💛💚💙

944 103 0
                                    

Jaemin berjalan secepat mungkin agar segera sampai di ruangan Renjun, dia tidak perlu bertanya pada Hyeon Gom di mana ruangan Renjun.
Karena di dunia ini semua apa yang Renjun butuhkan sudah berada di tempat khusus untuknya dan Jaemin tahu dengan baik setelah dia tinggal cukup lama di tempat yang aneh namun nyata ini,

Kakinya bergerak tanpa mengendur, dia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum dia tidak sadarkan diri, tapi sekeras apa pun dia mencoba tidak ada yang terlintas selain suara Renjun saat dia bicara pada Jaemin ketika dia tidak bisa menjawabnya. Itu adalah ingatan terakhir.

Tapi jika Renjun sama-sama tidak sadarkan diri, lalu hal ajaib apa yang membuat semua itu terjadi dalam hidupnya.

Apa dia sungguh hidup di dunia yang berbeda? Itu seharusnya hanya terjadi di drama-drama
Jika itu benar-benar terjadi, apa nama dari keajaiban tersebut. Dan bagaimana Jaemin harus mengatasi semua itu.

Memikirkannya sudah membuat kepala Jaemin mati rasa,

Karena kakinya yang gesit, Jaemin sampai di ruangan Renjun kurang dari 5 menit dengan tubuhnya yang masih jauh dari kata pulih,
Wajah yang pucat dengan pakaian rumah sakit yang dia kenakan serta tongkat infus yang dia pegang di tangannya.

Jujur saja itu tidak seperti di film-film ketika seseorang menyeret infusan sambil berjalan, jika di film-film mereka tidak terlihat kesakitan sedikit pun, jika merasakan aslinya jujur saja Jaemin hanya menhan rasa sakit itu karena dia seorang laki-laki.

Jika dia tidak di takdirkan sebagai ayah Jisung di dunia ini, mungkin dia sudah menangis dengan rasa sakitnya.

Dia berdiri sesaat di depan pintu, menyaksikan Jisung yang sedang menangis sambil memegang tangan Renjun yang terbaring di kasur rumah sakit, dengan ibunya yang masih memantau keadaan Renjun dan Jisung.

Ibu Jaemin juga terlihat sudah cukup banyak menangis karena bekas air mata, dan make up yang pudar di pipinya.

Wajahnya terlihat sangat lelah,

Kenapa mereka yang ada di ruangan itu tidak menyadari Jaemin? Karena Jaemin masuk dengan diam-diam dan perlahan karena takut sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi jika dia masuk dengan keributan.

Dan benar saja, apa yang dia pikirkan mungkin saja terjadi melihat keadaan di ruang itu.

Jaemin menghampiri Jisung dan ibunya dengan perlahan,.
Namun karena roda yang bergerak dari tongkat infus Jaemin, Ibu Nya langsung berbalik terkejut menyadari seseorang sedang berjalan tanpa alas kaki di ruangan Renjun dengan seragam rumah sakit yang dia kenakan.

Jantung ibu Jaemin hampir melompat menyaksikan anaknya sudah siuman dari ketidaksadaran yang dia alami sebelumnya, entah apa penyebab sebenarnya. Semua akan terungkap saat salah satu di antara mereka bangun. Pikir ibu Jaemin..

Ibu Jaemin berlari menghampiri Jaemin, memeluknya sambil menangis, meluapkan semua kekhawatiran yang tersimpan di dadanya,

"Jaemin Ku Sayang.~ Nak.. Kamu sudah bangun..."

Tangan ibunya menangkup pipi Jaemin untuk memeriksa keadaan nya kemudian memeluknya dengan penuh kelegaan. Tapi Jaemin hanya terpaku pada Renjun yang terbaring dengan matanya yang masih terpejam.

"Eung. Aku baik-baik saja bu, Jangan menangis.."

"Ibu takut kamu kenapa-napa.. ~ Apa yang terjadi sebenarnya?.. Kenapa kalian bisa seperti itu,?. Ibu.- heuk. Ibu-.."

Jisung yang juga menoleh, menghampiri Jaemin dengan tangisannya yang kian mengeras setelah melihat penampilan Jaemin yang mengkhawatirkan dengan seragam rumah sakit.

"AYAH...~~WAhh.. Huawahh.."

Jisung menghampiri Jaemin,
Ibu Jaemin melepas pelukannya dan membiarkan Jisung memeluk ayahnya walau pun perkataan nya belum selesai tapi Jisung sungguh membutuhkan orang tuanya saat ini.

Dia pasti lebih terpukul karena ayah ibunya tiba-tiba dalam keadaan buruk tanpa sepengetahuan nya.
Jadi biarkan Jisung menenangkan diri di tangan Jaemin di balik ibunya yang masih menolak untuk segera membuka mata.

Jaemin yang melihat itu, segera mendekap Jisung ketika dia sampai di depannya. Memeluk dia sambil menenangkannya.

"Oke. Ayah Di sini. Tidak apa-apa.."

"Bunda...! Uwah.. Bunda.., Ayah Bunda.."

Jisung menangis sangat keras sambil memanggil bundanya di pelukan Jaemin,

"Bunda akan baik-baik saja, Jangan khawatir. Kamu tahu kalo Ayah adalah Dokter terbaik di sini, Bukan? Jadi percayalah. Ayah akan membuat bunda segera membuka matanya.."

"Cepatlah,.. Heuk! Kasian bunda.. huhu.. Matanya pasti pegal. "

"Haha.. Tentu saja, dia pasti akan tertawa mendengar kamu mengatakan itu, jadi, Jisung-ah!! Laki-laki tidak seharusnya menangis! Hapus air mata mu! Siapa yang akan menjaga Bunda jika kamu menangis seperti ini!!.."

Jisung langsung menghapus air matanya, kemudian mengangguk setuju dengan apa yang Jaemin katakan.

 

Setelah Jisung tenang, dia menghampiri Renjun untuk memastikan keadaannya.
 

"Bu.. Apa yang terjadi sebenarnya?"

Ibu Jaemin sangat bingung tentang pertanyaan yang Jaemin ajukan, karena pada dasarnya dia juga penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada mereka.

"Ibu Tidak tahu apa yang terjadi pada kalian, Hanya saja.. Malam itu
Renjun-ie menghubungi ibu, Dia menangis saat berbicara. Kala itu ibu sangat takut, Jika dia mungkin sedang dalam bahaya saat kamu tidak ada.. Tapi apa yang ibu lihat setelah datang.? Ibu melihat kalian saling bertumpuk dan tidak sadarkan diri."

Jaemin kesekian kalinya mencoba mengingat semua yang bisa dia ingat, namun hasilnya masih sia-sia karena tidak ada yang bisa dia ingat tentang kejadian yang ibunya ceritakan.

"Aku sungguh tidak ingat ketika itu terjadi."

"Eum, Tidak apa-apa. Ibu bersyukur karena kamu masih bangun lebih cepat, Jika Renjun mengetahui keadaan kamu. Dia mungkin akan lebih syok lagi.."

Benar sekali, dia masih belum tahu keadaan Renjun seperti apa sekarang, menurut apa yang Hyeon Gom katakan seharusnya itu tidak terlalu berbahaya tapi nyatanya Renjun masih belum bangun juga.

"Bagaimana Keadaan Renjun? Bu."

"Beberapa Dokter bilang, Kalo dia mengalami Syok berat sampai mengakibatkan Feromonnya tidak seimbang dan membuat kehamilannya juga terganggu.. Sekarang juga, Renjun masih menolak untuk bangun."

"Ibu istirahatlah.. Aku akan mengganti untuk menjaga Renjun, Ibu terlihat sangat kelelahan Jadi pergilah untuk istirahat.."..

" Tidak! Kamu yang seharusnya istirahat."

"Ibu tahu kalo aku seorang alpha, Aku akan pulih dengan cepat. Ibu paling tahu tentang itu. Tapi jika alpha mati karena kelelahan.. Aku sudah sering menangani itu, Jadi pulanglah dan Istirahat, Aku akan menghubungi ibu Jika Renjun sudah bangun."

Apa yang Jaemin katakan, mempengaruhi pikiran ibunya dengan baik. Dia langsung berpikir untuk menyetujui apa yang Jaemin katakan, karena akan sangat memalukan jika seorang alpha mati karena kelelahan.

"Haahh.. Baiklah, Aku mengerti.
Tapi ingat! Jangan sampai kamu kembali sakit.."

"Iya. Iya. Iya. Aku paham"

"Ayo.. Jisung-ah."

Ibu Jaemin berniat membawa Jisung juga untuk pulang, tapi sepertinya insting yang sudah Jisung dapatkan mengharuskan dia untuk tetap tinggal dan menjaga ibu dan ayahnya di sana.

"Aku akan tetap di sini, nenek bisa pulang."

"Tapi-"...

" Tidak Apa-apa, biarkan Jisung tetap di sini."

"Haah.. Kalo begitu ibu pergi.. Langsung hubungi ibu jika terjadi sesuatu pada kalian, Oke.?"

"Eung! Itu pasti."

"Ibu pergi dulu.."

"Hati-hati di perjalanannya.."

"Sampai jumpa lagi nenek..."

Jisung melambai-lambai samapi sosok sang nenek hilang di koridor rumah sakit. Menyisakan 3 anggota keluarga dalam ruangan yang berbau obat itu.

***

이루시은🌈. [Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang