11: SETIDAKNYA KITA TIDAK SENDIRI

144 28 0
                                    

Vera daritadi gak tenang. Dia menunggu chat dari Vero sambil menggigit ibu jarinya. Pikirannya udah kemana-mana. Takut kalau kembarannya itu kenapa-kenapa.

Erlan di sebelah Vera cuma diam doang. Gak tau harus ngapain selain diam. Selain karena gak pintar buka obrolan, juga karena dia lagi menahan berak.

Sumpah. Perutnya mulas. Ini kalau gak ada Vera mungkin dia udah kentut daritadi.

Atau malah udah bocor ya???

Satu notifikasi masuk. Akhirnya Vero memberi kabar kalau dia dan yang lainnya udah sampai di Akademik Pusat. Beda sama Ayris yang menceritakan detail kronologi ke Savina tentang pertempuran dadakannya melawan beruang, Vero malah nanya Vera masih di ruang lukis apa udah pindah.

Vera jawab dengan emosi, "gue mau keluar gak ada senjata anjing. Ya kali gue ngelawan monster pakai kuas!"

Terus Vero bales lagi kalau lawakan Vera oke juga.

PADAHAL VERA GAK MAKSUD NGELAWAK.

Tapi emang Vera agak freak sih anaknya. Emosian sama kayak Vero tapi kalau Vero lebih serius, sementara Vera lebih sering ngelawak meskipun kadang gak bermaksud buat ngelawak.

"Vera, tolong tanyain Vero dia kesininya sama siapa aja. Siapa tau ada orang yang gue kenal," ucap Erlan tiba-tiba.

Vera mengangguk dan mengetik pertanyaan Erlan itu buat dikirim ke Vero. Gak lama kembarannya membalas nama-nama orang yang ikut dalam perjalanan tersebut. Ada beberapa yang Vera kenal seperti Reza, Wisnu, dan Amanda—ketiga ini teman-temannya di fencing bukan ya(?) Vera gak yakin. Dia juga kenal Ayris meskipun gak kenal banget sih. Tau nama Ayris dari Vero yang sering mention nama tersebut.

"Gue kenal Ayris, Ver. Minta tolong ke Vero nanyain ke Ayris, Savina masih selamat apa enggak," kata Erlan.

Vera chat Vero lagi sesuai perintah Erlan. Tapi dia bertanya-tanya. Kok bisa Erlan kenal sama Ayris sih???? Mereka beda jurusan??? UKM juga beda tuh??? Kenal darimana dah????

Vero si Najis

Kita memasuki fase setiap orang nanya lu masih hidup apa enggak. Bukan lagi kapan lu nikah.

Halah anjing

Kayak ada yang nanyain lu kapan nikah

Bacot lu ver

Kata mbak ayris, mbak savina masih hidup

Setelah diberi tau Savina masih hidup, Erlan langsung mengambil handphone-nya yang daritadi masih di dalam tas—belum dikeluarin sama sekali—dan mengetik sesuatu. Kayaknya sih ngirim chat ke Savina.

"Savina siapa, Mas?" tanya Vera kepo.

"Temannya Ayris," jawab Erlan singkat. Tangannya masih sibuk bergerak di layar handphone-nya.

Vera mendadak sedih dah. Dia kayak tiba-tiba dikacangin gitu aja—PADAHAL daritadi juga mereka jarang ngobrol. Mana Erlan kelihatan bahagia pas tau Savina masih hidup.

ANJIR. Erlan naksir savina-savina itu kah?

"Kok kenal Mbak Ayris?" tanya Vera lagi.

"Karena temannya Savina."

Vera langsung kek HAH???!!! Apasih anjrit. Jawaban Erlan gak jelas dah.

Karena kesal akhirnya Vera berhenti tanya-tanya. Dia cuma senderan di tembok sambil menatap lurus ke depan.

Kita beralih ke Erlan sebentar.

Erlan langsung mencari kontak 'Cupid Savina' di Whatsapp-nya. Dia nanya gini ke Savina 'Masih hidup, Vin?' dan langsung dibalas dengan Savina, 'lo masih hidup, Lan?'

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang