25: HUMAN SIDE

133 22 0
                                    

"Lo gak bisa seenaknya ya, Bangsat. Kita disini sama-sama mau selamat!" seru Raka penuh dengan emosi.

Mereka belum pindah tempat. Masih berada di ruang buku langka. Rencananya mau segera ke ruang pengarsipan tapi nanti dulu dah. Menyidanh Arjuna jauh lebih penting.

"Lo siapa ngatur-ngatur gue?" Arjuna malah menantang Raka.

Hadehhh perasaan berurusan dengan manusia jauh lebih rumit daripada membunuh monster dah.

Untuk pertama kalinya Danish marah. Kesabarannya habis dalam menghadapi Arjuna. Masalahnya yang Arjuna lakukan membahayakan anggota. Dia gak bisa membiarkan cowok itu gitu aja karena ini menyangkut keselamatan semua orang.

"Lo gak bisa egois gini. Kita baru kenal tapi tujuan kita itu sama buat survive sampai akhir. Minimal lo kasih tau kita kalau lo mau pergi ke suatu tempat."

Amanda IKUT BERSUARA. Danish emosi, Raka emosi, dia JAUH LEBIH EMOSI. "LO MAU KITA TINGGAL APA GIMANA?!!"

Perihal kembar yang kesabarannya setipis tisu dibagi sepuluh, mereka udah lebih dulu menghajar Arjuna. Ketika mereka menemukan Arjuna di ruang buku langka sedang duduk dsngan mata terpejam, tanpa basa-basi Vera maju dan MENAMPAR pipi kanan Arjuna padahal cowok itu masih memejamkan mata. Baru juga Arjuna membuka mata, Vero mengambil kerah Arjuna dan MENONJOK hingga tubuh Arjuna oleng.

Danish menghentikan pergeludan itu dan menyuruh Savina mengevakuasi si kembar.

"Lo tadi ngapain disini, Jun?" tanya Reza mencoba sabar. Tapi Arjuna gak menjawab. Dia malah mengalihkan pandangan dari tatapan mereka.

"Tidur lah, ngapain lagi!" seru Amanda. Emang ini cewek kompor banget SIALLL.

Arjuna tersenyum sinis. Dia gak membantah tapi juga gak membenarkan.

Danish mengacak-acak rambutnya tanda frustasi. Dia capek banget asli sama tingkah Arjuna yang gak mau diatur sama sekali. Dia kira Amanda dan Daisy yang paling parah, ternyata diatas mereka ada Arjuna.

Ayris udah gak tahan lagi. Dia mendekati Arjuna lalu menarik kerah cowok itu dengan kedua tangannya. "Minimal punya otak dipakai, Anjing. Jangan cuma jadi pajangan!" seru Ayris dengan nada ketus. Kelihatan ingin melupakan emosi tapi masih sia tahan.

"Jelasin apa gue bunuh lo sekarang?!"

Yudha menenangkan Ayris. Dia menyuruh Ayris untuk melepaskan kerah Arjuna. "Nanti gue yang ngomong sama Arjuna."

Ayris ketawa sinis. "Kapan? Lo aja gak pernah ngomong buat selesain masalah lo sama Savina!"

YUDHA KENA LAGI BUSET DAH. Ayris kalau udah emosi semuanya kena anjing. Makanya kalau cewek itu emosi, Vero dan Alvin milih menjauh.

TAKUT COK.

"Nanti kalau situasinya udah reda. Maksa Arjuna gini malah bikin dia makin gak mau ngomong."

Savina ikut menenangkan Ayris. Dia paham perasaan Ayris karena dia juga emosi banget sama Arjuna. Emang bangsat itu orang. Tapi kelakuan orang lain gak bisa kita kendalikan. Daripada marah-marah sehingga membuat kita dipenuhi energi negatif dan ujungnya menyakiti diri sendiri, lebih baik meredakan emosi dulu. Gak dipendam, tapi dikendalikan.

Bulan dan Daisy memilih diam. Mereka gak mau ikut campur soalnya sadar diri.

Wisnu dan Caca asik makan dipojokan. Laper cuk setelah melawan monster yang gilanya gak ngotak. Gak sih, sebenarnya Wisnu yang ngide mengajak Caca makan supaya maknae kita ini gak kepikiran. Caca tuh gak suka lihat ada yang bertengkar gini makanya Wisnu ajak makan aja deh.

"Gak heran gue kalau setiap kita pindah gedung ada aja yang berulah. Manusia kadang yang jadi sumber masalah utama," keluh Alvin.

Farel dan Erlan mengangguk setuju.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang