Pagi harinya.
Adelia terbangun dan melihat Nathan yang tersenyum padanya.
"Good morning," ucap Nathan. Adelia yang kaget langsung terduduk.
"Hei, hei.. tenang..," ucap Nathan.
Adelia mengamati sekeliling, ini kamarnya, semalam ia dan Nathan... Adelia menoleh ke Nathan yang masih telanjang di kasurnya. 'Oh, no... apa yang sudah kulakukan?,' Adelia pun menutup wajahnya dan menangis.
Melihat wanita di hadapannya menangis, Nathan reflek memeluknya. "Oh, Adelia. What's wrong? Apa kamu menyesal?"
Nathan malah mengingatkan Adelia soal semalam, dia jadi kesal dan mendorong tubuh Nathan.
"Ini salahmu, just go away!," teriak Adelia. Ia tahu ini sepenuhnya bukan salah pria itu, Adelia jadi merasa benci pada dirinya sendiri yang mudah terbuai. Jadinya ia melampiaskan kekesalan pada Nathan.
"Okay, blame me all you want. Hit me if it's make you feel better. But just to remind you... kamu yang memintaku untuk memasukimu semalam!," ucap Nathan.
Adelia malah semakin menangis mendengar kalimat Nathan. Ia benar-benar tidak tahu harus berkata apa.
Nathan menghela nafas melihat wanita di depannya menangis tersedu-sedu. Ia berusaha mendekati dan memeluknya sekali lagi. Kali ini Adelia tidak menolak.
"But please... don't tell me to go away. I just wanna be with you, Adelia. Aku juga tidak berusaha menjadi pengganti Arka. Hanya karena kita bersama, bukan berarti cinta di antara kalian hilang," ucap Nathan lembut.
Telapak tangan Nathan menyentuh dada Adelia, "dan dia akan selalu ada disini, di dalam hatimu," bisik Nathan.
Ucapan Nathan membuat Adelia menangis lagi dan pelukan Nathan terasa hangat dan nyaman. Hingga tanpa sadar Adelia kembali tertidur.
°°°
Adelia baru terbangun lagi saat hari sudah siang, namun kali ini ia hanya sendirian. Nathan sudah pergi? Ia buru-buru mengecek ponselnya.
Adelia membaca pesan sambil meringis karena bagian bawahnya agak perih. Nathan menghujamnya dengan brutal semalam.
Nathan
Sudah bangun? Aku pergi mengantar anak-anak sekolah dan lanjut ke kantor. Kamu istirahat saja hari ini :)Ah, syukurlah anak-anak diantar Nathan. Adelia kembali merebahkan dirinya di kasur dan terbayang-bayang kejadian semalam. 'Apa yang sudah kulakukan? Maafkan aku, Arka.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia
Roman d'amourAdelia, seorang guru perempuan, berpacaran dengan murid laki-lakinya. Banyak rintangan dan kesulitan yang mereka hadapi. Haruskah kata-kata 'cinta tidak harus memiliki' mengakhiri hubungan mereka? Apakah cinta mereka akan tetap bertahan?