🐾

1.3K 134 1
                                    

Renjun memperhatikan Bahwa Jaemin semakin rakus memakan pheromon yang dia keluarkan,
Dia menghirup sampai sangat dalam bau pheromon Renjun yang sudah menyebar di ruangan itu, sampai Renjun merasa risih tentang apa yang di lakukan Jaemin.

"Berhenti menghirupnya." Ucap Renjun sebagai peringatan untuk Jaemin.

Jaemin tersentak setelah Renjun mengatakan itu tiba-tiba saat pikirannya hampir melayang pergi.

"Kenapa? Aku pikir baunya tidak buruk."

"Bukan itu masalahnya. Kamu akan kehilangan akal jika terus mencium bau pheromonku"

"Emm, seperti saat di rumah orang tua ku?"

Mengenai topik ini Jaemin berseru semangat, dia sangat penasaran sampai mana tofik ini akan pergi tapi Renjun sepertinya sungguh dalam kondisi tidak baik.
Melihat bagaimana Jaemin begitu bersemangatnya, Renjun segera menendang apa yang ada di pikiran Jaemin.

"Beri Aku Istirahat..." Keluh Renjun yang terdengar lesu ketika dia menjawab Jaemin.

Sementara Jaemin hanya terkekeh mendengar jawaban Renjun,
"Hahaha.. Aku tidak akan melakukan apa pun. Aku hanya khawatir dengan keadaan kamu saja.
_Apa itu sangat sakit?."

Nada bicara Jaemin ketika dia mengkhawatirkan keadaan Renjun, begitu lembut.
Sangat menenangkan sampai hati Renjun terasa hangat.

Tubuhnya jatuh pada perut Jaemin yang berdiri di sampingnya,
Menghirup bau tubuh Jaemin yang begitu familiar di hidung Renjun.

"Aku baik-baik saja, hanya membutuhkan sedikit pheromon kamu saja.. Berikan aku sedikit pheromon kamu Jaemin-ah". Bisik Renjun pelan

Tangan Renjun bertaut untuk memeluk Jaemin, dia membenamkan wajahnya di perut Jaemin yang keras karena otot-otot perut yang terbentuk dengan baik di tubuhnya.

Jaemin juga merasakan bagaimana Renjun yang mulai bersikap manja lagi padanya, dia akan menggosok wajahnya di bagian tubuh Jaemin, di mana pun dia merasa nyaman, Renjun akan melakukannya seperti sekarang.

Tangan Jaemin memeluk lembut kepala Renjun, satu bagian dalam tubuhnya melepas perasaan tidak biasa. Dan ketika itu Renjun akan menggeliat di pelukannya.
Seperti merasakan apa yang dia butuhkan, Jaemin memang tidak mengerti. hanya tubuhnya yang berjalan sendiri memenuhi apa yang Renjun butuhkan.

Kelembutan pheromon yang Jaemin keluarkan membuat Renjun merasa terlalu nyaman sampai dia mengingat sesuatu yang seharunya tidak dia lupakan.

Renjun tersentak terkejut, dia menjauhkan wajahnya dari Jaemin sambil mendorongnya samapi Jaemin terdorong dengan langkah mundur satu langkah dari tempat dia berdiri sebelumnya.

Matanya melotot tidak percaya dengan mulut yang terbuka lebar, bukan sesuatu yang baik jika Jaemin perhatikan tapi dia tidak tahu tentang apa lagi sekarang yang akan membuat Renjun merasa lebih buruk dari hanaya marah padanya.

"Sekarang ada apa? Apa lagi yang membuat kamu menampilkan ekspresi seperti itu?". Tanya Jaemin cemas dengan Renjun yang tiba-tiba.

Renjun tidak menjawab Jaemin, dia malah menurunkan alisnya dengan ekspresi sedih yang penuh dengan penyesalan.

"Ada apa dengan ekspresi itu Renjun?"

Pertanyaan yang Jaemin lontarkan tidak pernah sampai pada Renjun, suasana hatinya berubah seketika yang awalnya dia marah tidak jelas pada Jaemin sekarang matanya mulai mengeluar manik bening dari kelopak matanya yang begitu cerah.

Membuatnya terlihat begitu menyedihkan, dengan sudut bibir yang melengkung panjang ke bawah.
Renjun menunjukan ekspresi seseorang yang terlihat begitu sedih samapi dia tidak tahan untuk menunjukan kesedihannya.

이루시은🌈. [Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang