Tiba waktunya liburan.
Nathan berbohong pada orang tuanya kalau ia pergi jalan-jalan dengan temannya. Sedangkan Adelia, ia sudah dewasa dan tinggal sendiri sehingga lebih bebas.
Adelia menunggu Nathan menjemputnya di lobi apartemen.
Sekarang Nathan sudah bisa membawa mobil sendiri, karena sudah belajar dan mempunyai SIM. Ia melakukan itu demi Miss Adelia agar tidak perlu berpanas-panasan ngedate dengan motor.
Adelia langsung sumringah melihat mobil Nathan tiba, apalagi melihat pacarnya yang tampan dengan kacamata hitam.
Sebaliknya, Nathan malah kelihatan bete karena Miss Adelia terlihat sudah siap liburan dengan pakaian pantai. Atasan dengan bahu terbuka dan rok mini.
Nathan langsung menyuruh Miss Adelia masuk ke mobil.
"Kamu pakai baju apaan, sih? Cowok-cowok di lobi tadi semua sampai melotot lihatin kamu," tanya Nathan.
"Ini gaya liburan Adelia!," jawab Miss Adelia ceria. Keceriaannya jadi menular ke Nathan yang geleng-geleng. Kalau sedang senang begini, Miss Adelia jadi seperti anak kecil. Tapi Nathan justru senang melihat sisi kekanakan Miss Adelia ini.
°°°
Seharian ini mereka jalan-jalan. Adelia sangat senang, karena sudah lama ia ingin pergi.
Terlebih mereka mendapat kamar hotel di pinggir pantai, jadi pemandangan indah mengarah ke laut. Semua orang mengira mereka adalah pasangan yang berbulan madu, yang membuat Nathan dan Adelia tertawa di kamar hotel.
Malam harinya ada acara kembang api di pantai. Adelia dan Nathan pun ikut melihatnya.
"Wow, look at that, Nathan!", teriak Miss Adelia pada kembang api di langit. Sinarnya menerangi permukaan laut hingga terlihat sangat indah.
Namun Nathan tidak memperhatikan kembang api maupun laut, yang ia perhatikan justru wajah Miss Adelia yang sedang tertawa di bawah sinar kembang api. Terlihat sangat cantik dan menawan.
'Rasanya tidak sabar kubawa ke kamar,' pikir Nathan.
"Nathan, kenapa diam saja?," tanya Miss Adelia. Ia bingung kenapa Nathan tidak bersuara, ia pun menoleh pada kekasihnya.
'Oh, no. I know that look,' pikir Adelia. Nathan segera menggandeng kekasihnya ke kamar.
"Nathan, wait!," ucap Miss Adelia. Tapi tidak digubris Nathan, matanya sudah menggelap.
Adelia sudah pasrah. Kalau sudah begini, Nathan pantang ditolak.
Sesampainya di kamar, Nathan membuka tirai jendela, sehingga penerangan kamar berasal dari kembang api.
Nathan langsung menarik Miss Adelia ke pelukan dan menciumnya. Ciuman awal di bibir yang semakin lama semakin dalam, lidah bertemu lidah, saling mengecap.
Miss Adelia mulai mendesah, "uuhm... mmmh."
Nathan berbisik di telinga Miss Adelia, "jangan tahan desahanmu, Miss. Nobody will listen to us right now."
Adelia mengerti maksudnya, karena di luar sangat berisik suara kembang api.
Kalimat Nathan dan suaranya, juga ciuman barusan membuat Adelia membasah di bagian bawah.
Nathan menidurkan Miss Adelia ke kasur dan mulai membuka seluruh pakaian kekasihnya. Tubuh Miss Adelia yang polos tanpa sehelai benang di kasur membuat Nathan juga ikut menelanjangkan diri.
"Do you bring condom?",tanya Miss Adelia.
"Oh, iya. Sebentar," jawab Nathan. Ia berjalan ke meja tempat ia menaruh tas belanja.
"Kamu baru beli di mini market tadi ya?," tanya Miss Adelia kaget. Soalnya mereka tadi ke mini market bersama namun ia tidak tahu Nathan membeli itu.
"Iya," jawab Nathan enteng.
"Omg, mereka pasti berpikir itu untuk kita!," teriak Miss Adelia.
"So what? Gitu aja malu, how old are you?," balas Nathan. Miss Adelia malah melempar bantal ke arah Nathan yang meledeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia
RomanceAdelia, seorang guru perempuan, berpacaran dengan murid laki-lakinya. Banyak rintangan dan kesulitan yang mereka hadapi. Haruskah kata-kata 'cinta tidak harus memiliki' mengakhiri hubungan mereka? Apakah cinta mereka akan tetap bertahan?