Carolla

720 11 0
                                    

Suatu hari di sekolah.

"Maaf, aku telat!," ucap Nathan terengah-engah ketika memasuki ruang guru. Disana sudah ada Carolla yang didampingi Adelia dan sepasang suami istri dengan anak lelakinya.

"Ah, akhirnya!," ucap wali kelas murid. Nathan mengamati wajah Carolla yang ada lebam, darahnya langsung mendidih.

"Apa yang terjadi?," tanya Nathan agak murka melihat Carolla ada luka memar.

"Begini, pak. Terjadi kesalahpahaman antara Carolla dan Ricky disini. Ricky katanya memukul Carolla karena menganggunya bermain. Orang tua Ricky sudah bersedia damai dengan memberi kompensasi, namun ibu Adelia bersikeras agar Ricky meminta maaf terlebih dulu," ujar ibu wali kelas.

"Saya rasa urusan ini tidak perlu dilebih-lebihkan dan diperpanjang, mereka juga masih anak kecil. Lagipula saya sudah bersedia bertanggung jawab!," ucap pria yang terlihat sebagai ayah Ricky.

Nathan menyeringai, pria ini mengingatkannya pada ayahnya pada masa lalu.

"Kenapa anda malah tertawa?," tanya pria itu tersinggung.

"Tidak, anda hanya mengingatkan saya pada seseorang. Ngomong-ngomong, saya tidak setuju dengan tindakan ibu Adelia yang meminta Ricky untuk meminta maaf," ucap Nathan. Adelia memelototinya.

"Seharusnya dia juga menulis permintaan maaf di atas kertas dan berjanji tidak akan memukul Carolla lagi. Jika ia melakukannya, maka ia akan dikeluarkan dari sekolah. Deal?"

"Itu berlebihan! Apa kamu tahu siapa saya? Pemilik sekolah ini masih bersaudara dengan saya tahu!"

"Baik, jika anda menolak. Saya akan menuntut lewat jalur hukum dan menyebarkan hal ini melalui media. Carolla, Adelia, ayo kita buat laporan visum di rumah sakit sekarang."

Nathan, Adelia dan Carolla hendak pergi namun ditahan ibu wali kelasnya. "Ah, tunggu, pak. Sebentar saya panggilkan kepala sekolah dulu ya," katanya sambil tergopoh-gopoh pergi.

Saat ibu wali kelas pergi. Pria itu mendekati Nathan dengan wajah bengis. "Berani sekali kau mengancam saya!"

Pria itu menyerang Nathan, namun Nathan berhasil mengelak. Pria itu berusaha memukul lagi, sebenarnya gampang saja Nathan menjatuhkan pria ini. Ia tahu beladiri. Tapi ia enggan menyelesaikan masalah dengan kekerasan.

Adelia dan Carolla berteriak ketakutan. Juga Ricky dan ibunya. Nathan menahan tangan pria itu di belakang, mengunci gerakannya dan melumpuhkannya di lantai.

"Aaargh, brengsek. Lepas!," teriak pria itu.

"Berhenti, apa-apaan ini!," teriak ibu kepala sekolah yang baru datang. Ibu wali kelas pun menjelaskan kronologinya.

Setelah mendengar penjelasan dari wali kelas, ibu kepala sekolah tersenyum kepada Nathan, Adelia dan Carolla. Ia menyetujui dan meminta pihak Ricky meminta maaf secara lisan maupun tertulis, daripada sekolahnya dituntut. Ia tahu Nathan berprofesi sebagai pengacara.

Masalah pun kelar dan Nathan merasa puas, namun Adelia mendekati Ricky dan mengatakan sesuatu pada anak itu dan memeluknya, juga ibunya.

"Apa yang kaukatakan pada mereka?," tanya Nathan penasaran.

"Aku hanya mengundangnya makan KFC bersama pulang sekolah besok. Anak-anak akan menyukainya. Semoga itu bisa mendamaikan mereka berdua," jawab Adelia.

"Okay, that's a good idea. Asalkan Carolla juga tidak keberatan. Aku balik kantor dulu ya," ucap Nathan.

"Terima kasih, Nathan. Sorry for disturb you."

"Santai saja, Adelia. I care about Carolla same like you," ucap Nathan tersenyum. Adelia merasa hatinya menghangat seiring kepergian Nathan.

 Adelia merasa hatinya menghangat seiring kepergian Nathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang