Humaira,Mutia dan ustadz Amir segera kerumah sakit pada siang hari
"Ikut saya..." Ajak ustadz Amir
Humaira dan Mutia menganggukkan kepalanya dan berjalan kearah ruang pemeriksaan
"Biar saya yang ngomong dengan dokter..." Ujar ustadz Amir
Ustadz Amir pergi kedalam ruangan dan berbicara dengan dokter
"Saya kesini dengan teman saya,jadi izinkan saya untuk memeriksanya sendiri..." Ujar ustadz Amir
"Maaf...bagaimana saya mengizinkan anda memeriksanya, sementara anda tidak memiliki pengalaman apapun..." Ucap sang dokter
"Ini identitas saya..." Ustadz Amir memberikan kartu identitasnya pada dokter
"Jadi anda sudah membangun rumah sakit di Turki..." Tanya sang dokter
"Iya...saya juga mengendalikannya...jadi izinkan saya untuk memeriksanya.." singkat ustadz Amir
"Baiklah... karena anda sudah memiliki keahlian,maka saya izinkan..."
Ustadz Amir berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil dari pemeriksaannya dari Humaira.
Ustadz Amir hanya melakukan pemeriksaan semampunya, karena Humaira adalah wanita,maka dia tidak berani untuk memeriksa lebih dalam lagi
Setelah melakukan pemeriksaan ustadz Amir berkeringat dan menghela nafasnya.
"Alhamdulillah...Humaira tidak berpenyakit kanker,Humaira hanya kekurangan darah saja..."ujar ustadz Amir
Dengan air mata mengalir Humaira sangat bersyukur dan berterimakasih kepada ustadz Amir
"Alhamdulillah... Alhamdulillah ya Allah..." Tangis Humaira
"Tapi kenapa sudah dua kali pemeriksaan masih tetap saja sama hasilnya dirumah sakit yang saya..."
"Itu sepertinya hanya kebohongan saja, sekarang kamu tidak usah berfikir macam-macam...kamu harus fokus dengan kesehatan kamu,..." Pesan ustadz Amir
Humaira menganggukkan kepalanya kebawah
"Kenapa segitunya ustadz Amir kepada Humaira,apa ustadz Amir mempunyai perasaan ya...dengan Humaira..." Ucap Mutia dalam hati
"Terima kasih banyak ustadz..." Ucap Humaira sambil menundukkan kepalanya
"Sama-sama... takutnya waktu semakin sore,sebaiknya kita pulang..." Ujar ustadz Amir
"Kami naik taxi saja ustadz..." Ujar Mutia
"Hmm..." Jawab ustadz Amir dan pergi meninggalkan Mutia dan Humaira
Didalam taxi Mutia masih termenung memikirkan ustadz Amir dan Humaira
"Kenapa ustadz Amir membantuku..." Ujar Humaira yang berbicara sendirian
"Karena dia mencintaimu Ra..." Jawab Mutia
Sontak Humaira memandang Mutia karena terkejut
"Hahaha...nggak lucu..." Tawa kecil Humaira
"Aku serius..." Ucap Mutia memegang tangan Humaira sambil menatap matanya
Humaira melepaskan tangannya dari genggaman Mutia
"Nggak...ustadz Amir tidak mungkin...""Mungkin saja,kamu lihat bagaimana perhatian dia padamu.Aku pernah melihat dia selalu tersenyum padamu tanpa kau sadari...dan bantuan ini?... orang tidak sebaik ini sampai-sampai ia menggunakan waktunya untuk membantumu..." Ujar Mutia
"Sudahlah kak...semua itu hanya karena kebaikan ustadz itu saja,soal rasa dia padaku itu tidak mungkin..."
"Terserah kamu Ra...kakak cuman menyampaikan pendapat kakak saja...soal percaya atau nggak itu urusan kamu" ucap Mutia
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUNGGU HUMAIRA
AcakKisah seorang gadis yang bernama Humaira berusia 16 tahun,lalu Allah mempertemukan dengan seseorang ia kagumi yang bernama Amir berusia 22 tahun hingga pada akhirnya ia jatuh cinta dengan diam-diam.Namun dipertengahan sebelum gadis ini mencintai Ami...