Bertemu Kembali

675 7 0
                                    

Sebulan kemudian.

Sejak kejadian itu, Nathan berusaha memaafkan kedua orang tuanya, walau hatinya masih terasa perih setiap memandang mereka berdua, tapi ia juga tidak tega melihat ayahnya yang sakit.

Hari ini merupakan hari penting. Nathan, Devano, Tiffany, tante Silla dan om Fadly sedang menunggu kedatangan Adelia.

°°°

Sebulan yang lalu.

Nathan berdiskusi dengan keluarga tentang anaknya, karena Nathan berniat ingin melihat dan menemuinya.

Ibu dan ayahnya sempat keberatan karena mereka berpikir untuk jangan menganggu hidup Adelia dan keluarga barunya. Namun sisi ego Nathan menolak dan tetap bersikeras bahwa dia punya hak yang sama pada anaknya, apalagi tidak ada bukti tertulis kalau Nathan tidak boleh menemuinya.

Akhirnya ibunya menyerah dan menghela nafas, "mama coba dulu ya, nak."

Sebenarnya Nathan ingin menghubungi Adelia sendiri, tapi ia takut terbawa emosi dan berakhir buruk. Jadilah, ia meminta tolong pada kedua orang tuanya untuk bicara.

°°°

Di luar dugaan, Adelia menyambut baik keinginan tante Silla dan om Fadly untuk bertemu cucunya.

Maka sesuai janji, sekarang mereka semua berkumpul di rumah om Fadly untuk saling bertemu.

Nathan sudah mempersiapkan diri untuk hari ini. Ia bisa hidup tanpa Adelia selama 10 tahun, maka bertemu sekarang juga tidak masalah, pikirnya.

"Dia sudah datang," bisik Devano padanya.

Pada saat itu, Adelia memasuki rumah dengan rambut digerai dan mengenakan terusan pink ditambah tatapan matanya yang ramah dan senyum mengembang.

Nathan terpukau dan tercengang. Inikah Adelia? Mantan guru sekaligus kekasihnya 10 tahun yang lalu? Sudah lama sejak Nathan melihatnya, namun Adelia berubah. Rasanya jauh semakin cantik, matanya yang besar, hidungnya yang mancung, bibirnya merah merekah, kulitnya yang putih, rambut hitam panjangnya, benar-benar sempurna di mata Nathan.

Om Fadly, tante Silla, Devano dan Tiffany langsung berdiri menyambut Adelia. Mereka bertukar kabar dengan ramah dan diawali acara tangis-tangisan.

"Maafkan tante, Adelia," ucap tante Silla sambil menangis.

"Om juga minta maaf, Adelia. Selama ini om sangat jahat padamu. Om sungguh menyesal," ucap om Fadly dengan mata memerah dan berkaca-kaca.

Adelia yang melihat tante Silla dan om Fadly menangis jadi ikut sedih dan terharu. Ternyata mereka sudah banyak berubah. Selama ini Adelia memang sudah memaafkan mereka semua, sehingga Adelia sama sekali tidak mendendam.

"Om, tante, sudahlah tidak apa-apa. Yang lalu biarkan berlalu, sekarang saatnya melihat ke depan," ucap Adelia menghibur om Fadly dan tante Silla. Adelia bahkan dengan tulus memeluk tante Silla agar berhenti menangis.

"Hai, Adelia. How are you? Masih ingat akukan?," tanya Devano.

"Of course. Devanokan?," jawab Adelia.

"Good memory, let me introduce you to my wife, Tiffany."

"Wow, you're married already? Congratulation!"

"Thank you, Adelia. Same goes for you."

Adelia dan Tiffany pun sudah saling berkenalan. Kini tatapan Adelia menuju ke Nathan.

'Omg, Nathan! He looks gorgeous! Terlihat sekali raut wajahnya semakin matang dan tubuhnya yang atletis semakin terbentuk. Ia sudah dewasa dan semakin tampan sekarang.'

"Nathan," panggil Adelia. Nathan masih terdiam memandanginya seperti orang bodoh.

"Nathan, hei!," ucap Adelia sambil menepuk agak keras bahu Nathan.

"Ah, what the?... Halo... hei...," ucap Nathan akhirnya.

"Sorry, kukira kerasukan. Abis you ngefreeze gitu," ucap Adelia bercanda. Ia tersenyum lebar, semakin menambah kecantikannya.

"Kamu... kamu.. semakin cantik," ucap Nathan tanpa sadar.

Om Fadly, tante Silla, Devano dan Tiffany menatap tegang pada mereka berdua. Apalagi kini ada pria lain berdiri di belakang Adelia mendengar ucapan Nathan barusan.

'Dasar Nathan bodoh!,' pikir Devano. 'Apa yang dia pikirkan? Tidak bisa menahan diri sebentar ya?!'

Di luar perkiraan, pria itu malah tersenyum dan memperkenalkan diri, "halo, perkenalkan. Saya Arka, suami Adelia."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang