5: KEDATANGAN

171 24 1
                                    

Malik berhenti. Kakinya membeku begitu melihat anak perempuan yang setengah badannya habis dimakan makhluk lebih pendek dari manusia, punya kaki dan tangan tapi mukanya kayak Ikan Lamprey—ikan parasit purba yang mulutnya lebar berbentuk lingkaran terus disepanjang mulutnya ada gigi-gigi kecil warna kuning dan bentuknya kayak belut.

"BAWA ANAK-ANAK LARI DARI SINI!" teriak Malik YANG MALAH MENGUNDANG makhluk bentuk lain datang ke arah mereka. Kali ini bentuknya kayak dinosaurus tapi gak besar. Mulutnya panjang lancip. Giginya tipis tapi tajam. Lehernya panjang tapi gak sepanjang jerapah. SEREM BANGET POKOKNYA.

Danish dan Malik langsung balik arah dan lari secepat mungkin. Raka yang tadi jagain anak-anak menyuruh mereka kembali ke Graha UKM sambil awasin sekitar. Siapa tau ada makhluk mengerikan lainnya yang menghadang.

Untungnya anak-anak Airsoft udah biasa cekatan. Mereka sat-set jalanin apa yang Raka suruh. Walaupun ada beberapa yang masih nge-blank yak. Tapi yang nge blank langsung pada ditarik sama anak-anak lain.

TIBA-TIBA makhluk yang kayak dinosaurus tadi MENYERANG MALIK. Kedua kaki Malik ditarik sama mulut ganas itu, nembuat Malik teriak kesakitan.

Danish awalnya gak ngeh, sampai akhirnya teriakan Malik kedengeran jauh lebih nyaring. Pas balik badan, dia lihat Malik udah gak bisa apa-apa. Kaki kanannya udah masuk sempurna di mulut monster.

MAMPUS!! DANISH HARUS APA YA??!!!

Raka yang sadar akhirnya putar arah dan balik nyamperin Malik. Dia mau nolongin temennya yang sekarang masih keliatan kesakitan meskipun udah gak bersuara.

Bestie-nya diserang masa dia diam aja. Ya kali.

Sebagian anak-anak Airsoft yang tadi lari MENYUSUL RAKA. Mereka juga shock banget sama keadaan Malik yang udah telentang dengan darah dimana-mana, sementara sebagian lainnya masih terus lari soalnya gak ngeh sama apa yang terjadi di belakang mereka.

Danish dengan keadaan sadar lima puluh persen menahan Raka yang mencoba mendekat. Dia gelengin kepala dan bilang kalau keadaan Malik udah gak bisa ditolong. Keadaannya udah parah. Sekarang Malik aja udah gak gerak sama sekali.

"Go, Raka! Bawa anak-anak!" seru Danish.

Raka masih ngotot mau menolong Malik. Matanya berkaca-kaca. Dia gak bisa lihat teman deketnya terkapar lemah kayak gitu. Seenggaknya dia mau berusaha buat menolong Malik lah, meskipun akhirnya Malik gak ketolong.

"Gila lo ya?! Temen kita itu anjing!" teriak Raka penuh emosi.

Danish mencoba tenang. Berusaha mengendalikan keadaan semampunya. "Lo lihat Malik. Dia udah gak berdaya, Ka. Daripada semua kena mending ngorbanin satu!" Gak lama dia melanjutkan, "Ka, coba lo lihat anak-anak. Mereka pasti shock dan gak tau harus ngapain. Sebagai yang paling tua, ayo kita bimbing dan lindungi mereka kayak yang biasa kita lakukan di lapangan."

Gak bisa. Logika Danish emang bener tapi bagi Raka rasa kemanusiaan dan kesetiaannya gak bisa kalau cuma pakai logika.

Masalahnya ini temen dekatnya loh. Dia sering menghabiskan waktu bersama karena mereka satu jurusan. Dari jaman maba sampai lulus selalu bareng-bareng. Beda sama Danish yang ketemunya pas ada acara tertentu.

Gak ada cara lain. Raka itu keras dan Danish tau hal itu.

"Vero, Rey, tarik Raka. Kita balik ke Graha UKM sekarang!" seru Danish.

Vero sama Reynan langsung narik badan Raka yang masih aja ngamuk, sementara Danish mulai mengatur anak-anak Airsoft lain dan nuntun mereka kembali ke Graha UKM.

Ayris bantuin Vero sama Reynan untuk mengendalikan emosi Raka.

"Kita masih butuh lo disini. Jangan ngorbanin diri." Kata-kata Ayris itu membuat Raka sedikit tergerak.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang