🌪.

2.5K 179 2
                                    

Jisung menutup pintu dengan sangat sangat pelan tapi telinga Renjun seperti radar, dia bahkan dapat mendengar suara nafas Jisung jika dia mencoba untuk bersembunyi.

Jisung berjalan mengendap untuk menghindari Renjun dan berniat kabur untuk mengunci diri di kamarnya.
Namu bencana. Renjun sudah berdiri di depan pintu kamarnya melipat tangannya dengan aura membunuh yang kuat di sekitarnya.

Dia tidak berhenti memberi tatapan yang mematikan pada Jisung.
Jisung segera berdiri tegak ketika menyadari Renjun sudah bersiap. Menghindari tatapan Renjun dengan menundukkan kepalanya, dia tidak bisa berhenti menelan ludahnya yang semakin lama membuat dia merasa sesak.

Jaemin sengaja mengikuti Renjun, untuk berjaga-jaga, jika dia mampu untuk menyelamatkan Jisung mungkin dia akan berusaha untuk menyelamatkannya tapi jika tidak ada keberanian, dia berencana untuk membuat anak lagi. itu adalah pilihan Terbaik yang Jaemin pikirkan daripada harus berurusan dengan Renjun Sang Bos di rumah itu.

Jisung beberapa kali melirik Jaemin yang berdiri tidak berdaya di antara Dirinya dan Renjun.
Dia terus mengirim sinyal minta pertolongan pada Jaemin dengan tatapannya yang menyedihkan namun Jaemin hanya membalasnya dengan kedipan tidak berdaya juga pada Jisung. Karena mereka sama-sama tidak berdaya untuk melawan Renjun.

Masih terlihat jelas bekas merah dan tangisan di wajah Renjun dan yang lainnya seperti sebuah tanduk yang hampir meledak dengan asap yang mengepul keluar dari kepala Renjun. meskipun itu hanya halusinasi yang Jisung lihat, tapi masih terlihat sangat menakutkan di bandingkan film horor yang sering Jisung dan ibunya tercinta tonton setiap mereka memiliki waktu luang.

Renjun masih tidak mengatakan apa-apa, menunggu Jisung mengakui kesalahannya.

Jisung sendiri, lagi-lagi melirik ke arah Jaemin dan kali ini Jaemin merespon dengan gelengan kepalanya yang masih tidak berdaya untuk menolongnya.

Dia juga tidak ingin kalah dari ketidakberdayaan Jaemin, dia menggunakan cara lain untuk membuat Jaemin luluh agar menolongnya dari amukan Renjun.

Memberi Jaemin ekspresi paling meles dan mengkhawatirkan dengan matanya yang mendominasi ekspresi seorang anak yang meminta izin untuk memakan permen dari orang tuanya.

Benar,, Jaemin tidak bisa menghindari serangan kegemasan Jisung, matanya terlalu keras kepala untuk terus melirik kasian anak nakal itu.

Jisung tidak bisa membuang waktu karena wajah Renjun di depannya semakin terlihat tidak tahan untuk segera mencabik-cabik dirinya. Meskipun Jisung membela diri mengatakan alasannya, Renjun tidak akan pernah mendengarnya karena ini bukan pertama kalinya ibu omega Jisung marah.

Sudah sangat sering bahkan ketika Jisung kecil dan belum tinggal bersama Jaemin, dia menjadi sasaran omelan setiap ibunya dalam suana hati yang buruk. Untungnya, saat Jisung sudah tinggal bersama Jaemin setidaknya dia mendapat pertolongan meskipun tidak sering.

Jika Jaemin yang berbicara, omelan Renjun akan mengubah targetnya dan itu akan mengarah pada Jaemin.
Dan Jaemin yang tidak bisa mengatasi kepolosan wajah Jisung yang berumur 10 tahun harus menjadi tumbal dan memberikan nyawanya pada Renjun untuk Jisung.

Helaian nafas berat dan juga frustasi terdengar begitu jelas ketika Jaemin bernafas. Dia memutuskan untuk berbicara pada Renjun agar dapat menyelamatkan Jisung pada akhirnya dan begitulah Renjun bereaksi.
Karena Jaemin tidak tahu apa yang akan terjadi padanya selain mendapatkan omelan dari Renjun dia jadi tidak terlalu berpikir tentang akibat lainnya.

“Injun-ah Tenanglah, Kita dengarkan penjelasan Jisung terlebih dulu. Jika alasannya tidak masuk akal kamu baru harus menghukumnya.” Jaemin masih menjaga jarak dari Renjun ketika dia memberanikan diri untuk bicara.

이루시은🌈. [Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang