MULAI TERSENYUM

50 3 0
                                    

Lima hari Ramadhan pun sudah datang,pembagian waktu terbagi dua yaitu sif pagi sesudah subuh dan sif menjelang siang jam 9.Humaira melaksanakan pesantren pada sif pagi,kebetulan yang membawa materinya adalah Amir.Humaira termenung melihat kehadiran Amir, dikarenakan Amir berpakaian sederhana dan memiliki Jenggot di dagunya.Entah kenapa jantung Humaira berdetuk kencang tidak seperti biasanya.Humaira menyentuh letak jantungnya
"Aku kenapa ya,kok nggak seperti biasanya..."ujar Humaira dalam hati sambil melihat kearah Amir

Amir juga melihat ke arah Humaira,namun hanya sekilas.Humaira duduk paling depan,dan berpakaian tertutup, padahal Humaira sudah memakai mukena.Humaira memakai mukena dilapisi hijab dan baju panjang.Hingga teman-teman Humaira pun heran

"Ra...kamu nggak kepanasan pake baju panjang kayak gitu?..."
Salah satu panitia yang duduk disekitar sana mengatakan

"Kalau Humaira hatinya itu sejuk,mangkanya nggak kepanasan...ya kan Ra..."
Humaira hanya tersenyum mendengar hal itu

Amir langsung membahas materi yang akan disampaikan

"Baiklah, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"
Para Ikhwan dan akhwat menjawab dengan serentak

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab serentak para anggota

Amir memulai pembukaan dengan menyampaikan muqadimah dan langsung memperkenalkan diri

"Baiklah, perkenalkan nama Abang Afdal Amir.Abang adalah ketua panitia dan yang akan membawa materi saat ini,jadi ada yang mau ditanyakan?..."
Semua hanya terdiam, Humaira hanya diam melihat Amir yang sikapnya begitu dingin

"Oke,baiklah... karena tidak ada pertanyaan,langsung saja kita mulai materinya"

"Kita akan membahas tentang KEUTAMAAN SHALAT QABLIYAH SUBUH,tolong siapkan catatannya dan tulis apa yang Abang sampaikan!"
Ujar Amir kepada seluruh Ikhwan dan akhwat.Mereka mengambil buku dan pena,begitu pula dengan Humaira.
Amir pun memulai materi yang akan ia sampaikan
"Qabliyah subuh adalah salah satu shalat rawatib yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan shalat subuh.Shalat Qabliyah subuh termasuk amalan ringan dan memiliki keutamaan yang besar.Shalat ini sering dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam karena keutamaannya yaitu lebih baik dari dunia dan segala isinya

Amalan sunnah ini diterangkan dalam sejumlah hadits shahih yang artinya: "Dua rakaat sebelum salat Subuh itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya." (HR Muslim)"
Maka alangkah baiknya kita untuk meluangkan waktu sebelum subuh itu untuk melakukan shalat qabliyah subuh,dan jangan sampai rugi dengan meninggalkan amalan Sunnah ini" ujar Amir

Tata cara shalat Qabliyah subuh itu seperti shalat pada umumnya namun niatnya yaitu niat sendiri penting dilafalkan karena berguna untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya.

Apalagi salat qobliyah subuh dan salat subuh wajib juga mirip karena dikerjakan dalam dua rakaat. Niat ini dibaca sebelum mendirikan salat dan cukup dilafalkan dalam hati.
Dan sekarang Abang akan membacakan niat shalat Qabliyah subuh:
اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

"Ushalli sunnatash-shubhi rak'ataini qabliyyatal lillahi ta'ala."

Artinya:

"Aku niat salat sunah sebelum subuh dua rakaat karena Allah Taala."

Humaira sangat fokus dengan materi yang disampaikan Amir.Dikarenakan kefokusan Humaira,dengan penjelasan materi yang disampaikan,Amir menjelaskannya sembari melihat ke arah Humaira saja.Hingga Humaira heran,namun hanya karena itu,Humaira mengabaikannya hingga materi pun selesai.

Materi selesai tepat jam 9 waktu Dhuha,absen akan diambil disaat mereka sudah melaksanakan Dhuha.Sif pagi sudah selesai dan dilanjutkan dengan sif siang.Pada setiap waktu zhuhur dan ashar absen akan terus diambil berdasarkan shalat berjamaah di masjid untuk para peserta pesantren.

Hingga setelah malam untuk shalat tarawih pun juga diambil.Setelah absen shalat tarawih diambil,Humaira ingin tadarus (membaca Al-Qur'an) bersama Garin termasuk ketua pengurus.Dikarenakan hanya Humaira wanita disana,gadis ini mengajak anak kecil untuk ikut bersamanya.
Tadarus dimulai dari ketua pengurus dengan irama muratalnya dilanjutkan dengan Agus yaitu Garin yang kedua lalu setelah itu dilanjutkan oleh Amir.Disaat Amir membacakan ta'audz dan bismillah,Humaira kagum dengan suara Amir yang menyejukkan hatinya.

"Maa syaa Allah..." Ujar Humaira dalam hati

Humaira terpukau melihat Amir hingga pandangannya tidak teralihkan.
Jantung Humaira berdetuk kencang sembari melihat Amir.

"Duh...malah deg deg an lagi,nih jantung hampir copot keknya..."ujar Humaira dalam hati.

Amir terlihat sederhana, hingga yang membuat Amir seperti lelaki shalih itu adalah jenggot dibawah dagunya.

Setelah Amir membaca Al Qur'an,Amir memberikan mic nya kepada Humaira.Hingga seketika jantung Humaira kembali berdetuk dengan kencang hingga tubuhnya berkeringat.Anak kecil memukul bahu Humaira dengan pelan

"Kak...tuh bang Amir dari tadi udah kasih mic tu" ucap adik-adik menyadarkan Humaira

"Astaghfirullah..."ucap Humaira dalam hati
Humaira membaca Al Qur'an dengan santai,namun suara gadis ini juga membuat Amir sedikit kagum

"Maa syaa Allah,ternyata suaranya juga bagus" ujar Amir sambil sedikit tersenyum,namun Humaira tidak menyadarinya.

Akan tetapi disana tidak hanya Amir yang kagum dengan suara Humaira,ternyata adalah seorang santri yaitu anak dari ketua pengurus tersebut yang juga kagum dengan Humaira,dia bernama Rehan.Rehan tidak hanya kagum dengan suara Humaira,namun dia juga kagum dengan cara berpakaian Humaira yang tertutup walau sudah memakai mukena.

Setelah tadarus selesai tepatnya jam 10,Humaira bergegas pergi meninggalkan masjid dan belanja sedikit di sebuah warung dekat masjid tersebut.Anak kecil disana mengatakan sesuatu kepada Humaira.

"Kak...tadi aku perhatiin bang Amir tersenyum Loh,liat kakak"

"Hah tersenyum?...tersenyum apanya...kakak aja nggak liat tadi..."ujar Humaira

"Iya kak,kami serius...kami liat bang Amir tersenyum liat kakak,mungkin suara kakak bagus"
Lanjut ucap anak kecil tersebut
Humaira hanya tersenyum karena tidak percaya.

"Yaudah,kakak percaya...tapi sekarang kalian pulang gih,udah malam...ntar mamanya nyari lagi" ujar Humaira

"Yaudah kak,kami pulang dulu ya"

"Iya" jawab Humaira sambil melihat adik-adik tersebut hingga jauh.
Humaira dan Zahra akhirnya pulang menggunakan kendaraan roda dua.

MENUNGGU HUMAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang