19: KEJADIAN TIDAK TERDUGA

134 23 5
                                    

Savina, Alvin, Dai, Caca, Yudha, dan Farel berdiam diri di mini hospital kampus. Mereka sedang beristirahat sambil menunggu kehadiran Ayris dan lainnya di FK. Terakhir mendapat kabar, mereka jalan ke FKIP.

Kita kilas balik dulu ke Savina yang hampir aja mati diserang dua monster yang mirip udang warna-warni.

Jadi setelah menyuruh Dai membuka pintu ruang sebelah, Savina segera mengarahkan golok dan besi panjangnya untuk perlawanan diri dari dua monster itu. Agak susah karena space mereka terbatas. Belum lagi dia harus menbuat dua monster di hadapannyanitu fokus nyerang dia doang supaya ketiga adiknya bisa bersembunyi dengan tenang.

Setelah mendapatkan arahan dari Savina, Dai mencoba membuka pintu sekretariat Himpunan Mahasiswa Kimia. Sayangnya ruangan tersebut dikunci. Akhirnya dia mencoba membuka ruangan terdekat lain.

Sementara itu, Caca menjadi asisten dadakan Alvin untuk mengawasi sekitar mereka karena cowok itu hendak membantu Savina melawan monster.

"MAS, ADA MONSTER!" seru Caca panik.

Alvin yang tadi sedang membantu Savina beralih ke monster yang dimaksud Caca. Bentuk monster mirip cumi-cumi tapi besar. Monster tersebut berdiri menggunakan tentakel-tentakelnya. Diatas badan monster terdapat sirip seperti kipas kondangan.

Cakep dah bentuknya.

Alvin menusuk monster cumi-cumi menggunakan besi panjangnya. Tapi monster tersebut masih gak bergerak. Tentakelnya yang lain mulai merambat hebdak menyentuh badan Alvin. Untungnya gak jadi karena Alvin lebih dulu memotong tentakel tersebut pakai kapak.

Caca juga membantu Alvin mengalahkan monster. Karena monster cumi fokus menyerang Alvin, keberadaan Caca gak terlihat. Kesempatan itu Caca gunakan untuk memotong tentakel-tentakel yang masih tersisa.

Kita balik lagi ke Savina. Dia telah berhasil msmbunuh salah satu monster pakai goloknya. TAPI golok tersebut jadi kelempar lumayan jauh dari posisinya berdiri. Sehingga dia harus melawan monster satunya lagi hanya bermodalkan besi panjang yang gak terlalu tajam.

Susah. Beberapa kali besi itu terbentur pagar besi di sebelahnya dan menimbulkan suara nyaring. Hal itu membuat beberapa monster di sekitar Graha UKM MIPA jadi bangun dan menghampiri sumber suara.

Duh. Mereka harus segera kabur sebelum monster lain berdatangan. Tapi gimana caranya orang mereka terjebak gini kok.

Savina mendadak kehilangan fokus. Apalagi saat mendengar suara-suara monster mendekat. Sampai dia gak sadar monster di hadapannya itu lari mendekat kearahnya.

"Mbak!" pekik Dai.

Savina sadar. Cewek itu langsung lompat begitu jaraknya dengan monster gak sampai sepuluh sentimeter. Dia reflek tutup kedua mata dan bersiap menemui takdirnya yaitu pergi dari dunia.

Tapi semesta masih mengizinkan dia untuk hidup lebih lama lagi. Ketika Savina membuka mata, bukan surga yang ada di pandangannya, tapi sosok Dai dengan pisaunya yang berhasil menusuk badan monster tepat di kepala. Pisau itu gak hanya menusuk tapi juga merobek sehingga kepala monster tersebut terbelah menjadi dua bagian dengan badan yang masih utuh.

Savina menghela napas beratnya.

"Mbak, ayo. Ada ruangan yang aman buat kita sembunyi," ujar Dai.

Setelah Savina mengambil goloknya kembali, dia membantu Alvin melawan monster dan bawa cowok itu serta Caca masuk ke sekretariat Himpunan Mahasiswa Biologi. Mereka diam di ruangan tersebut sampai monster yang tadi berhamburan datang satu per satu mulai pergi.

Kayak yang Dai bilang, anak tangga yang menghubungkan FMIPA dan FK itu sempit dan cukup curam. Tapi mereka mengakalinya dengan menuruni anak tangga satu per satu sambil bergandengan besi panjang. Apabila ada satu orang yang oleng, langsung bisa pegangan besi tersebut dan akan ditarik sama yang lainnya.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang