"Aah...," Adelia melotot pada Nathan, namun Nathan tak peduli. Ia langsung menggerakkan jarinya keluar masuk vagina Adelia dengan gerakan cepat.
"Oh, oh... Nathan, no.."
Nathan merasakan genggaman tangan Adelia di penisnya melemah. Nathan memanfaatkan kesempatan ini untuk melepas dan mengunci kedua tangan Adelia di atas kepalanya. 'Wanita ini benar-benar bahaya,' pikir Nathan.
Jari Nathan masih keluar masuk vagina Adelia, Nathan bisa melihat wajah Adelia yang merem melek. Ia bisa merasakan Adelia akan orgasme sebentar lagi, tapi Nathan sengaja memelankan jarinya. Gerakan itu membuat Adelia frustasi. Ia melotot pada Nathan.
"Beg for me, Adelia," bisik Nathan. Adelia yang sudah tidak bisa berpikir jernih pun langsung memohon.
"Nathan, please...."
"Please what? Mmm.."
"Masukkan sekarang hiks," tangis Adelia di tengah-tengah kenikmatan yang tanggung.
Nathan menatap Adelia yang menangis dan menghiburnya. "Ssh... sorry, I'm too much," ucap Nathan merasa bersalah. Dikecupnya Adelia di wajah dan bibir.
"Ng..mm, mm..," desah Adelia di sela-sela ciuman.
"Are you sure wanna do this?," tanya Nathan. "Aku tidak akan berhenti jika sudah mulai."
Ketika Adelia mengangguk, Nathan mulai memasukkan penisnya ke vagina Adelia. Dengan gerakan lembut hingga semakin lama semakin dalam. Kini mereka sudah bersatu dan saling merasakan hangat masing-masing.
"Oh, nikmat sekali..," desah Nathan. Penis Nathan sudah masuk sepenuhnya, Adelia pun merasakan nikmat yang sama.
Tanpa lama, penis Nathan langsung menghujam vagina Adelia berkali-kali hingga menimbulkan suara.
Plok!
Plok!
Plok!"Oh, oh, oh...," desah Adelia. Sungguh perasaan paling nikmat sedunia.
"Nathan... terus...ah." Adelia akan orgasme sebentar lagi. Kakinya reflek menjepit pinggang Nathan.
"You want more?," bisik Nathan, Adelia mengangguk. Nathan semakin brutal menghujamnya, hingga payudaranya ikut bergoyang.
"Ooh, oooooh...," desah Adelia mencapai orgasme ketiganya. Payudaranya membusung, membuat Nathan tak tahan untuk tak mencium sekaligus meremasnya.
Nathan menunggu Adelia menyelesaikan orgasmenya. Ketika usai, tanpa ampun Nathan langsung menggenjotnya lagi.
Adelia yang sudah lemas hanya bisa pasrah. Ia biarkan Nathan mempermainkan tubuhnya untuk mencapai klimaks. Hujaman demi hujaman, remasan kuat di kedua payudaranya. Sakit dan nikmat yang sempurna.
"Ah, ah, ah... oooh...aku keluar lagi," desah Adelia.
"Ooooh... Adelia," desah Nathan bersamaan mencapai klimaks.
"Hah...hah...hah," desah mereka berdua. Saking lelahnya, mereka berdua pun langsung tertidur dalam posisi Nathan memeluk Adelia dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia
RomansaAdelia, seorang guru perempuan, berpacaran dengan murid laki-lakinya. Banyak rintangan dan kesulitan yang mereka hadapi. Haruskah kata-kata 'cinta tidak harus memiliki' mengakhiri hubungan mereka? Apakah cinta mereka akan tetap bertahan?