14: PERJALANAN YANG TAK MUDAH

144 23 0
                                    

Mereka bersembilan terduduk di salah satu ruangan yang berada di lantai satu gedung akademik pusat. Lebih tepatnya di gudang yang berisi tumpukan dokumen beserta kursi-kursi yang udah gak dipakai. Mereka lagi sibuk ngumpulin kewarasan masing-masing.

Jujur aja nih, ngelawan monster di lantai dua dan satu tuh menguras energi mereka. Baik fisik maupun mental. Belum lagi harus menerima fakta bahwa salah satu dari anggota mereka harus pergi.

Bukan pertama kalinya, tapi Rey adalah orang pertama yang harus mereka lepas di perjalanan mereka ini.

Anak-anak Airsoft terutama Vero yang paling merasa kehilangan akan sosok Rey. Dari awal masuk UKM Airsoft Gun, Vero kemana-mana sama Rey. Bahkan Rey yang menjadi saksi gimana Vero naksir Ayris.

Gak cukup mengetahui fakta bahwa Rey udah pergi, mereka tadi melihat persenjataan Rey yang tergeletak gitu aja di lantai. Pistol yang Rey pegang, dua buah pisau yang sama kayak punya Ayris, dan tas Rey yang berisi beberapa makanan serta granat. Gak jauh dari persenjataan Rey, mereka juga lihat baju yang Rey pakai tergeletak dengan kondisi robek dan gak berbentuk serta dipenuhi darah segar.

Vero menatap penuh dendam ke sosok monster yang gak jauh dari mereka. Monster itu lagi asik makan tangan yang masih segar. Di jari tangan itu ada cincin yang sering dibanggain Rey karena itu hadiah dari sang ibu.

"BANGSAT!" teriak Vero gak tertahan. Bikin monster tadi menoleh menatap Vero dan mulai menyerang cowok itu.

Danish ketar-ketir. Duh dia tau banget sama tabiat jelek Vero. Adik tingkatnya itu kalau udah emosi, lupa sama sekitar. Vero cuma fokus sama tujuan dia buat melampiaskan emosinya-dengan membalas lawannya.

Ayris juga tau akan hal itu. Vero kalau udah ngamuk jadi gak terkendali. Cowok itu gak akan peduli sama bahaya asal dia bisa menuntaskan apa yang menjadi keinginannya-dalam hal ini, membuat monster yang lagi makan tangan Rey mati di tangannya.

Kalau bisa sih ya, Vero juga mau melahap tangan monster berbentuk kuda nil itu. BIAR GANTIAN GITU CERITANYA.

"Ver, awas!" seru Danish pas dia lihat monster yang mirip kuda nil itu hampir menyerang kaki Vero.

Vero langsung lompat terus dia tembak monster tersebut pakai senapannya.

Belum berhasil. Peluru Vero cuma menancap di perut. Bukannya mati, justru monster itu malah lebih agresif akibat peluru tadi.

Raka maju. Dia ikut mengeluarkam enapannya, sementara Ayris bersiap dengan dua pisau andalannya. Sisanya melawan monster lain yang mendekat.

Jangan lupakan fakta bahwa di lantai satu Akademik Pusat penuh sama monster. Itu pun udah berkurang enam ketika mereka di lantai dua tadi.

Vero maju, mau nampar muka monster yang menurutnya JELEK MAMPUS. Emosinya masih gak terkendali. Dia gak sabaran. Mau cepat-cepat matiin itu monster dan menyincang badannya sampai halus. Terus dia suruh Vera bikinin dia bakso dari daging monster itu.

Goblok lah.

"Ris, gak bisa. Vero harus ditenangin," kata Danish.

Ayris setuju sih. Ini momster makin brutal. Terus lawannya juga brutal tapi CEROBOH. Yang ada Vero yang mati bukan monsternya.

Ayris narik tangan Vero. "Tenang dulu."

"Mana bisa gue tenang lihat si anjing ini makan temen gue, Mbak!"

"Emang lo mau dimakan juga?"

Mampus dah Vero. Ayris menatapnya pakai tatapan mematikan.

"Silakan. Mending gue bantu yang lain kalau emang lo mau dimakan juga."

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang