapar di jalan?

'Apa dia tidak mencintaiku?,' pikir Nathan.

Tanpa sadar, Nathan meneteskan air matanya sebelum tertidur karena efek obat.

Tanpa sadar, Nathan meneteskan air matanya sebelum tertidur karena efek obat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang