Lamaran

431 2 0
                                    

Pelayan mulai membawakan menu utamanya. Sepiring beef steak yang terlihat menggiurkan.

"Mmm, yummy, yummy!", ucap Adelia tidak sabar. Ia pun mengambil foto dengan ponselnya. Nathan tersenyum melihatnya.

"Mau kufotokan?", tanya Nathan.

"Boleh," Adelia pun berpose dengan beef steak di tangannya.

Setelah itu, Nathan memberikan ponsel itu pada Adelia yang tersenyum puas. Dari dulu Nathan memang jago mengambil foto. Ia masih hafal angle dirinya supaya terlihat lebih cantik.

"Thank you, I love it."

"You're welcome. Shall we eat now?"

"With pleasure."

Adelia dan Nathan pun mulai memakan beef steaknya. Namun di tengah-tengah piring daging steak, Adelia mengamati benda aneh.

"Mmm... kenapa ada cincin berlian disini?," tanya Adelia heran sambil mengangkat cincin itu dengan garpunya.

"It's for you."

"What?"

Nathan terdiam dan memasang raut wajah serius. Ia menarik tangan Adelia untuk digenggam.

"I love you... Adelia, will you marry me?"

Kali ini Adelia yang kaget, tidak menyangka Nathan akan melamarnya tiba-tiba seperti ini. "Nathan, aku..."

Nathan menunggu jawaban Adelia dengan sabar. Jangan ditanya bagaimana detak jantungnya berdebar.

"Aku....," Adelia pun memandangi Nathan. "Apa kamu tidak masalah denganku? Maksudnya... aku pernah mengalami masalah mental... juga...mmm..."

Adelia merasa Nathan bisa mendapatkan yang lebih baik darinya. Ia pria dewasa yang tampan dan mapan, bisa mencari gadis muda, bukan janda yang lebih tua darinya.

Nathan berdiri mendekati Adelia dan berlutut di hadapannya. "Tapi kamulah yang kucintai dan kupilih. Kamu wanita luar biasa, Adelia. Aku pria yang bodoh jika melepasmu."

Nathan langsung mengajak Adelia berdiri. Ia mengecup dahi Adelia dan membelai wajahnya. "Please officially be mine," bisik Nathan.

Adelia yang mendengarnya jadi tersipu, ia pun mengangguk setuju.

Musik romantis diputar di restoran itu. Nathan menarik Adelia untuk berdansa pelan. Mereka saling memandang mesra.

"Thank you for accepting me," ucap Nathan.

"Thank you for accepting me, too," balas Adelia. Ia tidak mengerti mengapa ada dua pria yang bisa menerima kekurangan-kekurangannya. Apa yang dilihat mereka pada dirinya? Sekarang Nathan, dulu... Arka.

Oh, Arka. Nama itu membuat Adelia melepas senyum dari wajahnya.

"Ada apa?," tanya Nathan menyadari wajah Adelia yang mendadak muram.

"Hah?.. oh, nothing. Aku cuma... berpikir bagaimana acara pernikahan kita nanti. Apa kamu keberatan jika kita... hanya akad?," ucap Adelia.

"I don't mind at all," jawab Nathan sambil tersenyum, yang terpenting adalah Adelia akan resmi menjadi miliknya, istrinya yang sah.

Nathan mengambil cincin berlian dari meja. "Your hands, please."

Adelia mengulurkan tangannya dan melihat Nathan memasukkan cincin ke jari manisnya, kemudian Nathan memandang mata Adelia dengan penuh cinta dan mereka berciuman lagi diiringi lagu romantis.

Adelia mengulurkan tangannya dan melihat Nathan memasukkan cincin ke jari manisnya, kemudian Nathan memandang mata Adelia dengan penuh cinta dan mereka berciuman lagi diiringi lagu romantis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang