Adelia, seorang guru perempuan, berpacaran dengan murid laki-lakinya. Banyak rintangan dan kesulitan yang mereka hadapi. Haruskah kata-kata 'cinta tidak harus memiliki' mengakhiri hubungan mereka? Apakah cinta mereka akan tetap bertahan?
Adelia malah tersenyum, ia menyukai Arka dengan mode terangsang, Arkanya yang biasa lembut dan kalem. Di ranjang terlihat sangat jantan.
"Ah, ah, ah, ah... my King.. Arka," desah Adelia keenakan. Matanya sayu menatap Arka. Begitu juga Arka, ia terpesona melihat Adelia terguncang-guncang di atas tubuhnya, dengan payudaranya yang ikut bergerak di setiap hujaman penisnya.
Tangan Adelia tidak tinggal diam dan merobek baju Arka, ia belai dan mainkan dada Arka. Diciuminya setiap centi tubuh Arka.
Gerakan Adelia itu membuat Arka semakin bersemangat. "Ah...ah."
Arka menjadikan kedua tangannya sebagai tumpuan tubuhnya agar bagian bawahnya bisa menghujam dalam-dalam ke Adelia dengan gerakan naik turun. Semakin lama semakin cepat.
"Omg... Arka...ah, ah," desah manja Adelia merasa titik rangsangnya dihujam berulang kali.
"Ooh...ohh, aaah..," desah Arka akhirnya. Ia langsung tergeletak, meninggalkan Adelia yang belum orgasme, karena Arka sudah berhenti.
"Maaf, kamu belum keluar ya?", tanya Arka.
"Iya, tidak apa-apa kok", jawab Adelia sambil tersenyum. Sebenarnya ia kecewa namun ia berusaha mengerti Arka yang kelelahan karena seharian ini menemaninya jalan-jalan.
Arka yang peka langsung membalikkan tubuhnya. Kini ia di atas.
"Arka?"
"Aku akan membuatmu orgasme, my queen Adelia," bisik Arka. Tangannya bergerilya memainkan klitoris Adelia, mulutnya juga digunakan untuk menghisap dan memainkan payudara istrinya.
"Mmm, mmm, ah, ah."
Arka bisa merasakan vagina Adelia yang basah lagi. Dengan satu jari tengah, ia masukkan keluar masuk. Arka sudah hafal titik rangsang Adelia. Hingga tanpa lama Adelia mendesah hebat.
Gerakan maju mundur jari Arka semakin cepat hingga Adelia meremas seprai. Arka memandangi wajah istrinya yang terpejam dengan suara mendesah.
"Oh, oh, oh... aku keluaaar..," desah Adelia dengan melengkungkan tubuhnya dan memeluk Arka.
"Hah, hah, hah," Adelia membuka mata dan mendapati Arka yang memandanginya.
"Kenapa?," tanya Adelia.
"Tidak apa, kau terlihat sangat cantik saat klimaks."
Pipi Adelia merona, ia memeluk, mencium, kemudian berbisik, "aku mencintaimu, Arka." Inilah yang Adelia sukai dari Arka, tidak akan meninggalkan dirinya tanpa orgasme.
"Aku juga menyayangimu, Adelia," balas Arka sambil memeluk Adelia dan membelai rambutnya. "Sekarang tidurlah."
Adelia mencoba untuk tidur, namun ia masih memandangi Arka yang terpejam. Entah kenapa, ia merasakan kerinduan pada Arka walau suaminya ada di depan mata.
"Arka."
"Mmm.."
"Terima kasih."
Arka membuka matanya, "untuk?"
Amelia ingin berkata, 'untuk segalanya. Untuk cinta yang kamu berikan dari awal kita bertemu sampai sekarang.' Tapi Adelia tidak mau terdengar berlebihan, akhirnya ia hanya berkata, "untuk hari ini" sambil tersenyum.
Arka ikut tersenyum, kemudian menarik Adelia ke pelukannya sebelum mereka berdua tertidur bersama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.