🌒

986 107 3
                                    

Satu hari berlalu dari saat Jaemin sadar, Tapi Renjun masih belum membuka matanya.

Dia masih berada di posisi awal, hanya terbaring di kasur rumah sakit yang hanya di khususkan untuknya.

Seperti yang di katakan Hyeon Gom, tidak ada yang lebih buruk lagi dari kesadaran dia. Tapi Renjun masih menahan untuk tetap dalam keadaan seperti itu.
Dokter ahli pun tidak bisa berbuat apa-apa, karena menurut mereka penyebabnya adalah keinginan bawah sadar Renjun.

Jika dia menginginkan untuk bangun dia pasti akan segera bangun,
Tapi jika dia dalam mood buruk, dia akan tetap seperti itu sampai perasaannya puas.

Jaemin sudah sangat frustasi melihat ekspresi Jisung yang mencoba menahan wajah sedih nya,
Bagaimana dia mencoba menahan tangisannya dengan ekspresi wajah mengkhawatirkan namun terlihat lucu di mata Jaemin,

Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain mencoba membuat Renjun segera terbangun,

Jaemin dalam masa pemulihan setelah dia sadar, tapi dia masih harus menjaga Renjun.
Ibu Jaemin juga selalu datang, dia terkadang menginap untuk bergantian menjaga Renjun di malam hari.

.

.

Di hari ketiga Renjun tidak sadarkan diri, Feromon yang Jisung punya mulai terbentuk.
Keluar dengan bau dan efek yang ringan, mengisi ruangan itu dengan bau anggrek putih dan bau susu segar Mintz.

Jaemin mencium bau itu juga, tapi dia masih belum mengerti semua hal yang bersangkutan dengan Feromon jadi dia bingung dan mencoba mencari tahunya sendiri dengan hanya menebak-nebak apa yang ada di pikirannya,
Dia sama sekali tidak curiga pada Jisung sedikit pun, karena bau Renjun lebih manis di hidungnya.

.

.

Karena bau Feromon Jisung, di hari itu juga Renjun akhirnya membuka matanya, dengan ekspresi takut dan khawatir yang tidak dapat di artikan di wajahnya.

Itu pasti karena ingatan terakhirnya saat menyaksikan keadaan Jaemin yang sangat buruk,
Renjun membuka matanya seperti orang tenggelam yang baru mendapat daratan untuk menyelamatkan diri.

Dia bernafas dengan kasar dan tangannya gemetar hebat, tidak sempat mencari tahu apa yang ada di sekitarnya Renjun hanya menatap lurus ke langit-langit putih yang ada di ruang itu.

Pada saat itu Jaemin tidak ada di ruangan, dia pergi keluar untuk membeli sesuatu untuk Jisung, dan kebetulan bertemu Hye Rin dan Yoona di depan pintu utama rumah sakit,
Sepertinya mereka baru tahu kabar jika Renjun di rawat,

.

.

Jadi Jisung hanya seorang diri menjaga Renjun,
Ketika itu terjadi pada Renjun, Jisung juga sangat panik, dia tidak tahu apa yang seharusnya dia lakukan
Jisung hanya memanggil Renjun agar dia bisa melihatnya di samping dirinya.

"Bunda.! Bunda..! Apa yang terjadi?!.. Bunda..!.
_

Ayah..!!!"

Tidak ada yang menjawab karena Jaemin berada di luar yang jauh dari ruangan khusus rawat Renjun.

Renjun yang baru sadar, bernafas dengan kasar dan tidak teratur.. Dia bahkan tidak langsung tenang ketika Berbalik karena Teriakan Jisung yang mulai menangis di samping nya.

Jisung kecil sangat takut jika Renjun kenapa-kenapa,
Sangat takut jika kejadian itu dapat membuat Renjun mungkin pergi jauh dan meninggalkannya.

"Huwah.. Bunda.. Bunda..!! "

Renjun segera menyadari jika Jisung berada di sampingnya, Tapi bukan membaik Renjun malah merasa semakin panik karena Jaemin tidak ada di sana bersama Jisung.

Dia mencoba sekeras tenaga untuk bangkit, meskipun beberapa kali gagal karena keadaan tubuhnya yang masih lemah.

Renjun tidak sadarkan diri selama lebih dari tiga hari, orang mana yang memiliki kekuatan setelah hanya memejamkan matanya tanpa minum dan makan, Semua orang pasti tahu bagaimana lemahnya tubuh yang hanya terbaring berhari-hari dan rasa sakitnya pasti cukup terasa apa lagi bagi seseorang yang sedang mengandung seperti Renjun.

Renjun beberapa kali mencoba bangkit samapi akhirnya dia bisa bangkit dan duduk,
Jujur saja perasaanya masih di penuhi dengan ketakutan yang begitu besar tapi melihat keadaan Jisung dia mencoba menjadi kuat meskipun tangannya sangat gemetar.

Renjun mengelus pipi Jisung lembut, sampai tangisan Jisung mereda.

Wajah Renjun sangat pucat, dia juga terlihat sangat berantakan dengan tubuhnya yang semakin kurus. Di lihat dari sudut mana pun tubuh kecil Renjun semkin menyusut, sampai setiap bentuk tulang tergambar di permukaan kulitnya yang putih.

Itu semua sangat mengkhawatirkan, Tapi semua itu harus terjadi dengan semua yang sudah berlalu.

.

.

Setelah Jisung dapat mengendalikan emosinya, Renjun mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada Jaemin karena dia pikir jika Jisung tidak akan mengetahui apa-apa tentang keadaan Jaemin yang sesungguhnya, Renjun memutuskan untuk mencari tahu sendiri tentang apa yang mungkin terjadi.

Jika keadaan Jaemin sungguh buruk dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, Apa lagi jika dia harus kehilangan Jaemin
Dia merasa ingin mati ketika hanya membayangkannya saja.

Jika memang terjadi sesuatu pada Jaemin, ini sungguh kebetulan yang menyebalkan.
Selalu saat Renjun dalam keadaan terburuk dia harus menghadapi kenyataan yang menyakitkan.

Renjun sangat takut, dia benar-benar takut jika Jaemin akan meninggalkan dia dan juga Jisung. Sungguh takut sampai Feromonnya keluar dan menyebar tidak stabil.

Itu bukan Feromon yang berbau manis lagi,
Baunya terlalu menyengat dan sangat mengganggu, Jisung yang baru di manifestasi kan juga merasakan bagaimana Bau Feromon yang ketakutan dari bundanya itu.

"Bunda baik-baik saja,?" Tanya Jisung khawatir karena Renjun gemetar dengan keringat dingin yang mengalir di dahinya.

Renjun hanya mengangguk sebagai respon, dia takut suaranya juga akan bergetar ketika dia berbicara dan membuat Jisung semakin khawatir.

Tapi rasa khawatirnya malah semakin besar ketika dia mengingat Jaemin,

Renjun sudah menurunkan kakinya dari kasur rumah sakit, mencoba pergi mencari tahu tentang keadaan Jaemin.

Namun ketika kakinya menyentuh lantai, seluruh tubuh Renjun ambruk sampai dia harus tergeletak di lantai tak berdaya.

Memicu teriakan khawatir dari Jisung yang sedari tadi tidak tahu bagaimana keadaan ibunya itu.

"BUNDA!!!.."

Dia terlihat hampir pingsan, perutnya juga tiba-tiba terasa begitu menyakitkan sampai Renjun tidak sanggup untuk bangun kembali.

Jisung yang tidak tahan lagi melihat bundanya, dia mencoba memberanikan diri untuk pergi memanggil seseorang yang ada di luar ruangan agar membantu bundanya.

Dan kebetulan, setelah pintu terbuka
Di langkah Jisung yang ke tiga. Dia melihat Jaemin yang sedang berjalan ke arahnya dengan tempo biasa, tidak santai maupun terburu-buru.

.

.

Jaemin baru kembali, tapi dia tidak membawa makanan yang Jisung pesan. Karena Hye Rin dan Yoona mengambil alih untuk pergi membelinya, mengambil alih dari Jaemin sementara dia kembali ke ruangan Renjun.

Ketika dia hampir sampai, Jisung berlari keluar dengan panik, Jaemin pikir jika dia terlalu tidak sabar menanti apa yang dia inginkan. Tapi kenyataanya Jisung segera berteriak ‘Bunda’ Ketika tatapannya jatuh pada Jaemin yang sedang berjalan dengan tenang di koridor.

Tapi kemudian mengganti tempo dari gerakan kakinya menjadi lebih cepat setelah mendengar teriakan dari Jisung.

Dia menyadari jika sesuatu pasti terjadi pada Renjun nya~.






***



이루시은🌈. [Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang