MERINDUKAN KEBERSAMAAN KELUARGA

17 0 0
                                    

Sudah hari ke tiga Amir melaksanakan kegiatannya namun disisi lain Humaira juga harus menemani neneknya pergi ke rumah sakit untuk mengambil obat diabetes neneknya dari hasil pemeriksaan sehari sebelumnya

Seperti biasa, setiap pergi jauh Humaira selalu memakai masker

Sesampainya diruang obat banyak yang mengantri pengambilan obat

Nenek Humaira ingin meletakkan surat hasil labornya namun seorang bapak menegur neneknya

"Pegang aja dulu buk,nanti dikasih" ujar bapak tersebut dengan nada tinggi

Nenek Humaira hanya diam saja karena merasa malas meladeni perkataan si bapak

Seorang nenek yang lebih tua dari nenek Humaira sedang kebingungan sambil memegang hasil surat labornya

"Surat ini harus diberikan kesiapa ya"

"Pegang aja dulu Mak,soalnya harus berurutan" ujar nenek Humaira

"Mak...Mak...emangnya dia lebih tua dari saya" ujar nenek tersebut

Humaira memegang kepalanya melihat tingkah dua nenek yang sedang bertengkar

"Ya ampun" ujar Humaira sambil memegang keningnya

"Ya tentu dipanggil "Mak",kalau kita berumur ini dipanggil Mak itu biasa saja bagi saya" jawab nenek Humaira mengarah kepada ibu-ibu disampingnya

Nenek yang kebingungan tadi tidak menyadari bahwa Humaira itu cucunya

"Saya bilang biasa aja dia manggil saya emak,emang dia merasa muda disini" ujar nenek tersebut berbicara kepada Humaira dengan memelankan suaranya

Humaira menahan tawanya lantaran kepolosan nenek tersebut yang tidak menyadari bahwa dia sedang berbicara dengan cucu yang dia bicarakan

Humaira hanya menganggukkan kepalanya sambil menahan tawa di balik maskernya.

"Emang emak-emak kalau masalah sepele diperbesar terus" ujar Humaira sambil senyum-senyum

Setelah nenek Humaira mendapatkan obatnya,Humaira menggandeng tangan neneknya

Nenek yang marah tadi terkejut,ternyata dirinya sedang menjelekkan neneknya dihadapan cucunya

Sepanjang perjalanan pulang,barulah Humaira melepaskan tawanya sambil mengendarai motor.

"Kenapa kamu ketawa?" Tanya nenek Humaira

"Nggak ada nek,cuman lucu aja tadi" ujar Humaira

"Itulah... ada-ada aja"jawab neneknya

"Tapi aku salut loh,sama nenek...nenek diam aja setelah dijelek-jelekkan sama nenek tadi"

"Itulah mengapa kita harus memperbanyak diam,agar masalah kecil tadi tidak menjadi besar jika kita memperbanyak diam"

Disitulah hikmah ya didapatkan Humaira,menjaga lisan agar tetap diam itu lebih baik daripada berkata kasar dengan melontarkan isi hati

"Eh...belok Ra,kita ke muara beli ikan"

Humaira dan neneknya harus pergi kepasar ikan untuk membeli ikan dan bahan-bahan masakan

Pada saat perjalanan pulang Humaira mengingatkan neneknya

"Nek...jahe udah beli?"

"Oo ya belum,nanti di warung aja beli"

Humaira menghentikan motornya dan menunggu neneknya membeli jahe

"Jahe mahal sekarang buk,berapa lah saya nego ini" ujar pemilik warung dengan nada tinggi

"Ya kalau mahal nggak bisa dibeli,ini saya beli berarti saya mampu" ujar neneknya

MENUNGGU HUMAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang