860 99 0
                                    

Setelah satu bulan penuh menghadapi keadaan Renjun yang buruk,

Akhirnya Jaemin mendapatkan ketenangan yang dia dambakan dengan tubuh yang sudah goyah karena sangat lelah.

"Sial!.. Aku sangat lelah.." Keluh Jaemin ketika dia baru kembali dari rumah sakit dan terkapar di kasur empuk yang ada di kamarnya.

Jaemin tidak tahu ke mana Renjun pergi, tapi dia bisa tenang karena Renjun seharusnya bersama orang yang tepat seperti Yoona dan Hye Rin jadi Jaemin tidak perlu terlalu khawatir.

Sebelum matanya sungguh tertutup, Jaemin sudah memutuskan untuk segera menjemput Jisung di rumah orang tuanya.
Dia berniat membuat Jisung menderita bersamanya untuk menghadapi kehamilan Renjun.

Karena pekerjaan yang begitu menyibukkan di bulan ini, Jaemin tidak memerhatikan penampilan Renjun dengan baik akhir-akhir ini,

Tapi meskipun begitu dia sangat bersyukur karena 2 hari terakhir ini
Jaemin di beritahu Hye Rin dan Yoona jika nafsu makan Renjun sudah lebih baik.
Kali ini juga, mungkin mereka berdua pergi untuk menemani Renjun mencari makanan yang dia inginkan seperti itulah jika Jaemin tidak bersamanya orang lain pasti akan menjadi korban untuk menggantikannya.

Bagaimana pun pengorbanannya selama ini tidak sia-sia untuk merawat Renjun dengan baik sampai dia mendapatkan kembali nafsu makannya.

Di kehidupannya yang lain, seharusnya Renjun menjadi orang yang memiliki selera makan yang tinggi namun badannya tetap paling kecil di antara member lain,
Bagi Renjun, semakin dia memakan banyak makanan, bukan tubuh bugar yang dia dapatkan tapi pipi tembem seperti tupai yang dia dapatkan, sangat menggemaskan.

Bagaimana Jaemin bisa tahan melihat wajah itu,
Para penggemar di dunianya yang lain tidak tahu, seberapa keras dia harus menahan perasan yang kuat terhadap Renjun.
Bahkan saat dia di ambang kematian sebelum dia sampai di tempat yang dia tinggali sekarang. Ekspresi Renjun sempat terlintas di benaknya.

Selain ibu dan ayahnya, ketakutan itu menuntun dia pada Renjun.
Pada senyumannya yang manis, pada ekspresinya yang lugu, dan pada saat-saat dia marah dengan menggemaskan.

Semua yang dia ingat, seperti sebuah kenyataan.
Di keheningan itu, rasa takut sedikit menyelimuti dirinya tentang apa yang dia lihat sekarang.
Dia sungguh takut jika ini sungguh hanya mimpi dalam tidurnya yang panjang..~

>

Mata Jaemin terpajang, dia tertidur lelap setelah bekerja seharian.

Sampai malam tiba, Jaemin masih tertidur dan tidak menyadari ketika Renjun pulang entah dari mana.

Bunyi 'Beef - Beef ' terus terdengar di telinga Jaemin sampai dia terbangun karena terlalu risih dengan suaranya.
Entah kenapa itu mengantarkan perasan buruk yang sangat nyata.
Dan suara itu berefek buruk pada tubuhnya yang baik-baik saja sebelumnya.

Nafasnya terengah dengan dada yang sesak, setiap bagian tubuhnya terasa berdenyut menyakitkan.

"Huff.. Huff.. Huff.. .Apa aku terlalu bekerja keras, Huff..., Haah..
Aku pasti kelelahan.."

Pelipis Jaemin penuh dengan keringat, punggung nya juga basah.
Entah sejak kapan dia bermimpi buruk sampai tubuhnya terasa sakit.

Jaemin mencari ponselnya untuk melihat waktu yang dia habiskan untuk tidur.
Dan sekarang sudah jam 08:05 Pm. Dia tidak menyadari kalo waktu tidurnya sudah melewati batas waktu yang dia rencanakan sebelum dia tidur.

Setelah teringat dengan Renjun, Jaemin tiba-tiba ingin segera berlari keluar untuk memeriksanya.
Jika Renjun tidak membangunkannya bisa jadi dia belum kembali dan jika dia belum kembali, itu adalah kabar buruk untuk dirinya.

이루시은🌈. [Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang