42: 17 PRAJURIT PART 2

153 28 3
                                    

"Kenapa kita gak istirahat disini lanjut ke LPPMP tanpa ke IKA tapi lewat boulevard kayak tadi?" tanya Savina.

Kalau dipikir-pikir mereka kerjanya jadi gak efektif tau. Dari akademik terus istirahat dan makan di IKA tapi harus ngelewatin lautan monster biasa beserta monster yang bernama Makara itu karena gedung akademik dan gedung IKA dipisahkan sama halaman lumayan luas. Kalau pun mau ke IKA, kenapa gak lewat boulevard aja yang jelas-jelas monsternya jauh lebih sedikit daripada harus melewati lautan monster.

Arjuna menggeleng. "Lewat boulvard beresiko lebih berbahaya," katanya. "Kita bisa ketemu Kraken yang ada di seberang kanan, pas di depan halaman gedung akademik dan IKA. Monster lain yang di halaman juga akan menyerang kita, termasuk Makara."

Daisy mengangguk setuju sama pernyataan Arjuna. Katanya di gedung IKA ada jalan alternative menuju taman konservasi gitu. Mereka bisa jalan lewat sana terus baru ke boulevard lagi kalau udah cukup jauh dari posisi Kraken yang Arjuna lihat sebelumnya.

"Kalau pindah?" tanya Erlan tiba-tiba bikin Arjuna dan Daisy mikir keras. Trio sesepuh beserta Reza pun ikutan mikir kemungkinan itu.

"Kalau pindah gak akan jauh. Badannya besar, pasti susah melewati pepohonan lebat. Kraken bukan tipe monster yang gesit." Arjuna mencoba meyakinkan bahwa keputusan mereka saat ini jauh lebih baik. Setidaknya mereka berusaha buat cari peluang dengan tingkat keselamatan tinggi. Kalau pun akhirnya tetap ketemu, setidaknya mereka gak melawan Kraken dan Makara secara bersamaan.

"Terus ini gimana, Bang?" tanya Alvin. "Monster disekitarnya banyak banget."

Nah itu yang jadi masalah. Kalau misal mereka melawan Makara doang, Arjuna gak akan was-was. Masalahnya banyak banget monster yang ada di sekitar Makara. Udah gitu ukuran monsternya besar-besar, meskipun sebagian monster udah pernah mereka temui sebelumnya.

"Monsternya terlalu banyak. Kalau gak ada Makara kita masih bisa lawan monster itu. Tapi karena kita juga harus melawan monster, konsentrasi kita akan terpecah " kata Daisy. Cewek itu sambil ngintip ke luar-ke lautan monster yang siap menerjang mereka.

Farel angkat suara. "Misal kita bius monster Makara, bisa gak?" tanyanya pada Arjuna. "Minimal lumpuhin monster itu selama kita membunuh monster lain."

Wow. Ide Farel ini gak pernah terpikirkan sebelumnya. Bahkan Arjuna pun yang biasanya tau gimana cara melumpuhkan monster dengan melihat berbagai peluang cukup kagum sama pemikiran Farel.

"Bisa dicoba, tapi gue gak tau bakal ngefek atau enggak," jawab Arjuna. "Ada obat biusnya?"

Farel ngangguk. "Gak ada obat bius khusus hewab. Adanya Katamine yang biasa dipakai bius manusia, tapi di beberapa case bisa juga dipakai buat hewan."

Mereka disana cuma iya-iya doang soalnya kagak tau Katamine apaan. Paling Yudha yang pernah dengar tentang Katamine yang diomongin Farel itu.

"Coba aja dulu, siapa tau bisa." Savina nimbrung pembicaraan.

Daisy mengangguk setuju sama Savina. Kali ini dia lihat ada peluang keberhasilan kalau emang bius itu efek ke monster Makara.

"Kita bisa bagi dua tim. Ada yang fokus ke Makara, ada yang fokus ke monster lain." Reza ikutan angkat suara dan langsung disepakati oleh mereka.

"Biusnya bisa beberapa suntikan, biar makin manjur," saran Savina.

Danish ngangguk paham. Dia udah ada bayangin nih siapa aja yang ditugasin ke Makara, siapa ke monster lain.

"Farel dan Yudha fokus bius Makara. Nanti dibantu Savina, Wisnu, dan Vera untuk melawannya. Sisanya fokus ke monster lain." Danish mulai membagikan jobdesk. "Ayris dan Vero tolong jaga anak-anak di tim Makara dari serangan monster lain supaya mereka gak pecah konsentrasi. Untuk Raka tolong pimpin tim monster lain dan Yudha pimpin gim Makara."

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang