Jaemin sangat bingung harus menjawab apa, itu bukan pertanyaan yang bisa dia jawab begitu saja.
Bagaimana dia bisa yakin dengan jawab yang ingin dia katakan pada Renjun.
Saat dia bahkan tidak mengerti apa yang sedang terjadi.Jaemin sudah lama melupakan semua niat awalnya untuk mencari tahu apa yang terjadi pada nya setelah kecelakan itu. Tapi situasinya semakin rumit, Dia sudah tidak mengerti apa yang harus dia lakukan lagi.
Renjun palsu atau pun Renjun yang sebanarnya, Jaemin tidak pernah berniat untuk menyakitinya sama sekali.
Dengan keterbatasan pengetahuan yang Jaemin punya, dia hanya manusia yang hanya menjalankan hidup mengikuti arus.Bahkan dia tidak memikirkan lagi bagaimana tubuh aslinya setelah kecelakan yang menimpa dirinya, dan sekarang semua harus menjadi kebingungan dengan indentitas nya sendiri.
Jadi dengan penuh pertimbangan dari kebingungan yang dia rasakan, Jaemin memutuskan untuk menyetujuinya. Meskipun sedikit tidak nyaman untuk mengakui itu
Karena sebenarnya mereka sama-sama seorang pria.Seperti hal nya di hari pertama Jaemin membuka matanya, dia harus menerima kenyataan yang begitu mustahil dengan mengakui bahwa Jisung kecil adalah anaknya. Jelas itu pasti hanya mimpi pikir Jaemin, dan mungkin sekarang pun sama.
“Te- Tentu saja! Kamu tidak perlu mempertanyakan itu, Jisung sudah jelas anak ku. Apa lagi dia!”
“Apa,, maksud mu?,” Renjun memicingkan matanya dengan bingung, berpikir jika jawaban Jaemin terlalu aneh.
“Tentu saja itu maksud ku.. Haha.”
Tawa yang sangat canggung membuat Renjun semakin bingung.
“Kalo begitu,, Makan ini. Anak mu ingin melihat kamu memakan buah yang sama dengan nya..” Ucap Renjun pelan.
Renjun menampilkan wajah meles saat mengatakan itu, berbicara dengan lemah lembut dan penuh harapan.
Buah yang Renjun sodorkan adalah buah yang paling Jaemin benci seumur hidupnya, dia paling tidak bisa jika harus berhubungan dengan buah yang sedang Renjun makan.
Tapi dia tidak punya alasan untuk menolak Renjun,
Dia berharap Renjun akan mengerti jika dia mengatakan yang sejujurnya.
Jika dia tidak menyukai buah itu,“Renjun-ah.. Sebenarnya aku masih kenyang, dan yang terpenting.. Aku tidak bisa memakan buah itu., Aku tidak terlalu menyukainy-”
Hiks...Hiks... Hiks...,
Jaemin bahkan belum selesai berbicara tapi Renjun sudah mengeluarkan isakan tangis yang membuat Jaemin khawatir.
“Hey, .Kenapa kamu menangis?~”
“Kamu tidak perlu .. hiks-.,, Melakukannya- Hiks.. jika kamu tidak- Hiks .. Mau...”
“membuat ku sangat frustasi saja.. Ugh.!!” Batin Jaemin.
Jaemin segera menangkan Renjun,
Di tengah kesibukannya mengurus Renjun, ponselnya banyak berdering
Ini waktunya Jaemin pergi ke rumah sakit. Itu adalah panggilan darurat yang di lakukan rumah sakit pada Jaemin, Selalu seperti itu.Selaku di saat-saat Jaemin sedang dalam masalah,.
Jaemin harus segera pergi, dia mengusap pipi Renjun lembut untuk menenangkan nya. Karena dia tidak bisa mengabulkan keinginan Renjun kali ini.
“Sayang aku pergi dulu.. Ada keadaan darurat yang harus ku tangani di rumah sakit.. Yah..
_Sampai jumpa lagi nanti”Mengusap air mata di pipi Renjun dengan lembut kemudian pergi tanpa memperdulikan Renjun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
이루시은🌈. [Jaemren]
FanfictionWARNING❗❗TAHAPA REVISI* Jaemren versi Lain#Omegavers #BxB 🔞🔞❗❗ #Jaemren #Just For Fujoshi. #TahapRevisi