SURAT CINTA

16 2 0
                                    

Humaira mengira komunikasinya dengan Amir sudah tidak ada lagi,namun ternyata tiba-tiba Amir memberi pesan kepada Humaira

"Eh Ra...Abang dikasih bucket Lo sama cewek" ujar Amir

"Ya terus?"

"Ciee cemburu"

"Hahaha ngapain aku cemburu bang Amir"

"Abang cuman bercanda,bucket itu dari adik Abang,dan dia seumuran Lo sama kamu"

"Ha iya?...biarin aja...kan cinta nggak Mandang umur"

"Eh...kamu keceplosan Ra" ujar Amir

Seketika Humaira terkejut dan menghapus pesannya kembali

"Keceplosan?...maksudnya bang?"

"Nggak jadi Ra"

Amir tau bahwa Humaira memiliki perasaan kepadanya.Namun Amir bersikap seolah tidak mengetahuinya

Saat itulah mereka sudah jarang berkomunikasi.Sorenya Humaira menjemput kue bersama Zahra dan ternyata dirinya berpapasan dengan Amir dijalan.Itu adalah pertemuan terakhir mereka.

Pada saat Humaira mengabaikan Amir,seketika Humaira menangis tanpa mengeluarkan suara

"Apakah ini adalah pertemuan terakhir ku dengannya" ujarnya dalam hati

"Maafkan Abang Ra...semoga kamu menerima lapang dada" ujar Amir dalam hatinya

Sudah sebulan Humaira tidak lagi berkomunikasi dengan Amir,apalagi Humaira tidak mengetahui apa dan dimana pekerjaan Amir.Namun Humaira melihat story Amir yang memegang sebuah gunting, menandakan bahwa Amir melakukan razia terhadap murid

"Pekerjaan bang jadi guru ya?" Tanya Humaira

"Nggak Ra...Abang jadi pembimbing di pesantren" jawab Amir

"Ouh"

Humaira hanya sesingkat itu bertanya kepada Amir.Padahal saat ini dirinya sangat merindukan Amir

Humaira merasa cemburu,ia mengira bahwa dipesantren tersebut juga ada guru pembimbing akhwat yang bisa berkomunikasi dengan Amir setiap hari

Setiap hari,Humaira mengerjakan pekerjaannya seperti biasa,walau saat ini dirinya sangat ingin berpapasan dengan Amir dijalan,namun itu tidak lagi terjadi,sebab Amir sudah pergi.

Humaira merasakan kegelisahan didalam hatinya, pikirannya terombang-ambing entah ingin mengungkapkan perasaannya kepada Amir.

Humaira melaksanakan shalat istikharah untuk menentukan pilihannya.Setelah itu Humaira mengetahui apa yang seharusnya ia lakukan.

Lalu Humaira ingin meminta sebuah saran dari Mutia

"Kak, gimana kalau aku ungkapin perasaan aku sama bang Amir, kita-kita boleh nggak ya?"

"Boleh Ra...jika hati kamu itu merasakan kegelisahan...maka kamu boleh mengungkapkan nya Ra"

"Apakah itu tidak berdosa kak?"

"Rasa kakak nggak Ra...soalnya setelah itu kamu kan nggak pengen bermaksiat"

"Iya kak"

Seminggu kemudian Humaira mengirim sebuah pesan kepada Amir walau dirinya tidak berani,namun dia harus tenang.

Sebelum itu Humaira kembali membaca pesannya dengan Amir semasa mereka masih berkomunikasi

Humaira tertawa sejenak membaca pesan tersebut

"Hahaha,hebat ya kamu tuan...aku tidak melihatmu setiap hari,tapi kamu berhasil membuat aku jatuh cinta,ditambah lagi umur kita beda 6 tahun"

"Apakah aku harus ungkakan perasaanku pada bang Amir"

MENUNGGU HUMAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang