Pengakuan 🔞

1.6K 5 0
                                    

Malam harinya di apartemen.

"I need to say something," ucap Adelia dan Nathan secara bersamaan. Mereka pun saling memandang.

"You go first," sahut mereka berbarengan lagi. Hal itu membuat Adelia dan Nathan tertawa bersama.

"No, seriously. Kamu duluan saja," ucap Adelia. Nathan pun berdeham. Pendekatan dengan Adelia sudah berlangsung selama tiga bulan dan tidak ada tanda-tanda penolakan, sudah waktunya ia berterus terang soal perasaannya pada Adelia. 'I can't wait anymore,' pikir Nathan.

"Adelia..," panggil Nathan. "Remember three years ago? Ketika aku pergi ke Amerika untuk menunjang karir?"

Dibalas anggukan oleh Adelia. Nathan kemudian mendekat, berdiri tepat di hadapan Adelia dan menatapnya serius. Adelia jadi agak tegang.

"You are the reason," ucap Nathan.

"Me?," tanya Adelia cukup kaget.

"Ya, study itu cuma alasan ke dua. Alasan utamanya adalah kamu, Adelia. Aku tidak tahan melihatmu dan Arka. I know I'm such a coward and running away. Tapi aku sangat menghargai hubungan kalian, Arka deserves you and you deserves him. Karena itulah, aku berusaha sebisa mungkin untuk membatasi hubungan kita. Tapi dua tahun disana tidak cukup untukku melupakanmu, Adelia. Kamu ada di hatiku selama 10 tahun lebih. Aku tidak bisa melupakanmu begitu saja. Since the day we met until now, you are still the one," ucap Nathan.

"Jadi... kamu pulang sekarang untuk menggantikan posisi Arka, is that so?," tanya Adelia.

"No, kamu salah. Aku sudah tidak berharap apa-apa dari hubungan kita. Setidaknya... saat itu, but these days...," ucap Nathan mendekati Adelia dan berbisik, "... coba katakan kalau kamu tidak merasakan hal yang sama, Adelia. Katakan kalau kamu tidak menginginkanku, tidak pernah memikirkanku..."

Adelia ingin mengucapkan hal itu, tapi entah kenapa bisikan Nathan di telinga seperti membiusnya. Belum lagi aroma wangi maskulin dari tubuh Nathan. Adelia baru sadar ia sudah lama tak bercinta. Jujur ia kesepian dan merindukan sentuhan-sentuhan sensual itu.

Dari telinga, mulut Nathan mulai berpindah ke bibir Adelia. Nathan mulai dengan ciuman pelan yang lembut. Ia mainkan bibir Adelia hingga terdengar suara mengecap. Adelia memejamkan matanya menikmati ini. Ketika ciuman semakin dalam, Adelia mundur, namun Nathan malah menahan kepalanya.

"Mmm...mmm," Adelia tak tahan untuk tak mendesah. Ciuman Nathan benar-benar nikmat. Sepertinya ia sudah sangat ahli.

Nathan melepas ciuman itu dan menatap Adelia yang terlihat juga menginginkan ini. Nathan tersenyum dan menggendong Adelia ke arah kamar.

Direbahkan Adelia ke kasur dan Nathan kembali menciuminya. Kali ini Adelia juga membalasnya. Lidah mereka saling mengecap. Tangan Adelia sudah merangkul leher Nathan.

Satu persatu pakaian Adelia dibuka oleh Nathan hingga sekarang dirinya sudah telanjang sepenuhnya. Adelia merasa tegang ketika Nathan mengamati seluruh tubuhnya dari atas hingga bawah.

"A..apa aku berubah?," tanya Adelia. Sudah sepuluh tahun berlalu, tubuhnya mungkin tidak seperti muda lagi. Walau Adelia rajin merawat diri, namun tetap saja ia merasa tidak percaya diri di depan Nathan yang lebih muda 7 tahun darinya.

Nathan tersenyum ke arahnya, membuat Adelia semakin berdebar. "You are the most beautiful woman in the world, Adelia," bisik Nathan.

Adelia jadi tersanjung, ditambah ciuman dan kecupan-kecupan Nathan di tubuhnya.

"Ng...ah.."

Kedua payudara Adelia dimainkan oleh Nathan. Dihisap, dikecup, dijilat, diremas. Hal itu membuat Adelia gila dan bagian bawahnya basah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang