Sejak liburan bersama, Adelia dan Nathan semakin mesra dan serius. Nathan bahkan berniat melamar Adelia setelah lulus sekolah nanti.
Namun, hari ini merupakan hari sial mereka berdua.
"Miss, mau kuantar?," tanya Nathan pada Adelia. Sekolah sudah usai, sebagian murid dan guru sudah pulang.
"Oh, Nathan. Kamu belum pulang?," tanya Adelia balik.
"Aku ingin mengantarmu," ucap Nathan. Ia pun menambahkan dengan berbisik, "I miss you."
Adelia tersenyum mendengarnya.
Sejak kemarin Adelia tidak membawa mobil ke sekolah karena mobilnya sedang di bengkel. Jadi Nathan, sebagai pacar yang baik, tidak tega melihat Adelia naik kendaraan umum. Ia pun berinisiatif mengantar Adelia pulang hari ini.
"Boleh aku mampir ke tempatmu?," tanya Nathan lagi.
"Nathan, kita baru melakukannya dua hari lalu. Aku masih lelah," jawab Adelia
Dua hari lalu. Mereka seharian tidak keluar apartemen dan berhubungan intim berkali-kali. Siang, sore, malam. Nathan benar-benar liar. Wajah Adelia memerah mengingat itu lagi.
Nathan yang melihatnya jadi gemas, ia pun tidak tahan untuk tak mencium bibir gurunya.
Miss Adelia kaget dan memberontak karena sadar sedang di sekolah, namun tenaga Nathan jauh lebih kuat.
"Mm..mmm," desah Adelia mulai terbuai.
"Aaaaaaaaaa!!!," suara teriakan menghentikan kegiatan ciuman mereka.
Gwen dan temannya memergoki mereka berdua saat Gwen ingin mengambil barangnya yang tertinggal di kelas.
°°°
Keesokan harinya.
Sekolah dihebohkan dengan skandal ciuman antara Miss Adelia dan Nathan. Berdasarkan keterangan dua orang saksi, Gwen dan temannya.
Gwen merasa harga dirinya jatuh. Ia dan temannya sengaja menyebar skandal itu sebagai ajang balas dendam. Ia pikir selama ini Nathan juga menyukainya, karena selalu menerima bekal buatannya, makan bersama dan bersenda gurau. Bahkan cewek-cewek di sekolah merasa iri karena ia bisa sedekat itu dengan Nathan.
Berita skandal itu didukung dengan cctv yang memang memperlihatkan Nathan memasuki ruang kelas yang sebelumnya dimasuki Miss Adelia. Sayangnya, di dalam kelas belum terpasang cctv.
Selama tiga hari, Nathan dan Adelia berusaha mengelak dan menyebut bahwa tuduhan itu palsu.
Di ruang kepala sekolah, terlihat Nathan dan bapak kepsek saling berdebat, sementara Miss Adelia lebih banyak diam.
Berkat catatan prestasi Nathan di sekolah, maka kepala sekolah memutuskan masalah ini tidak perlu diperpanjang lagi.
But the damage is done. Gosipnya sudah terlanjur tersebar di antara para murid dan orang tua.
Irvin dan Revan juga ikut bertanya pada Nathan, apa gosipnya benar? Nathan bahkan sampai bersumpah bahwa itu tidak benar, agar gosipnya segera mereda.
Nathan merasa sangat bersalah pada Miss Adelia. Biar bagaimanapun, Miss Adelia itu seorang guru perempuan. Posisinya pasti lebih buruk daripada dirinya yang hanya murid laki-laki.
Namun, Adelia menghadapi ini dengan tegar. Ia tidak menyalahkan Nathan sama sekali dan mengatakan semua akan baik-baik saja.
"Biarkan saja, Nathan. Lama-lama juga akan mereda gosipnya," ucap Miss Adelia, membuat Nathan semakin merasa bersalah. Apalagi setiap Miss Adelia mengajar dan berjalan di koridor, murid-murid saling berbisik.
'Sialan, aku tak sabar ingin cepat lulus dari sini,' pikir Nathan. Jika ia sudah lulus, maka tidak masalah mereka pacaran dan menikah bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia
RomanceAdelia, seorang guru perempuan, berpacaran dengan murid laki-lakinya. Banyak rintangan dan kesulitan yang mereka hadapi. Haruskah kata-kata 'cinta tidak harus memiliki' mengakhiri hubungan mereka? Apakah cinta mereka akan tetap bertahan?