10 tahun kemudian.
"Ma, sudah selesai masak?," tanya om Fadly.
"Belum, pa. Sebentar lagi", jawab tante Silla.
"Mau papa bantuin?"
"Tidak usah. Nanti papa kecapean, papa istirahat saja ya."
Om Fadly pun menuruti istrinya. Ia terduduk di sofa ruang tengah dan mengamati isi rumahnya. Hatinya sakit melihat barang-barang berharga di rumahnya mulai hilang, banyak yang sudah dijual. Ia pun menghela nafas dan berpikir apakah ini karma?
°°°
Flashback 10 tahun lalu.
Adelia histeris melihat Nathan tertabrak. Dirinya reflek memberhentikan mobil dan turun. Adelia hendak menyampiri dan menolong Nathan, tapi Devano keburu datang.
Dengan kegundahan hatinya, Adelia memutuskan untuk pergi dari sana karena sudah ada Devano yang akan menyelamatkan Nathan. Namun sepanjang jalan, Adelia tidak tenang, memikirkan Nathan dan menangis. 'Apa dia baik-baik saja? Bagaimana keadaannya?'
Adelia sangat menyesal meninggalkan Nathan. Ia sangat khawatir dan memutuskan datang dan mencari sendiri ke rumah sakit terdekat, karena pesan dan panggilan telefon ke tante Silla tidak dibalas sama sekali.
Syukurlah saat di rumah sakit ia melihat Devano, ia pun mengikutinya. Namun saat hendak menjenguk, om Fadly keburu melihatnya dan mencegahnya masuk. Ditariknya Adelia ke sudut sepi.
"Mau apa kamu kemari?," tanya om Fadly.
"Aku ingin melihat keadaannya, om," jawab Adelia.
"Tidak perlu, dia sudah baik-baik saja. Jangan menganggunya lagi bisa? Ini semua gara-gara kamu tahu tidak? Masih punya muka kamu ketemu dia dan keluarga saya?," tegas om Fadly.
"Tapi, om..."
"Sudah cukup, saya tidak mau tahu apapun alasannya. Jangan bertemu anak saya lagi pokoknya", ucap om Fadly sambil setengah menarik Adelia keluar rumah sakit. Bahkan om Fadly mengantar Adelia ke mobil untuk memastikan kalau Adelia benar-benar pergi.
Adelia menangis sepanjang jalan ke tempat tinggalnya. 'I'm so sorry, Nathan.'
°°°
Keesokan harinya.
Adelia didatangi oleh om Fadly dan seorang pengacara. Adelia disuruh menandatangani surat pernyataan bahwa sampai kapanpun tidak akan menuntut Nathan maupun keluarganya atas kehamilan ini maupun setelah anak lahir.
Juga ada surat perjanjian bahwa om Fadly akan membiayai seluruh cek up dan persalinan Adelia, dengan syarat apabila anak lahir, maka anaknya akan diadopsi oleh om Fadly dan tante Silla. Adelia dilarang menemui atau menghubungi sang anak dalam bentuk apapun.
Adelia menurut saja, hatinya terasa hampa. Om Fadly benar-benar jahat. Rasanya sukar dipercaya kalau dia ayah Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia
RomanceAdelia, seorang guru perempuan, berpacaran dengan murid laki-lakinya. Banyak rintangan dan kesulitan yang mereka hadapi. Haruskah kata-kata 'cinta tidak harus memiliki' mengakhiri hubungan mereka? Apakah cinta mereka akan tetap bertahan?