❤️🖤

755 72 0
                                    

Ruangan itu tiba-tiba menjadi begitu sunyi setelah beberapa Orang masuk lalu keluar kembali,
Jaemin, Renjun, dan Jisung sama-sama kehilangan minta mereka terhadap apa pun yang ada di depan mereka atau pun hal selanjutnya.

Jisung ingin kembali ke kamarnya, tapi kemudian Renjun menghentikan Jisung untuk pergi, meminta dia untuk tetap tinggal dan menemani nya di sana.

Mereka masih saling mendiamkan, tapi Renjun seperti memiliki sebuah rencana di otaknya.
Jaemin dapat melihat bagaimana bibir nya terus bergerak kecil, seperti banyak kata yang dia rangkai tanpa suara, Jaemin dapat menebak itu pasti hal yang merepotkan untuknya. Tapi
Sayangnya Jaemin tidak bisa menebak hal merepotkan macam apa itu.

“Ayo pergi makan di luar, Aku sedang ingin makanan Jepang, sangat membosankan tetap berada di rumah” Seru Renjun tiba-tiba sambil menarik Jisung untuk segera pergi

“Setidaknya ganti pakaian mu dulu” pinta Jaemin saat Renjun ingin pergi dengan pakaian rumah seadanya.

Dia menggunakan pakaian Jaemin yang panjangnya sampai paha dengan  celana pendek longgar atas lutut,
Bagaimana Jaemin tidak menghentikan Renjun jika Renjun berpakaian terbuka di bawah nya.

“Aku tidak punya pakaian yang pas!.” Renjun menjawab Jaemin dengan kesal karena berpikir jika Jaemin sangat tidak mengerti situasinya.

“Ya udah,  Pakai celana yang lebih panjang saja. Aku maafkan pakaiannya”.

Renjun cemberut tapi masih pergi mendengarkan apa yang Jaemin perintahkan.

<<

Tidak ada cara lain untuk menghentikan apa yang di inginkan Renjun, Jaemin juga tidak kuasa melihat Renjun harus menangis setiap saat dia menolaknya,
Bahkan setiap hal yang dia benci akan Jaemin lakukan untuk Renjun.

Jaemin menunggu Renjun di garasi mobil,
Jisung juga tidak punya kehendak untuk menolak tapi setidaknya, Jisung masih bisa request tentang apa yang ingin dia tuju tidak seperti Jaemin ayahnya.
Kalo dia sudah tidak bisa di selamatkan lagi ketika ibunya mulai bicara, pikir Jisung.

Mereka berangkat setelah Renjun datang beres mengenakan celana.
Celana yang dia kenakan masih milik Jaemin.
Karena Renjun pikir celana Jaemin cukup longgar dan nyaman saat dia pakai.

Masa kehamilan Renjun yang sudah tua, membuat Renjun tidak peduli pada penampilan nya sendiri.
Biasanya soal pakaian dan gaya apa pun, Renjun selalu harus tampil modis dan bergaya, tapi kali ini
Mungkin itu pengaruh dari anaknya yang suka sekali sama ayahnya sampai-sampai setiap pakaian Jaemin yang seadanya terlalu nyaman saat Renjun pakai.

“Kita pergi ke mana sekarang?”
Tanya Jaemin untuk memastikan yang kedua kalinya.

“Kamu tidak mendengar aku bicara sebelumnya!?”

“I-iya aku dengar, maksud ku,, Restoran mana yang ingin kita tuju sekarang.?.. Begitu”

“Seharusnya kamu yang paling tahu!!” Jawab Renjun ketus.

Seharusnya Jaemin tidak pernah bertanya, karena apa pun yang Jaemin katakan pasti selalu salah di mata Renjun.

Jika saja itu terjadi juga sebelum Jisung lahir, Dia yakin bahwa menjadi ayah anak nya sekarang. Jaemin pasti sudah menjadi kakek-kakek karena terlalu kelelahan menghadapi Renjun.

Jisung hanya diam saja tidak memperdulikan kedua orang tuanya itu ketika berdebat, dia hanya fokus bermain dengan ponselnya.

<<<

Karena Renjun sudah menyuruhnya untuk tidak bertanya, Jaemin sudah memutuskan tempat yang ingin dia datangi.

Itu adalah tempat yang sering keluarga besarnya di dunia lain kunjungi untuk makan-makan bersama
Restoran itu juga menyediakan makanan jepang seperti sushi, dia berharap Renjun tidak mengeluh ketika dia membawanya kesana karena dia sendiri yang menyuruh Jaemin untuk memilih.

“Kita sudah sampai, Ayo turun”

“Yah! kamu belum pernah mengajak kami kemari! Ini pertama kalinya kita kemari bukan?” celetuk Jisung yang siap membuat masalah.

“Aku pergi dengan keluarg-... Ge... Euh.. itu..”

Jaemin ingat jika dia berada di luar dunia nya yang lain, mungkin apa yang dia katakan akan menjadi ranjau bunuh diri jika Jaemin tidak berhati-hati saat menjawab pertanyaan Jisung kecil.

Itulah kenapa Jaemin menarik kembali kata-kata nya, dan berbicara dengan ragu-ragu. Dan
Keragu-raguan nya justru membuat Renjun salah paham dan curiga tentang apa yang ingin Jaemin katakan padanya.

“Dengan siapa kamu pergi ke mari?” Tanya Renjun dengan nada curiga yang besar.

“Tentu saja degan ayah dan ibu ku” Tanpa pikir panjang, apa yang terlintas di kepalanya menjadi jawaban darurat. Jika Renjun yang bertanya pada dia.

“Apa kau sedang membodohi ku?! Kamu bercerita panjang lebar pada ku tentang kamu yang tidak memiliki waktu bahkan hanya makan bersama pun dengan ayah dan ibu mu dulu.. Apa itu sebuah kebohongan Untuk mengelabui ku!!?”

Renjun sudah mulai marah lagi, Jaemin tidak tahu harus menjelaskan apa karena dia memang tidak ingat bagaimana dia pernah bercerita seperti itu,
Biang Kerok dari semua ini adalah anak nya sendiri Jisung.
Jaemin mengutuk anaknya sendiri habis-habisan dalam hati.
Karena mulut Jisung yang tidak bisa Di rem, Jaemin harus mendapat masalah lagi dengan Renjun.

“Tenang dulu Renjun-ssi..-”

“Kau memanggil ku apa!!!?”

Bugk!

Renjun memukul bahu Jaemin dengan kepalan tangannya, dan Jaemin hanya diam saja tanpa menghindar.

Renjun menggigit bibir bawahnya kesal karena greget pada Jaemin yang terus berbicara omong kosong pada nya.

“Aku berbicara jujur, hanya saja,. Ini cukup rumit untuk aku jelaskan..”

“Diam! Kau bahkan lebih brengsek dari bajingan!!”

Renjun masuk ke dalam restoran sendiri tanpa memperdulikan Jaemin dan Jisung.
Dia pergi dengan wajah yang penuh amarah. Tapi Jaemin masih ingin tertawa dalam situasi hidup dan mati saat itu.

Bagaimana dia tidak merasa begitu terhibur, melihat penampilan Renjun dengan pakaian yang serba kebesaran dan tidak lupa perutnya yang membesar terlihat cukup jelas di balik pakaiannya yang berukuran besar itu.

Dia sedang marah berjalan sambil menghentakkan kakinya, dan wajah masam dengan bibir yang bengkak karena kesal.
Bagaimana pun Jaemin tidak bisa mengatasi kelucuan yang ada di depannya, Senyuman kecil terbentuk di bibir Jaemin.

Dia merasa senang sekaligus khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, Bukan soal kemarahan Renjun lagi. Tapi bagaimana semua hal yang dia lihat dan dia rasakan sekarang akan berakhir.

Bagaimana akhir dari semua cerita aneh yang sedang dia jalani sekarang, Jaemin begitu penasaran sampai dia berpikir untuk mempercepat waktu tapi tidak bisa bohong juga jika perasaan takut selalu menghantuinya di setiap dia mengharapkan itu.

Dia takut kebagian kecil yang dia dapatkan sekarang akan menghilang, dia takut menerima kenyataan bahwa semua itu tidak nyata.
Jaemin sangat takut pada kemungkinan-kemungkinan terburuk untuk melupakan apa yang sudah tergambar jelas di pikirannya saat ini.
Bagaimana dia bisa mengatasinya jika  itu sudah datang pada waktunya.

Jaemin tidak yakin harus bereaksi seperti apa saat waktu itu datang.

<<<

Renjun sangat marah dan dia terus marah-marah saat mereka makan, tapi masih melahap makanannya sampai habis, bahkan dia memesan beberapa porsi tambahan lalu menghabiskannya tanpa sisa.

Jaemin pikir jika Renjun lapar setelah makan, jadi dia membiarkan Renjun makan sepuasnya. Sampai dia benar-benar kenyang.


***





이루시은🌈. [Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang