MENOLAK HUMAIRA

10 0 0
                                    

"Amir,kenapa kamu nggak kasih tau aku kalau kamu melamar wanita itu" ujar Azizah

"Afwan...ana tidak perlu minta izin sama anti kan?..." Jawab Amir

Mendengar jawaban itu,Azizah menghela nafasnya

"Kamu pikir-pikir lagi Amir, apakah kamu yakin melamar gadis itu..."

"Aku sudah yakin,saya mencintai gadis itu...bukti dari mencintai itu adalah pernikahan" jawab Amir

Azizah meneteskan air matanya didepan lelaki yang bukan mahramnya

"Maaf,Jangan menangis disini.. jikalau saya pernah menyakiti anti...maafkan saya"

"Tapi aku mencintai kamu Amir,aku sudah lama mencintai kamu dalam diam...aku berjuang mati Matian untuk menahan rasa ini,tapi nyatanya...kamu bukan untukku" ujar Azizah

Humaira terkejut sambil menutup mulutnya dengan tangannya

"Afwan,mungkin ana bukanlah takdir anti...semoga anti paham maksud Allah yang tidak menakdirkan anti dengan saya"

"Baiklah... assalamualaikum" ujar Azizah pergi sambil mengusap pipinya yang dibasahi oleh air mata

"Waalaikumussalam warahmatullah" jawab Amir yang melongo melihat Azizah pergi

Azizah tidak menyadari bahwa dia melewati Humaira disaat dia berlari.

"Ternyata...aku salah ya Allah, ternyata aku mencintai seseorang yang bukan takdirku"

Pesan untuk pembaca:
"Cintailah seseorang ala kadarnya sebagaimana Rasulullah perintahkan, mencintai seseorang sebelum halal itu adalah luka yang sengaja engkau buat.Maka produktif lah,jangan terlalu berharap,kamu mungkin mencintainya.Namun apakah takdir Allah untukmu itu adalah berpihak kepadanya?takdir itu hanya Allah tentukan,bukan kita yang terlalu terbuai dengan harapan"

Segera Humaira menemui Amir yang sedang menundukkan pandangannya.Mutia hanya melongo melihat Amir yang duduk,dan melihat  suasana yang sunyi dan sepi.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ujar Humaira

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Amir yang mulai gugup

Humaira melirik Mutia agar tetap memakai headset nya

"Afwan Humaira, apa yang ingin kamu sampaikan" tanya Amir yang menundukkan pandangannya

"Apakah kamu sudah yakin dengan keputusan kamu yang ingin melamar saya?" Tanya Humaira dengan suara yang tegas

"Untuk apa kamu menanyakan itu?" Tanya Amir

Humaira mengeluarkan air matanya sambil menundukkan pandangannya

"Afwan,kenapa anti sampai menangis?" Tanya Amir

"Mungkin inilah saatnya ana memberitahu, karena ini sangat menyangkut dengan keputusan kamu" ujar Humaira

"Afwan,apa maksud kamu"

Humaira tetap bersikap dingin dan menundukkan pandangannya dengan meneteskan air matanya

"Keluarga saya belum tau dengan ini,namun saya harap kamu bisa menjaga amanah saya agar tidak memberitahu mereka" ujar Humaira

"Baiklah,saya akan menjaga amanah sesuai yang kamu katakan" jawab Amir

"Saya tidak ingin kamu menyesal ketika bersama saya,saya siap menerima keputusan kamu setelah saya memberitahu hal ini" ujar Humaira sambil meremas kedua tangannya

Amir hanya menganggukkan kepalanya

"Saya mempunyai penyakit keras,saya mengalami kanker hati" ujar Humaira menghadap kebawah sambil merapatkan giginya disaat air matanya menetes selalu

MENUNGGU HUMAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang