KEPUTUSAN

12 1 0
                                    

Dimas dan Zahra sudah berangkat ke Jawa dan diantarkan sampai ke Bandara oleh Humaira

Dimas menangis nangis karena berpisah dengan Humaira sembari memeluknya

"Udah,cupcup...kakak nanti juga liat adik kakak kesana kok,jangan sedih lagi" ujar Humaira menenangkan Dimas

Sementara Zahra hanya diam sambil main handphone

"Salam sama kakak sekarang,itu udah nunggu paman kita tuh"

"Iya kak, Dimas akan merindukan kakak selama disana"

"Iya,kamu rajin-rajin sekolah disana ya,jangan males belajarnya, katanya mau jadi tentara"

"Iya kak, Dimas akan berusaha"

Lalu Humaira mencium kening Dimas

"Dadada...." Ujar Humaira

Humaira menangis karena berpisah dengan adiknya yang tersayang

Lalu Humaira kembali ke rumah neneknya
Humaira tinggal dengan neneknya bukanlah sesuatu hal yang mudah bagi Humaira.Nenek Humaira lebih mementingkan pekerjaan rumah daripada sekolah Humaira,satu kesalahan Humaira akan dibicarakan oleh neneknya dengan tetangga

Namun begitulah Humaira, memahami bagaimana sikap manusia.Pasti ada baiknya walau yang terlihat hanyalah keburukan

"Sebaik-baiknya manusia pasti ada buruknya, seburuk-buruknya manusia pasti ada baiknya"

Humaira duduk sejenak dan mengirimkan pesan kepada Amir, karena dirinya ingin menjauhi Amir

"sungguh sulit menahan jari ini bang,jadi aku mohon,tolong blokir nomor aku ya bang"

"Iya Ra,Abang faham, jikalau memang itu adalah cara yang terbaik...maka Abang dukung" jawab Amir

"Iya bang,kalau boleh...blokir aja nomor aku sekarang ya bang"

"Kenapa nggak kamu aja Ra?"

"Lebih baik Abang aja"

"Yaudah Ra,maafin Abang ya,kalau salah sama kamu"

"Aku juga bang" jawab Humaira

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam warahmatullah bang Amir"

Humaira merasa sedih,namun dirinya berfikir

"Islam tidak sekejam itu melarang kita untuk jatuh cinta,namun dalam aturan Islam lah yang menjauhkan kita dari mudharat,kita tidak seharusnya memikirkan takdir Allah, dipersatukan atau tidak itu adalah resiko jatuh cinta sebelum halal"

Daripada Humaira terus merasakan kegelisahan,maka dirinya berusaha untuk tidak memikirkan Amir

Sudah selama tiga bulan,Humaira tidak lagi chattingan dengan Amir.Begitu pula dengan Amir,hanya bisa melihat dan memandang akun hijrah Humaira.

"Sedang apa kamu disana Ra?" Tanya Amir yang sendirian

Amir berusaha menjadi lelaki yang baik agamanya, menyempurnakan tauhidnya kepada Allah

Humaira yang sendirian memandang sebuah pena yang diberikan oleh Amir

"Disaat diriku rindu pada saat kau jauh,setelah kerinduan itu ku tahan selama ini,ternyata yang dulunya kita berkomunikasi,pada akhirnya hal itu tidak bisa terulang lagi.Aku tidak tau lagi kabarmu disana,namun aku berharap agar Allah menjagamu di manapun kamu berada,doaku tetap sama tuan.Semoga kelak kita bisa bertemu,entah bertemu dengan indahnya sebuah ridho dari Allah, ataukah kita bertemu disaat aku melihatmu dengan yang lain." Syairnya

Amir yang termenung, mendadak orangtuanya menelfon Amir

"Assalamualaikum nak, gimana kabarnya?"

"Waalaikumussalam warahmatullah Alhamdulillah baik umi,kalau umi apa kabar"

MENUNGGU HUMAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang