9: AWAL PERJALANAN

180 22 3
                                    

Vero misuh-misuh begitu lihat halaman depan Graha UKM penuh sama monster dengan bentuk bervariasi. Terlihat masih banyak manusia di luar gedung yang lari-larian untuk menghindari monster dan sembunyi di tempat yang gak terlihat. Walaupun nih, satu detik kemudian mereka harus dilahap sama monster ganas.

Raka dan Galih baru aja ngecek situasi di halaman samping dan belakang Graha UKM. Kata mereka, halaman belakang sama kayak halaman depan, penuh sama monster. Sementara di halaman samping enggak. Pas mereka ngintip dari pintu tuh monster yang mereka lihat cuma lima. Iya CUMA lima.

Edan. Lima kok dibilang cuma.

Setelah banyak pertimbangan, akhirnya mereka sepakat keluar gedung lewat pintu samping. Kata Danish di halaman samping Graha UKM ada jalan kecil menuju Akademik Pusat langsung. Jadi mereka gak perlu repot-repot harus melewatin monster di halaman depan.

"Bang tapi kita gak tau situasi akademik gimana. Kalau monsternya makin banyak dan makin gila gimana?" tanya Reza khawatir.

Danish yang awalnya merupakan leader Airsoft Gun otomatis jadi leader dadakan di tim mereka. Semua keputusan baru akan dilaksanakan kalau cowok itu udah mengetuk palu alias udah ngijinin mereka buat melaksanakan keputusan tersebut. Kayak sekarang ini. Mulai dari mereka mau keluar lewat pintu mana pun, Danish yang mengambil keputusan finalnya. Tentu dengan pertimbangan dari semua anggota ya.

Nah pertanyaan Reza itu pun juga jadi perhatian Danish. Dia bisa mikirin suatu keputusan minimal tiga kali sebelum akhirnya mengetuk palu. Sampai Ayris kadang kesal karena dia gak suka orang lelet. Dia sukanya sat-set!

Time is money bruhhh.

"Kalau gak berani mending lo stay di graha aja sampai membusuk, gimana?" celetuk Amanda sinis yang mereka beberapa dari mereka shock banyak.

Ini Amanda lebih muda dari Reza bisa-bisanya ngomong to the point dengan nada sinis dan menunjukkan nilai kesopanan nol besar. Bahkan Vero yang berandalan aja masih sopan kalau sama orang yang lebih tua meskipun itu cuma satu tahun diatasnya.

"Mulut lo gak tau aturan ya. Bang Reza lebih tua dari lo anjir!"seru Wisnu. Dia gak terima lah kating fencing kesayangannya digituin.

Gak sih. Sebenarnya yang membuatnya kesal adalah yang ngomong itu tuh AMANDA. Kemusuhan banget mereka.

"Terus kenapa kalau lebih tua? Kita sama disini," jawab Amanda acuh. Tangannya disilangin di depan dada. Badannya yang semula senderan langsung bangkit dan deketin Wisnu. Kayak orang nantang gelud.

Reza cuma bisa udah-udahin kedua adik tingkatnya itu. TAPI namanya Wisnu sama Amanda ini sama-sama gak mau kalah. Jadi ya mau diudah-udahin gimana pun kalau keduanya belum mau udahan ya gak bakal udahan.

"Lo mikir anjing! Sopan santun gak kenal kedudukan. Mau Bang Reza seumuran sama lo atau lebih muda pun, lo tetap harus sopan."

Ayris memutar bola mata malas. Anjir ini tuh masalah yang gak penting kenapa harus dibesar-besarin sih????

Amanda tertawa jahat alias dia siap gelud sama Wisnu saat itu juga. "Pemikiran lo jelek. Lo pikir dengan lo berkata anjing ke gue itu sopan?!"

"Emang lo pantes dianjing-anjingin."

Kan ini mah jadi panjang perkaranya.

"Terus lu apa? Babi?"

Wah bangsat. Demi Tuhan Wisnu mau banting badan Amanda dan buang ke luar gedung biar jadi santapan monster.

Awalnya Wisnu mau membalas perkataan Amanda lagi. Tapi gak jadi karena Vero keburu tantrum duluan.

"BANGSAT MALAH PADA GELUD!! KEMBARAN GUE UDAH NUNGGU DARITADI SETAN!!!"

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang