Sejak percintaan itu, hubungan Adelia dan Nathan menjadi semakin intim layaknya orang pacaran. Mereka pun kadang-kadang bercinta. Nathan sangat bahagia, sedangkan Adelia masih bimbang. Namun, di depan Nathan ia pura-pura tersenyum.
Om Fadly, tante Silla, Devano dan Tiffany turut senang dengan hubungan mereka berdua, tapi Adelia memohon dengan sangat agar tidak memberitahu lebih dulu hubungan ini ke anak-anaknya.
Adelia tidak bisa membayangkan perasaan anak-anaknya kalau ibunya menjalin kasih dengan orang lain selain ayahnya? Terutama Carolla. Adelia tidak ingin anak itu berpikir kalau ibunya sudah melupakan ayahnya.
Adelia sendiri merasa resah, semakin ia merasa dekat dengan Nathan, malah ia merasa semakin merindukan Arka. Namun keresahan itu dipendamnya di hati terdalam saja.
°°°
Suatu malam.
Nathan mengajak Adelia kencan berdua di sebuah restoran. Adelia menggunakan dress sederhana, sedangkan Nathan terlihat sangat tampan mengenakan jas.
"Kamu rapi sekali?," tanya Adelia. "Apa aku harus tukar baju?"
"Tidak usah, kamu sudah cantik," jawab Nathan. Adelia yang mendengarnya jadi tersipu, namun ia bisa merasa roman kegelisahan dari Nathan. Belum sempat bertanya, Nathan langsung menggandeng tangan Adelia untuk pergi.
Restoran itu tampak sepi tanpa tamu lain, hanya Adelia dan Nathan. Di tengah-tengah restoran sudah ada meja yang dilengkapi peralatan makan, lilin dan bunga.
"Nathan, what is this?"
"Hanya perjamuan spesial untuk tamu istimewa," jawab Nathan sambil tersenyum.
"Wah, siapa tamunya?," tanya Adelia.
Nathan hanya tersenyum sambil menarik kursi dan mempersilakan Adelia duduk.
"Mmm... so mysterious," ucap Adelia ikut tersenyum, namun ia menurut saja dan duduk.
Setelah mereka duduk, seorang pelayan membawakan champagne dan mulai melayani Nathan dan Adelia.
"Hmm... tidak menunggu tamunya dulu?," tanya Adelia heran karena pelayan sudah mengeluarkan canape.
"Sepertinya tamunya telat. Kita disuruh mulai duluan saja," jawab Nathan sambil melihat arlojinya.
Adelia dan Nathan memulai makan dengan damai dan sesekali bersenda gurau, membicarakan kenangan masa lalu yang indah dan romantis.
Nathan terlihat gugup, Adelia pun tidak tahan lagi dan bertanya, "Nathan, what's wrong with you? You look nervous."
"Ah, it's nothing. Temanku... memintaku untuk mencicipi menu utama baru di restorannya ini. Aku hanya khawatir mengecewakannya jika ternyata bukan seleraku," jawab Nathan.
Adelia tersenyum mendengar penjelasan Nathan dan berusaha menghibur, "tapi tetap saja kamu harus memberi review yang jujur, agar temanmu bisa tahu apa kekurangan dan kelebihan dari menunya."
"Ya, oke. Tolong kamu bantu memberi kritik dan saran juga ya," ucap Nathan. Adelia pun mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia
RomansaAdelia, seorang guru perempuan, berpacaran dengan murid laki-lakinya. Banyak rintangan dan kesulitan yang mereka hadapi. Haruskah kata-kata 'cinta tidak harus memiliki' mengakhiri hubungan mereka? Apakah cinta mereka akan tetap bertahan?