Melupakan Amir adalah tujuan Humaira saat ini,namun itu semua dibutuhkan waktu yang lama.Tidak mudah baginya untuk melupakan seseorang yang sangat dia cintai, apalagi dulunya dia berjuang memperbaiki diri sebelum Amir datang melamarnya.Kini impian Humaira dikubur sedalam-dalamnya,yaitu tidak berharap agar Allah datangkan untuk membahagiakannya,kecuali mengharapkan agar Allah memanggilnya dia dirinya dekat dengan Allah.
***
Dua bulan kemudian"Ra...kamu disini rupanya" ujar Mutia menghampiri Humaira
Humaira masih memegang pena yang diberikan Amir padanya
"Kamu pasti bisa..." Ujar Mutia sambil memegang bahunya
"Pastinya rasa sedihku masih ada,aku bisa...namun itu semua membutuhkan waktu agar aku bisa berdamai dengan diriku sendiri.Dulu aku sering berpapasan dengannya dijalan,tapi sekarang selama-lamanya itu tidak akan mungkin terjadi..." Ujar Humaira sambil memutar pena dari Amir
"Orangnya mungkin sudah pergi,tapi tidak dengan kenang-kenangan nya..." Ujar Mutia
"Kenangan inilah yang selalu membuatku ingat dengan dirinya..." Ujar Humaira sambil mengingat momennya diberikan pena oleh Amir disaat Amir bekerja setelah dia wisuda
"Kakak tau...dulu aku sangat ingin bertemu dengan Amir selama tiga tahun dulu,namun setelah aku bertemu dengannya kembali...dia malah meninggalkan aku selama-lamanya.Dan aku mencoba untuk bertahan,namun terkadang mengingatnya lah yang membuat hatiku bersedih kembali" ujar Humaira sambil memandang ombak
Beberapa menit kemudian Mutia bertanya kepada Humaira
"Ra...dari dulu kakak mau nanya nih,kenapa wanita itu nggak boleh memperlihatkan wajahnya,padahalkan untuk kebaikan seperti berdakwah" tanya Mutia
"Ya ampun kak...dari dulu sampai sekarang kakak baru bertanya sekarang?..."
"Hehehe..."
"Jadi gini kak Mutia, sebaik-baiknya wanita adalah mereka yang tersembunyi.Sekalipun wajah mereka tertutup.Kakak tau,semenjak aku mengenal manhaj salaf.Aku menyadarinya bahwa disana aku mempelajari bahwa wanita itu adalah fitnah terbesar walaupun dia berlian didunia.Bukanksh berlian itu harusnya dijaga dan ditutupi agar terhindar dari penjahat?...begitu pula dengan wanita,sebaik apapun niatnya, yang namanya fitnah tetap fitnah.Wanita yang bermanhaj salaf itu tidak akan menampakkan dirinya disosial media sekalipun hanya tangan atau sebagainya..."
"Lalu..." Tanya Mutia yang menyimak nasehat Humaira
"Sekarang pertanyaannya, apakah hanya menampakkan diri saja cara wanita menyebarkan kebaikan?... jawabannya tidak,muslimah yang baik itu adalah menggunakan sosial medianya berdakwah menggunakan tulisan atau potongan ceramah dari ustadz ustadz salaf bukan dengan menampakkan diri.Itulah mengapa kita harus mengenal manhaj salaf,sebab manhaj salaf itu tidak menggunakan akal dalam menilai hukum setiap perbuatan,tapi berdasarkan hadist dan ajaran Rasulullah dan para sahabat..." Ujar Humaira
"Hmmm...begitu,puas banget sama jawabannya" ujar Mutia
"Barakillahu fiikum" ucap Humaira
"Wa barakillahu fiik" jawab Mutia hingga mereka tertawa serentak
"Kakak tau siapa yang mengenalkan aku dengan manhaj salaf?..."
"Nggak tau...emangnya siapa?" Tanya Mutia
"Bang Amir...dialah yang mengenalkan aku dengan manhaj salaf" ujar Humaira
"Kakak ingat,dulu dimasa SMA kita pernah pesantren Ramadhan hingga aku akhwat terbaik disana.Nah sepulang dari sana bang Amir bertanya ke aku tentang apakah akun hijrah itu adalah milik aku,lalu aku menjawab 'iya',bang Amir langsung memberikan nasehat padaku agar tidak memakai musik dalam berdakwah..."
"Lalu?..." Tanya Mutia
"Sudahh ratusan ribu like dan puluhan like disetiap kontenku,bahkan sudah seratus lebih aku buat konten.Semuanya aku hapus karena aku diberi tahu bang Amir bahwa musik itu haram.Hingga sekarang aku berdakwah di sosial media dengan tulisan ku tanpa menggunakan musik".ujar Humaira
"Maa syaa Allah Ra...sebaik itu bang Amir sehingga kamu menghapus konten kamu yang sudah ratusan ribu like itu...."
"Iya kak,sebab dialah yang memberikan ilmu padaku.Bagaimana aku harus teguh pendirian terhadap manhaj salaf..." Ujar Humaira
"Makanya kakak bersyukur bertemu kamu Ra,kamu nggak pelit memberikan ilmu.Bahkan dulunya kakak tidak mengenal manhaj salaf,namun kamu mengajarkan kakak untuk mengikuti Sunnah Rasulullah dan para sahabatnya..." Ujar Mutia sambil menatap Humaira
"Alhamdulillah,usaha bang Amir memberikan ilmu adaku tidak sia sia kak.Sekarang banyak yang mengikuti hawa nafsunya sehingga meninggalkan ajaran Rasulullah dan para sahabat serta menyalah artikan makna dalam Al Qur'an..."
"Iya Ra...kakak juga melihat fenomena perbuatan yang tidak pernah dicontohkan Rasulullah" ujar Mutia
"Iya kak... apabila kita menasehati mereka,mereka mengatakan bahwa ngaji kita kurang jauh.Namun apabila ada yang mengarang ngarang mereka malah memujinya padahal dalam sebuah hadist Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda:
'barang siapa yang beramal ibadah yang tidak ada contoh dari kami,maka amalan itu tertolak' (HR.Muslim no.1718.) ujar Humaira
"Terus mereka yang mengedepankan logika mereka,padahal haditsnya sudah ada yang melarang,namun mereka tetap saja melakukannya gimana Ra?..." Tanya Mutia
" Jadi gini kak
'sebagian orang ada yang meminta fatwa kepada para ulama,jika fatwa tersebut sesuai dengan hawa nafsunya mereka menerimanya,jika tidak maka dia berpaling darinya.Dan sifat ini adalah sifat Yahudi' (Syaikh Muqbil bin Hadi Rahimahullah (Riyadhul Jannah hal.17)'Dari Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda 'islam datang dalam keadaan asing dan kembali pula dalam keadaan asing maka sungguh beruntung orang yang asing itu" (HR.Muslim no
145)
Maksudnya adalah,ketika dahulu Islam diajarkan oleh para Rasulullah kepada para sahabat dalam keadaan asing,maka pada zaman sekarang sangat asing bagi mereka dalam mengikuti ajaran Rasulullah dan para sahabat.Namun beruntung bagi mereka yang asing" jawab Humaira"Maa syaa Allah...darimana kamu dapat ilmu ini Ra" tanya Mutia
"Semua ini bang Amir yang ajarin kak,kami dahulu chattingan tidak penting,namun semakin bang Amir belajar agama...beliau sudah jarang chattingan sama aku.Tapi setiap pertanyaan aku tetap beliau jawab" jawab Humaira
"Maa syaa Allah...begitu banyak momen kamu mengenal bang Amir,tapi..." Ujar Mutia
"Iya kak...aku berusaha untuk menerima takdir dari Allah,umurku tidak lama lagi karena penyakit ini.Aku berharap kepada Allah agar Allah pertemukan aku dengan dirinya diakhirat nanti..." Ujar Humaira
"Humaira...jangan bikin kakak nangis lagi soal penyakit kamu dan apakah mungkin kamu akan bertemu dengannya diakhirat nanti, sementara bang Amir belum halal sama kamu Ra...mungkin saja istrinya di syurga kelak adalah bidadari disana" jawab Mutia menggeledek Humaira
Candaan Mutia malah membuat Humaira menangis mengingat Amir
"Ra...kakak canda...jangan nangis" ujar Mutia meminta maaf kepada Humaira
"Nggak kok kak...kakak benar,mungkin saja diakhirat aku tidak bertemu dengannya melainkan dia sedang bersama dengan bidadari disana" ujar Humaira
"Aaaa...Ra...kan kakak nangis" ujar Mutia sambil memeluk Humaira
"Nggak papa kok kak, melupakan itu mungkin dipaksa,tapi itu juga butuh proses.Dan sekarang bertemu dengannya tidak akan ada lagi selama-lamanya" ujar Humaira menangis kembali
"Aku harus berdiri...aku harus kuat,itu semua butuh waktu" ujar Humaira
Mutia menganggukkan kepalanya sambil menenangkan Humaira
"Genggam tangan ku selalu ya kak...jangan lepaskan,aku tidak akan bisa melewati ini semua sendirian" ujar Humaira
"Iya...kakak pasti akan selalu didekat kamu Ra...menjaga kamu agar tetap tersenyum" jawab Mutia

KAMU SEDANG MEMBACA
MENUNGGU HUMAIRA
RandomKisah seorang gadis yang bernama Humaira berusia 16 tahun,lalu Allah mempertemukan dengan seseorang ia kagumi yang bernama Amir berusia 22 tahun hingga pada akhirnya ia jatuh cinta dengan diam-diam.Namun dipertengahan sebelum gadis ini mencintai Ami...